6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat Belerang

Semoga peternak ikannya dapat rejeki yang baru ya

Bangli, IDN Times - Lebih dari ribuan ikan nila di keramba milik warga di Danau Batur mati, Senin (15/7) lalu. Belerang yang menyembur dari dasar danau disebut sebagai penyebab matinya 6,2 ton ikan ini. Kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan juta Rupiah.

1. Total ada 6,2 ton ikan yang mati

6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat BelerangDok.IDN Times/Istimewa

Data dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan Dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, ada 10 pembudidaya yang ikannya mati di keramba. Total dari 10 pembudidaya ikan tersebut, yang mati mencapai 6,2 ton atau tepatnya 6.241 kilogram.

Rata-rata ikan yang mati memiliki ukuran 3 sampai 4 ekor per kilogramnya. Ikan mati terbesar milik pembudidaya asal Desa Batur Tengah bernama Ketut Wania.

2. Ini sudah jadi fenomena tahunan akibat semburan belerang dari dasar Danau Batur

6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat BelerangIlustrasi belerang. (Pixabay.com/afandi_ahmad_syaikhu)

Kepala Dinas PKP Bangli, I Ketut Sukartana, mengatakan matinya ikan ini terjadi hampir setiap tahun, terutama pada bulan Juli hingga Agustus. Penyebabnya disebut karena semburan gas belerang yang bersumber dari dasar danau. Semburan ini menyebabkan air menjadi keruh dan kandungan oksigennya berkurang.

"Ini fenomena alam yang setiap tahun terjadi karena topografi gunung batur hampir setiap tahun terjadi," kata dia saat dihubungi, Kamis (18/7).

Matinya ikan-ikan ini sebenarnya sudah terjadi sejak Minggu (14/7) lalu. Menurutnya, hampir setiap tahun pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada para pembudidaya, seperti mengurangi penebaran benih hingga 50 persen, dan mempercepat panen saat mendekati bulan Juli. Hal ini untuk meminimalisir kerugian yang lebih banyak. Ditanyaa berapa kerugian saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan.

"Tim kami sudah mengawal dan kami hampir setiap tahun membuat edaran untuk antisipasi kerugian lebih parah. Kalau penebaran benih, jangan terlalu penuh atau 50 persen atau panen lebih awal sebelum Juli untuk meminimalisir kerugian," ungkap Sukartana.

3. Setiap 2,5 ton ikan kerugiannya diperkirakan bisa mencapai Rp75 juta

6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat BelerangIDN Times/Reza Iqbal

Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dari Dinas PKP Bangli, Nyoman Widiana, mengaku kerugian pasca kejadian ini belum bisa dirinci. Namun setiap 2,5 ton ikan kerugiannya diperkirakan bisa mencapai Rp75 juta. Ia menjelaskan, para warga yang memiliki keramba ini sebenarnya sudah tahu dengan fenomena tahunan ini. Tetapi beberapa di antara mereka belum sempat panen ikan sehingga saat belerang muncul, ikannya mati.

"Sebenarnya pembudidaya sudah tahu. Cuman ada beberapa yang waktunya panen karena menunggu upacara di pura belum sempat panen. Jadi yang kena ikan yang siap panen semuanya," jelasnya.

4. Kondisi air danau sempat dicek dan sudah normal, namun alam tidak bisa diprediksi

6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat BelerangDok.IDN Times/Istimewa

Meski jadi fenomena tahunan, namun pada 2018 lalu tidak muncul. Kasus terparah pernah terjadi pada tahun 2011 lalu, karena jumlah ikan yang mati cukup banyak.

"Ini masuk musim dingin dan belerang naik. Tapi tak bisa diprediksi kapan tanggalnya," katanya.

Pada Senin (15/7) lalu, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel air dari kedalaman 10 meter di tiga lokasi. Yaitu Desa Buahan, Desa Kedisan, dan Desa Batur Tengah (Banjar Dinas Seked dan Toyabungkah). Hasilnya, kandungan oksigen di dalam air memang sangat tipis. Kandungan belerangnya berada di angka 0,195 ppm (parts per million). Padahal ambang kelayakan atau normalnya 0,80 ppm.

Sedangkan kandungan oksigen yang larut dalam air berada di angka 0,3 ppm, normalnya berada di ambang 3-6 ppm. Namun saat diperiksa hari ini (18/7), kandungannya kembali normal. Artinya, belerang di dasar danau sudah tidak muncul lagi. Kendati demikian, ia belum berani memprediksi apakah sudah berhenti total.

"Ini sangat kurang oksigennya. Tadi pagi saya ke lokasi dan dicek normal airnya. Ini belum muncul belerang karena ini alam kami tak bisa prediksi," pungkasnya.

Baca Juga: Gempa Pemicu Tsunami 20 Meter Berpotensi Terjadi di Selatan Jawa

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya