Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air Bersih

Pulau Bali indah, tapi kondisi penduduknya seperti ini

Karangasem, IDN Times - Hampir setiap tahun, beberapa desa di Kabupaten Karangasem mengalami kekeringan. Pasalnya, 98 persen kontur tanah di Karangasem merupakan tanah kering. Mereka sangat bergantung pada sumber mata air dan air hujan.

1. Distribusikan 60 ribu liter ke Desa Nawakerti

Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air BersihANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem bersama Palang Merah Indonesia (PMI), dalam seminggu terakhir sudah mengirimkan 60 ribu liter air bersih untuk tiga cubang atau penampung air di Desa Nawakerti, Kecamatan Abang. Air dikirimkan menggunakan mobil tangki yang menampung 5000 liter.

"Kekeringan kebutuhan air bersih ada. Yang baru mengajukan distribusi air bersih Desa Nawakerti. BPBD dan PMI sudah supply air untuk cubang atau tempat-tempat air untuk kepentingan umum," kata Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, saat dihubungi, Minggu (14/7) lalu.

2. Wilayah Karangasem bagian atas mengandalkan air hujan

Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air BersihANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Arimbawa menjelaskan, daerah-daerah di Karangasem yang biasanya mengalami kekeringan air bersih di antaranya Kecamatan Kubu bagian Atas, Kecamatan Abang di Desa Nawakerti. Kemudian Kecamatan Karangasem di Seraya bagian atas, Kecamatan Selat di Sebudi dan Badek. Dari beberapa wilayah itu, hingga kini baru Desa Nawakerti saja yang mengajukan permintaan air bersih.

Sementara Karangasem bagian bawah, menurutnya, keperluan air masih terpenuhi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tetapi di wilayah bagian atas, mereka bergantung pada mata air yang disalurkan melalui pipa desa. Terlebih sekarang ini memasuki musim kemarau, di mana debit airnya juga ikut berkurang.

Mereka juga bergantung pada air hujan. Sehingga membuat cubang atau tempat penampungan air dalam ukuran yang besar untuk menampung air hujan.

"Sebagian besar masih mengandalkan air tadah hujan, yakni ditampung dalam cubang yang besar," ungkapnya.

3. Masyarakat yang membutuhkan distribusi air bersih harap lapor ke dinsos dulu

Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air BersihDok ACT Bali

Untuk mendapatkan distribusi air bersih, masyarakat harus melapor dulu ke Dinas Sosial. Nanti dari sana akan dimintakan bantuan kePMI dan BPBD. Pihak BPBD lalu meninjau desa tersebut untuk memastikan air benar-benar tidak ada. Setelah itu baru dikirimkan air bersih menggunakan mobil tangki.

"Kami mengkaji ke lapangan bahwa di desa tak ada air lagi dan kita pastikan untuk kepentingan umum. Makanya kami cari cubang yang untuk umum. Kalaupun milik pribadi kita buat kesepakatan ini ditaruh di cubang pribadi dan diperuntukkan untuk umum," ujarnya.

4. Mendorong pihak desa membeli mobil tangki menggunakan dana desa

Musim Kemarau Tiba, 5 Desa di Karangasem Krisis Air BersihDok. IDN Times/Istimewa

Ke depannya, ia mendorong kepada wilayah desa yang sering kekurangan air bersih untuk mengalokasikan dana desa untuk membeli mobil tangki air. Jadi bisa digunakan untuk mengambil air selama kekeringan. Ia juga berharap kepada pihak swasta supaya memberikan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk bantuan air bersih, dan ada proyek pipa besar ke wilayah atas Karangasem yang segera dituntaskan.

"Antisipasi lebih luas jika pemerintah tidak bisa supply karena permintaan yang banyak. Kita kerja sama dengan dunia usaha agar kasih SCR. Jadi dunia usaha kita agar siaga untuk antisipasi," harap dia.

Baca Juga: Menteri Susi Lepaskan Bibit Lobster Senilai Rp47 Miliar di Nusa Penida

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya