Bali Masuk Destinasi No List Tahun 2020, PHRI: Berita Memprihatinkan

Gimana pendapatmu?

Denpasar, IDN Times - Media pariwisata asal Amerika Serikat, Fodor's Travel, mencantumkan nama Bali ke dalam daftar destinasi yang dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada tahun 2020 atau No List. Pemberitaan ini membuat khawatir para pelaku pariwisata di Pulau Dewata.

1. PHRI Bali menilai berita itu tidak tepat

Bali Masuk Destinasi No List Tahun 2020, PHRI: Berita Memprihatinkanjourneyera.com

Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ray Suryawijaya, mengaku pihaknya merasa khawatir atas pemberitaan itu. Menurutnya pemberitaan itu tidak tepat.

"Ini berita yang memprihatinkan kepada kepariwisataan. Jadi, alasannya tidak tepat Bali over wisatawan yang datang," kata Suryawijaya saat dihubungi, Selasa (19/11).

2. Bali masih layak untuk dikunjungi

Bali Masuk Destinasi No List Tahun 2020, PHRI: Berita MemprihatinkanInstagram.com/baliairport

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung ini juga menerangkan, bahwa Bali mempunyai 146 ribu kamar hunian untuk menampung wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnu), dengan tingkat hunian sembilan juta atau mencapai 90 persen kunjungan wisatawan.

"Ini kan baru enam jutaan (Wisatawan) dikomentari Bali sudah over turis, itu salah. Tingkat hunian di Bali ini rata-rata baru hanya 65 persen. Artinya ada hotel yang (Terhuni) 60 hingga 80 persen," ujarnya.

"Kalau saya bilang average (Rata-rata) enam juta tamu yang ada dengan long stay (Masa tinggal) lima hari, rata-rata juga baru 65 persen. Jadi masih ada tersisa kamar 35 persen. Maka itu, Bali masih layak dikunjungi terus dan untuk menambahnya kita lagi gencar berpromosi sampai tingkat hunian 89 persen," sambung Suryawijaya.

Baca Juga: Pariwisata di Bali Manfaatkan Air 15 Kali Lebih Besar dari Warga Lokal

3. Fasilitas infrastruktur terus dibenahi oleh Pemerintah Provinsi Bali

Bali Masuk Destinasi No List Tahun 2020, PHRI: Berita MemprihatinkanPexels.com/Francesco Ungaro

Ia menegaskan, saat ini kedatangan wisman di Bali mencapai enam juta, wisnu sekitar 10 juta per tahun, dan rata-rata tingkat hunian secara regional mencapai 65 persen.

"Artinya kita masih punya room 35 persen. Kenapa dibilang over tourist, jadi itu tidak tepat," jelasnya.

Suryawijaya melanjutkan, sebenarnya kunjungan wisatawan di Bali belum sampai ke angka 90 persen. Setiap tahunnya ditargetkan harus ada peningkatan wisatawan minimum 10 persen, dan maksimum 20 persen. Hasil ini menandakan bahwa kondisi di Bali masih bisa dikunjungi oleh wisman.

Namun ia juga mengakui memang pariwisata di Bali masih memiliki problem. Seperti infrastruktur agar mengatasi kemacetan, sampah, dan keamanan. Tetapi dari pihak Pemerintah Provinsi Bali sudah proaktif untuk memperbaiki hal itu. Satu di antaranya pembangunan shortcut atau jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani.

"Hal itu untuk (Menyambung) Bali selatan dan utara, adanya pemerataan dan infrastruktur kita pada saat (Proses) pembenahan," ungkapnya.

"Tapi menurut saya, kita di satu sisi tetap perbaikan ke dalam dan destinasi harus dibenahi untuk meningkatkan daya saing. Jadi fasilitas seperti infrastruktur, keamanan, kebersihan yang sering disoroti perlu dilakukan pengembangan dan peningkatan. Promosi keluar perlu ditingkatkan," tutupnya.

4. Bali disebut darurat sampah dan krisis air bersih

Bali Masuk Destinasi No List Tahun 2020, PHRI: Berita Memprihatinkankidsdiscover

Seperti diketahui, Fodor's Travel meluncurkan daftar destinasi yang lebih baik dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada 2020 atau No List. Fodor's Travel mencantumkan Pulau Bali dalam daftar tersebut.

"Bali, pulau yang paling banyak dikunjungi di Indonesia telah menderita efek pariwisata massal dalam beberapa tahun terakhir. Sampai pemerintah menarik pajak turis untuk membantu memerangi efek (Pariwisata massal) terhadap lingkungan," dikutip dari situs Fodors.com.

Selain itu, Fodor's Travel menyebutkan, Bali pada tahun 2017 dideklarasikan sebagai kawasan darurat sampah. Lantaran terlalu banyak sampah plastik di pantai dan perairan. Bali juga disebut sebagai wilayah yang mengalami kelangkaan air bersih karena pembangunan vila, dan lapangan golf yang berdampak pada petani lokal, serta masih banyak lainnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya