Pakai Trik ala Sulap, 2 Pria Mengaku Bisa Gandakan Uang di Bali

Mereka hanya bermodal dompet dan kotak. Ckckck

Denpasar, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Bali berhasil menangkap otak pelaku penipu penggandaan uang, Abu Hari bersama sopirnya, Agus Jauhari di Jalan Pidada, Ubung, Denpasar, Rabu (24/4) kemarin. Mereka telah menipu Ni Ketut Sudiasih bulan Maret lalu dan dilaporkan ke polisi tanggal 11 April 2019.

Para pelaku memperdaya korban dengan modus bisa menggandakan uang. Korban yang percaya lalu menyerahkan harta benda di antaranya emas seberat 30 gram, 18 ribu dolar Amerika Serikat, Rp20 juta, dan dua buah ponsel.

Dari pengakuan para pelaku, ada satu nama yang disebut. Ia adalah Gusti Ngurah. Gusti Ngurah merupakan penghubung antara pelaku dan korban. Kini, pihak kepolisian sedang memburunya.

1. Korban awalnya mengeluh mengalami kesulitan keuangan

Pakai Trik ala Sulap, 2 Pria Mengaku Bisa Gandakan Uang di BaliIDN Times/Imam Rosidin

Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Andi Fairan, menjelaskan bagaimana pertemuan antara korban dan pelaku itu terjadi. Sekitar bulan Maret 2019, korban mengeluh sedang mengalami kesulitan keuangan, sampai akan menjual losmen yang dimilikinya.

Mengetahui itu, Sarwa, kakak ipar dari korban, lalu menceritakan kondisi tersebut kepada Gusti Ngurah. Di tengah cerita itu, Sarwa menanyakan Gusti Ngurah, apakah ada orang yang bisa membantu Sudiasih supaya kondisi keuangannya pulih kembali. Dari sinilah awal mula pelaku dan korban bertemu.

Sebab saat itu Gusti Ngurah langsung menyebut seseorang bernama Abu Hari yang dianggapnya bisa membantu Sudiasih. Ia lalu memperkenalkan korban kepada pelaku yang dipercaya memiliki kemampuan bisa menggandakan uangnya. Akhirnya, nomor telepon korban diberikan kepada Abu Hari.

"Jadi Gusti Ngurah adalah penghubung kelompok penipuan ini di Bali," kata Andi.

2. Untuk meyakinkan korban, pelaku melakukan dua trik, supaya percaya jika ia sanggup menggandakan uang

Pakai Trik ala Sulap, 2 Pria Mengaku Bisa Gandakan Uang di BaliIDN Times/Imam Rosidin

Setelah mendapatkan nomor telepon, Abu Hari menghubungi korban. Mereka kemudian sepakat bertemu di rumah korban. Pelaku lantas dua kali mencoba meyakinkan korban, bahwa ia benar-benar memiliki kemampuan untuk menggandakan uang.

Pertama, mengelabuinya dengan cara membawa dua dompet yang sama. Satu dompet tersebut berisi uang Rp4,1 juta, dan satunya lagi kosong. Korban yang sudah menyiapkan uang Rp4,1 juta disuruh mencatat nomor serinya dan dimasukkan ke dalam dompet yang kosong.

Pelaku lantas mengajak korban ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk menyetor uang tunai Rp4,1 juta yang ada di dompet tersebut ke rekening pribadi korban. Setelah kembali ke rumah, pelaku mengeluarkan uang Rp4,1 juta dari dompet yang sejak awal sudah ada uangnya. Sehingga seolah-olah benar-benar terjadi penggandaan uang.

Untuk meyakinkan korbannya lagi, pelaku melakukan trik yang kedua. Yaitu korban diminta menyiapkan lembaran uang pecahan seribu, Rp2 ribu, Rp5 ribu, dan Rp10 ribu masing-masing 20 lembar. Tapi di kesempatan lain dan tanpa sepengetahuan korban, pelaku sudah menyiapkan uang pecahan Rp10 ribu hingga Rp200 ribu yang dimasukkan ke dalam kain.

Kemudian, korban disuruh memasukkan uang pecahan yang ia miliki ke dalam kain itu. Sehingga seolah-olah uangnya berubah menjadi pecahan uang yang lebih besar. Saat itulah korban menjadi sangat percaya.

"Sehingga korban betul-betul yakin dan percaya terhadap kemampuan pelaku," terangnya.

3. Penipuan terjadi di pertemuan ketiga. Ritual menggunakan kotak kosong

Pakai Trik ala Sulap, 2 Pria Mengaku Bisa Gandakan Uang di BaliIDN Times/Imam Rosidin

Proses penipuan baru terjadi pada pertemuan ketiga. Korban disuruh menyiapkan ritual lagi dengan jumlah uang yang lebih besar. Yakni, 18 ribu Dolar Amerika Serikat atau setara Rp262 juta, uang Rp30 juta, dan 30 gram emas. Kemudian pelaku membawa dua kotak yang sama mirip. Korban lantas diminta untuk memasukkan barang-barang tersebut ke dalam kotak. Satu hal yang sangat disayangkan adalah uang tersebut diperoleh korban dengan cara meminjam.

"Lalu, pelaku perintahkan korban untuk memasukkan uang tersebut yang sekitar hampir Rp300 juta ke dalam satu kotak," kata dia.

Pelaku melanjutkan tipu dayanya dengan melakukan ritual. Kotak yang berisi uang dibawa oleh pelaku, sementara kotak yang kosong dimasukkan ke dalam lemari. Kotak tersebut dalam kondisi digembok dan diberi cairan soda api sehingga tak bisa dibuka. Maka, usailah ritual itu.

Korban lalu menghubungi pelaku karena ingin membuka kotak tersebut. Saat ditelepon, pelaku kembali menipu korban. Ia mengatakan kotak itu bisa dibuka dengan menggunakan minyak kasturi seharga Rp70 juta. Korban tetap percaya dan mentransfer uang. Namun setelah dibuka, ternyata kotaknya kosong dan tak ada uangnya. Sehingga korban melapor ke polisi.

4. Modus penipuan ganda uang ini bukan aksi pertama. Mereka sudah melakukannya empat kali di Bali

Pakai Trik ala Sulap, 2 Pria Mengaku Bisa Gandakan Uang di BaliIDN Times/Imam Rosidin

Fairan menambahkan, setelah dikembangkan ternyata ini adalah jaringan. Pelaku sudah melakukan praktik penggandaan uang empat kali sebelumnya di Bali. Pertama di Trunyan Rp40 juta, Buleleng Rp9 juta dan Rp30 juta, serta Gilimanuk Rp21 juta.

"Kami akan kembangkan terus. Korbannya terakhir yang besar dan kami akan kembangkan. Untuk mencari mangsanya di Bali pelaku menggunakan Gusti Ngurah sebagai perantara. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita tangkap," tegasnya.

Total kerugian yang dialami korban terakhir adalah sekitar Rp300 juta, ditambah 30 gram emas. Uang tersebut dibagi untuk Gusti Ngurah Rp150 juta, sopir Rp15 juta, dan sisanya untuk dirinya sendiri sebagai keperluan sehari-hari.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya