Gunung Agung Erupsi Selama 39 Detik Pagi Tadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karangasem, IDN Times - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem kembali mengalami erupsi, Minggu (17/3) sekitar pukul 08.03 Wita. Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan, tinggi kolom abu yang teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak.
1. Terekam erupsi selama 39 detik
Dalam laporan tersebut juga mengatakan erupsi gunung setinggi 3.642 meter di atas permukaan laut ini. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan berdurasi 39 detik. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur.
2. Dua hari yang lalu sebabkan hujan abu
Sehari sebelumnya, yakni Sabtu (16/3) pukul 18.27 Wita, Gunung Agung juga mengalami erupsi. Saat itu kolom abu mencapai 1.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.142 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasinya kurang lebih 1 menit 23 detik.
Pada erupsi kemarin, empat desa di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, terpapar hujan abu tipis. Keempatnya adalah Desa Ban pukul 19.10 Wita, Sukadana pukul 19.34 Wita, Tianyar Barat pukul 19.47 Wita dan Tianyar Timur pukul 19.50 Wita.
"Aktivitas masyarakat normal dan korban nihil," katanya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (16/3) kemarin.
3. Status Gunung Agung masih siaga
Untuk diketahui, Gunung Agung saat ini berada pada Status Level III (Siaga). Masyarakat di sekitar Gunung Agung diminta agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu, mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi.
Terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.