7 ABK KM Multi Prima yang Hilang Dikabarkan Pakai Life Jacket

Hari ini tim SAR melanjutkan pencarian

Denpasar, IDN Times - Kapal Kargo KM Multi Prima 1 tenggelam dihantam ombak laut yang mencapai ketinggian dua meter di perairan Selat Bali, tepatnya di sebelah barat Pulau Kapoposan Bali, Mataram, Lombok, Kamis (22/11) sekitar pukul 23.25 Wib.

Kapal yang bermuatan bahan bangunan tersebut membawa 14 Anak Buah Kapal (ABK).

1. Tujuh ABK masih dalam pencarian

7 ABK KM Multi Prima yang Hilang Dikabarkan Pakai Life JacketPexels.com/pixabay

Baca Juga: KM Multi Prima yang Tenggelam di Selat Bali Bawa Muatan Bangunan

Kepala Search and Rescue (SAR) Mataram, I Nyoman Sidakarya, mengatakan pagi ini sekitar pukul 05.00 Wita telah diberangkatkan kapal pencari RB 220 Mataram untuk melakukan operasi pencarian. Hingga pukul 07.57 Wita, tujuh Anak Buah Kapal (ABK) yang belum ditemukan sedang dalam pencarian dengan perkembangan masih nihil.

Kapal SAR tersebut beranggotakan 19 orang dari SAR Mataram Polair. "Untuk KM Multi Prima 1 kapal kami sudah bergerak ke TKP. Jam 05.00 Wita berangkat on board 19 orang dari SAR Mataram dan Polair," katanya, saat dihubungi, Minggu (25/11) pagi.

Adapun untuk cuaca hari ini, lanjut Sidakarya, sangat cerah. Sehingga sangat mendukung untuk melakukan operasi SAR hari ini.

2. Tujuh ABK yang hilang menggunakan life jacket

7 ABK KM Multi Prima yang Hilang Dikabarkan Pakai Life JacketInstagram.com/jibakushop

Ia melanjutkan, tujuh ABK yang masih dalam pencarian ini diinformasikan menggunakan jaket pelampung. Sehingga ia berharap, mereka dievakuasi oleh kapal yang melalui jalur tersebut.

"Mudah-mudahan 7 orang ini sudah dievakuasi oleh kapal-kapal yang melewati jalur tersebut," ucapnya.

3. Dihantam gelombang buruk

7 ABK KM Multi Prima yang Hilang Dikabarkan Pakai Life Jacketpilotonline.com

Baca Juga: KM Multi Prima Tenggelam di Selat Bali, 7 ABK Hilang

Ia mengatakan, KM Multi Prima 1 tenggelam setelah dihantam gelombang laut yang mencapai dua meter. Saat itu, cuaca memang sedang dalam kondisi ekstrem dan tidak bersahabat.

"Waktu kejadian memang cuaca buruk dan gelombang tinggi kemudian dihantam. Ya, cuaca ekstrem saat itu," imbuhnya.

Kapal yang tenggelam tersebut berangkat dari Surabaya dan menuju Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kapal yang memuat 14 orang ini lalu tenggelam dihantam gelombang tinggi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya