Nasib 10 Mahasiswa Papua di Bali, Kontrak Rumah Tak Dibayar Pemdanya

Mereka sudah bersurat tapi pemda Papua tak merespon

Denpasar, IDN Times - Sekitar 10 mahasiswa asal Papua yang tinggal di asrama putra Jalan Pulau Sula, Denpasar terancam tak bisa lagi menempatinya. Mereka diberi waktu hingga 20 Juli 2019 untuk mengosongkan bangunan rumah tersebut karena Pemerintah Daerah Papua belum melunasi pembayaran sewa tiga tahun kontraknya.

1. Sudah pernah menyurati Gubernurnya namun belum ada respon

Nasib 10 Mahasiswa Papua di Bali, Kontrak Rumah Tak Dibayar PemdanyaIDN Times/Imam Rosidin

Gusti Ayu Sukawerti, pemilik rumah tersebut, mengatakan pembayaran oleh Pemda Papua terhenti sejak 2017 sampai sekaranh. Ia juga sudah berkomunikasi dan bersurat kepada pemerintah setempat namun belum ada respon. Hanya dijanjikan akan dibayar tapi tidak ada kelanjutan.

"Sudah pernah saya surati ke Gubernur Papua juga tapi juga tak kunjung ada respon," katanya, Minggu (14/7).

2. Proses transaksi sewanya bermodalkan kepercayaan sejak 2008

Nasib 10 Mahasiswa Papua di Bali, Kontrak Rumah Tak Dibayar PemdanyaPexels.com/Rawpixel

Ia sangat berharap kontrakan yang belum terbayar itu segera dilunasi. Pasalnya, ia juga membutuhkan biaya untuk perbaikan rumah tersebut dan operasionalnya. Selain itu janda dengan tiga anak ini juga butuh biaya untuk kehidupan sehari-hari.

Rumah tersebut sudah disewakan ke Pemprov Papua sejak 2005. Perjanjiannya dibuat hingga 2007 dengan surat perjanjian yang jelas. Namun karena sudah percaya, proses transaksi sewa itu hanya bermodalkan saling kepercayaan untuk pembayarannya (Tanpa perjanjian yang jelas) sejak tahun 2008 sampai 2016. Pembayaran itu masih rutin dilakukan, dengan cara didatangi dan diserahkan secara tunai.

3. Ia hanya dijanjikan akan dibayar setelah hari raya. Namun...

Nasib 10 Mahasiswa Papua di Bali, Kontrak Rumah Tak Dibayar PemdanyaIDN TImes/Reza Iqbal

Memasuki tahun 2017 ada negosiasi lagi, dan sepakat nilai kontraknya Rp80 juta per tahun untuk rumah berjumlah 15 kamar tersebut. Pemda Papua juga menyetujuinya dengan nilai tersebut. Namun sewa kontrak itu tak kunjung dibayar sampai sekarang.

"Terakhir komunikasi dua bulan yang lalu, katanya dijanjiin akan segera dibayar setelah hari raya. Begitu aja terus selama tiga tahun, tapi nyatanya hingga sekarang gak dibayar," katanya.

4. Pihak mahasiswa juga berharap Pemda Papua memperhatikan

Nasib 10 Mahasiswa Papua di Bali, Kontrak Rumah Tak Dibayar PemdanyaIDN Times/Reza Iqbal

Sementara itu Yesaya, mahasiswa asal Papua yang tinggal di asrama, mengaku sudah mendengar jika harus mengosongkan asramanya. Terkait itu, ia mengaku kecewa dengan Pemda Papua karena tak segera membayar uang kontraknya. Padahal asrama tersebut jadi tempat belajar dan bisa menghemat biaya juga.

"Ya kami keberatan berusaha bagaimana agar pemda datang melihat kondisi di sini. Kesian juga ibunya juga nunggak udah lama," ujarnya.

Pihaknya juga mengaku sudah mengirim proposal serta memberitahukan hal ini ke Pemda Papua. Namun hingga kini belum ada kabar juga. Ia berharap mahasiswa Papua di Denpasar diperhatikan dan dibuatkan asrama yang permanen.

"Proposalnya kasih masuk ke sana tapi belum ada kabar juga sampai sekarang. Harapannya kira-kira harus ada asrama yang permanen gitu, biar kita bisa belajar dengan tenang juga," harap mahasiswa semester IV Universitas Warmadewa jurusan Hukum ini.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya