4 Fakta Hasil Investigasi Kebakaran Bus di Bandara Ngurah Rai

Ternyata tidak ada pelatihan penggunaan APAR

Badung, IDN Times - Terbakarnya satu unit bus milik Gapura Angkasa yang melayani penumpang di area parkir Apron Terminal Internasional Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai, Jumat (6/9) sekitar pukul 13.25 Wita lalu, mulai terkuak penyebabnya. Berikut ini penjelasannya:

1. Tiga indikasi penyebab kebakaran

4 Fakta Hasil Investigasi Kebakaran Bus di Bandara Ngurah RaiIDN Times/Muhammad Khadafi

Pihak otoritas Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali langsung melakukan investigasi terkait hal tersebut. Dari hasil investigasinya, tercatat ada tiga yang terindikasi menyebabkan kebakaran.

Pertama ialah lemahnya quality control terhadap pemeliharaan Apron Passangers Bus (APB) PT Gapura Angkasa. Kedua, kurangnya kepatuhan terhadap regulasi terkait peralatan Ground Support Equipment (GSE) khususnya APB. Ketiga, kurangnya pengetahuan pengemudi APB saat menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam kondisi darurat.

2. Kurangnya pengawasan dan para driver tidak dilatih menggunakan APAR

4 Fakta Hasil Investigasi Kebakaran Bus di Bandara Ngurah RaiDok.IDN Times/Istimewa

Elfi Amir, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali, menyampaikan adanya kelemahan pengawasan di pihak maintenance, yang seharusnya dilaporkan ke supervisor agar berjalan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). 

"Pengawasan harus ada supervisor jadi setiap dicek, habis pengecekan dilaporin ke supervisor. Misalnya driver habis cek ke kendaraannya kasih ke mekanik," kata Elfi saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (11/9) lalu.

"Kemudian, surat perbaikan harusnya ada di supervisor. Ini pengawasan maintenance lemah harusnya tertulis. Kalau ada kerusakan melapor ke mekanik. Sebetulnya, SOP-nya setelah diperbaiki dia lapor ke supervisor. Supervisor bikin (Tertulisnya) itu yang tidak ada," sambung Elfi.

Elfi kemudian menjelaskan mengenai kurangnya kepatuhan terhadap regulasi. Hal tersebut karena belum adanya pelatihan bagi para driver seperti pemakaian APAR.

"Harusnya ada pelatihan. Itu tidak pernah ada pelatihan. Waktu bikin tanda izin mengemudi di Kantor Otoritas, dia (Driver) diberikan pelatihan bagaimana memakai APAR. Tapi pelaksanaannya tidak ada. Kemarin tanggal 10, saya kumpulkan seluruh airline supaya para driver itu dikasih pelatihan menggunakan APAR. Nah, mungkin perlu biaya besar. Jadi saya mengintruksikan gon holding dan airline, sehingga pernah melakukan pelatihan," terangnya.

Tambah Elfi, para driver tidak mengerti cara memakai APAR. Sehingga ketika peristiwa kebakaran bus langsung panik, dan tidak paham harus menyemprot yang mana.

"Yang pasti driver-nya tidak pernah memakai APAR. Tidak mengerti. Jadi kalau ada kejadian, panik saja. Karena memang kita investigasi tidak pernah melakukan pelatihan," jelasnya.

3. Penyebab kebakaran adanya arus pendek di daerah aki

4 Fakta Hasil Investigasi Kebakaran Bus di Bandara Ngurah RaiDok.IDN Times/Istimewa

Sementara penyebab kebakaran satu unit bus tersebut karena adanya harus pendek di daerah dekat aki yang menimbulkan percikan api.

"Kayaknya kalau sementara kelihatan ada arus pendek itu di daerah dekat aki di belakang mesinnya itu," katanya.

4. Tidak ada sanksi untuk Gapura Angkasa

4 Fakta Hasil Investigasi Kebakaran Bus di Bandara Ngurah RaiDok.IDN Times/Istimewa

Elfi menegaskan, pihak Gapura Angkasa tidak dikenakan sanksi terkait kebakaran bus tersebut. Namun lebih kepada pembinaan.

"Sanksi tidak ada yah, kita sebagai kantor otoritas melakukan pembinaan. Jadi kita memberikan ke Gapura supaya kejadian ini menjadi perhatian, supaya memperbaiki dan rekomendasi-rekomendasi kita di jalani dan diperbaiki supaya tidak terulang lagi," ujar Elfi.

Elfi lalu menambahkan hasil kesimpulan dari investigasinya. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan safety recommendation yang harus ditindaklanjuti oleh setiap stakeholder terkait. Berikut ini di antaranya:

  1. Pembuatan pedoman pemeliharaan peralatan APB
  2. Update peraturan terkait peralatan GSE
  3. Peningkatan pengetahuan personel dalm penggunaan APAR
  4. Konsistensi terhadap pedoman yang telah dibuat.

"Dalam waktu dekat setiap stakeholder terkait diharapkan membuat corrective action plan untuk setiap safety recommendation tersebut. Sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan jasa angkutan udara di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali," tutupnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya