Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi Afrika

Virus ini ditemukan di Hong Kong. Bali atensi sejak 2018

Denpasar, IDN Times - Virus Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang ditemukan di Hong Kong kini menjadi perhatian dunia. Bali, yang merupakan tujuan wisata dunia turut mengantisipasi hal tersebut sejak Agustus 2018. Bagaimana perkembangan virus ini di Bali?

1. Statusnya sudah waspada sejak Agustus 2018 lalu

Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi Afrikabrightside.me

Kabid Keswan dan Kemavet dari Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Bali, Made Sukerni, mengatakan antisipasi sudah dilakukan sejak Agustus 2018 lalu. Pihaknya telah membuat surat pemberitahuan ke masing-masing Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Bali untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kita bulan Agustus sudah antisipasi pak, ini kan baru ribut nih, kita bulan Agustus kita sudah membuat surat pemberitahuan kepada seluruh kabupaten/kota bahwa kita itu harus melakukan peningkatan kewaspadaan. Kita kan dunia internasional," kata dia, Selasa (14/5).

2. Virus ini dikhawatirkan menyebar dari makanan yang dibawa oleh wisatawan Hong Kong melalui Bandar Ngurah Rai

Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi AfrikaIDN Times/Ayu Wulandari

Pihaknya juga telah bertemu dengan lintas sektor untuk mengantisipasi peredaran virus ini, mengingat Bali memiliki cukup banyak peternakan babi. Kewaspadaannya melalui pengawasan limbah dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, khususnya limbah pesawat-pesawat yang terbang dari Hong Kong. Pasalnya, virus ini dikhawatirkan menyebar dari makanan yang dibawa oleh wisatawan Hong Kong.

"Kita rapat lintas sektor dan kita memiliki tim pakar bagaimana kalau terjadi kasus. Hasil rapat kita saat itu, kita harus membuat SOP, semua mengerjakan apa," ungkapnya.

3. Virus demam babi belum ada obatnya

Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi Afrikabusinessdailyafrica.com

Ia menjelaskan, jenis virus ini hingga kini belum ada obatnya. Jadi, kalau satu peternakan kena satu kasus, maka harus dilakukan pemusnahan. Maka, dalam pertemuan waktu itu juga dibahas apa penggantinya dari hewan ternak yang dimusnahkan karena virus.

"Siapa yang akan mengganti, itu akan dibicarakan nanti," ujarnya.

4. Limbah dari pesawat asal Hong Kong yang turun di Bandar Ngurah Rai dilarang keluar dan harus dimusnahkan

Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi AfrikaInstagram.com/baliairport

Sejauh ini, kata dia, belum ada kasus yang terdeteksi di Bali. Pihaknya terus melakukan antisipasi agar virus itu tidak masuk ke Bali. Sebagai karantina, limbah dari pesawat asal Hong Kong yang turun di Bandar Ngurah Rai dilarang keluar dan harus dimusnahkan.

"Kemudian sementara ini agar dinas peternakan di Badung itu, koordinasi dengan bandara agar limbah sampah dari pesawat Hong Kong itu tidak keluar. Tetap di bandara dengan proses pemusnahan," terangnya.

5. Daftar populasi babi di Bali

Bali Waspadai Bahaya Virus Demam Babi Afrikamalaymail.com

Limbah makanan yang berasal dari Bandara Ngurah RI sebelumnya digunakan oleh peternak babi di Bali sebagai pakan. Tapi kini peternak dilarang menggunakan limbah tersebut. Pihaknya juga menyarankan agar memanaskan limbah sebelum diberikan kepada binatang ternak.

"Peternakan rakyat banyak menggunakan produk limbah atau sampah baik dari restoran atau pesawat. Sementara ini kalau bisa jangan mengambil dari situ," urainya.

Untuk diketahui, data populasi babi di Bali pada tahun 2018 sebanyak 762.408 ekor. Rinciannya:

  • Buleleng: 195.927 ekor
  • Karangasem:142.758 ekor
  • Gianyar: 138.764 ekor
  • Tabanan: 94.348 ekor
  • Badung: 70.356 ekor
  • Bangli: 59.747 ekor
  • Klungkung: 23.308 ekor
  • Jembrana: 22.826 ekor
  • Denpasar: 14.374 ekor

Adapun data tahun 2019 jumlahnya masih dihimpun oleh dinas terkait.

Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Kamu Bisa Ngiler Ketika Tidur, Ada Bahayanya Lho

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya