Lagi, Bule Perempuan Mengamuk & Rusak Patung Catur Muka di Denpasar

Akhir-akhir ini kok banyak bule ngamuk di Bali ya?

Denpasar, IDN Times - Lagi, seorang warga negara asing (WNA) berbuat onar di Bali. Kali ini seorang bule perempuan yang tak diketahui identitasnya mengamuk, memanjat patung Catur Muka dan merusaknya, di dekat Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Sabtu (2/2) pagi.

Gimana ceritanya?

1. Naik ke atas patung Catur Muka dan merusaknya

Lagi, Bule Perempuan Mengamuk & Rusak Patung Catur Muka di DenpasarInstagram.com/satpolpp_denpasar

Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Nyoman Sudarsana, membenarkan kejadian tersebut. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 Wita. Warga yang mengetahui itu langsung melaporkannya kepada pihak Satpol PP.

Tak berselang lama, petugas Satpol PP datang dan mengamankan bule tersebut. Saat ditanya, bule tersebut menjawab melantur dan tak jelas apa yang dikatakannya. Selain itu, tak ada satu pun identitas yang melekat di badannya.

"Dia naik-naik di patung Catur Muka. Kemudian dilaporkan ke Satpol PP oleh warga," katanya saat dihubungi, Sabtu (2/2) sore.

2. Perempuan asing ini didiagnosa menderita gangguan jiwa

Lagi, Bule Perempuan Mengamuk & Rusak Patung Catur Muka di DenpasarDok.IDN Times/Istimewa

Petugas Satpol PP lalu membawanya ke Puskesmas Denpasar Barat untuk diperiksa. Setelah diperiksa, pihak dokter menyatakan jika bule tersebut mengalami gangguan jiwa. Setelah itu diputuskan untuk membawanya ke Rumah sakit Jiwa (RSJ) Bangli.

"Oleh dokter dinyatakan positif gila setelah didiagnosa. Seandainya diketahui identitasnya ia akan diantarkan ke konsulatnya," imbuhnya.

Namun karena si bule melantur dan tak jelas, membuat petugas kesulitan mencari identitasnya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan imigrasi dan dinas sosial untuk mengetahui identitasnya. Bule tersebut sudah diantarkan ke RSJ Bangli sekitar pukul 10.30 Wita.

"Yang tadi tak bisa diketahui karena tak nyambung. Dia jawab tapi jawabannya tidak nyambung," ungkapnya.

3. Sulit deteksi karena pendeteksian wajah dan sidik jari bagi yang masuk ke Bali sudah ditiadakan sejak tahun 2010

Lagi, Bule Perempuan Mengamuk & Rusak Patung Catur Muka di Denpasarbusinessinsider.com

Sudarsana menambahkan, bahasa yang digunakan bule tersebut adalah bahasa Inggris. Sementara jika dilihat dari perawakan dan wajahnya, diperkirakan berasal dari Eropa Barat.

Sementara itu, Imigrasi Kelas III Denpasar mengaku kesulitan jika ada WNA yang tak membawa identitas dan ditanya tidak nyambung. Sebab sejak tahun 2010 lalu, pendeteksian wajah dan sidik jari bagi yang masuk ke Bali sudah ditiadakan.

Kasi Teknologi dan Sarana Komunikasi Imigrasi Kelas III Denpasar, Bagus A Nugraha, mengatakan peniadaan tersebut karena ada keberatan dari warga yang menganggap pelayanan Imigrasi di bandara lama.

Untuk melakukan pelayanan tersebut, satu WNA dibutuhkan waktu selama lima menit untuk memindainya. Padahal pendeteksian wajah dan sidik jari tersebut penting untuk mengantisipasi bule yang tak diketahui identitasnya.

"Harus dicek warga negara dulu, soal masalah tersebut, dari Dinas Sosial kemudian baru ke kami untu kmencari identitasnya. Untuk memeriksanya bisa dilihat dari bahasa dan paspornya. Cuma kalau tidak ada (Paspor) akan kesulitan," katanya, Sabtu (2/2) malam.

4. Khawatir bule tersebut stres dan identitasnya ditinggal di suatu tempat

Lagi, Bule Perempuan Mengamuk & Rusak Patung Catur Muka di DenpasarSchengen Visa

Ia khawatir bule tersebut stres dan identitasnya ditinggal di suatu tempat. Jadi membuat pihak imigrasi semakin kesulitan untuk mencarinya.

Dengan adanya kasus-kasus semacam ini, pihaknya sudah didorong supaya menggalakkan lagi identifikasi wajah dan sidikjari. Namun ini baru sebatas usulan dan pihaknya mengaku siap kapanpun.

"Tahun 2010 dikomplain karena memperlambat pelayanan. Sekarang saat ada masalah, nanya ke imigrasi susah datanya. Sekarang mau digalakkan semenjak ada bule yang mengais-ngais sampah tempo dulu di Sanur," terangnya.

Ia membandingkan jika di negara lain seperti Singapura dan Malaysia, masih dilakukan deteksi wajah dan sidik jari. Kini di Indonesia sudah ditiadakan. Sekarang hanya nama dan nomor pasportnya saja yang tercatat.

"Tetap, kami akan kirim petugas ke sana (RSJ Bangli) untuk support dan koordinasikan dengan memperkirakan dia dari mana," jelasnya.

Baca Juga: Kapal Kandas di Pelabuhan Gilimanuk, 383 Penumpang Dievakuasi

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya