Gunung Agung Mengeluarkan Lontaran Lava Pijar

Masih level siaga

Karangasem, IDN Times - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem kembali mengalami erupsi, Kamis (4/4) sekitar pukul 01.31 Wita. Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBKG) mengatakan, tinggi kolom abu kurang lebih dua ribu meter di atas puncak. Suara gemuruh juga terdengar di beberapa desa.

1. Ada lontaran lava pijar

Gunung Agung Mengeluarkan Lontaran Lava PijarInstagram.com/gunungapi_agung

Dalam laporan itu, erupsi gunung setinggi 3.642 meter di atas permukaan laut ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm, dan durasi kurang lebih tiga menit 27 detik. Selain itu letusan tersebut mengakibatkan hujan abu di sejumlah wilayah.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, mengatakan erupsi semalam merupakan jenis strombolian. Artinya, erupsi yang disertai lontaran batu atau lava pijar. Jadi terlihat terang saat malam hari.

"Ya, semalam Gunung Agung erupsi lagi. Strombolian itu erupsi yg disertai dengan lontaran batu atau lava pijar. Jadi terang kelihatannya kalauterjadi malam hari," katanya saat dihubungi.

2. Hujan abu hingga ke Pura Besakih

Gunung Agung Mengeluarkan Lontaran Lava PijarDok. IDN Times/Istimewa

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan erupsi menyebabkan hujan abu di sejumlah lokasi. Di antaranya di Desa Besakih, Pura Gae, Temukus, dan Pempatan.

Kini BPBD Karangasem beserta Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan pembagian masker di daerah tersebut. Kendati demikian, persembahyangan di Pura Besakih tetap berjalan seperti biasa.

"Masyarakat saat ini tetap tenang. Pura Besakih berada di luar radius 4 km (Tepatnya berada di radius 6-7 km). Sehingga tetap aman untuk umat  atau pamedek yang melakukan persembahyangan," katanya.

3. Statusnya masih tetap siaga

Untuk diketahui, Gunung Agung saat ini berada pada Status Level III (Siaga). Masyarakat di sekitar Gunung Agung diminta agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu, mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi.

Terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya