Warga Ukraina di Bali Merasa Ngeri Melihat Kotanya Dibom dan Hancur

Setiap pagi selalu berharap keluarga mereka selamat

Denpasar, IDN Times – Dampak konflik dua negara di Eropa Timur, Rusia dan Ukraina, juga dirasakan oleh warga negaranya yang saat ini berada di Bali. Upaya memberikan dukungan moral dilakukan melalui aksi damai pada Selasa (1/3/2022), di Kantor Konsulat Kehormatan Ukraina di Denpasar Selatan.

Konsul Kehormatan Ukraina untuk Bali, I Nyoman Astama, menyampaikan bahwa banyak yang kesulitan mendapatkan kiriman dana, menghubungi keluarga, hingga merasakan dampak psikologis lainnya.

Baca Juga: Suara Hati Warga Ukraina di Bali: Kami Ingin Menghentikan Rusia  

1. Stres berat dan bingung apa yang harus dilakukan dalam situasi saat ini

Warga Ukraina di Bali Merasa Ngeri Melihat Kotanya Dibom dan HancurAksi damai warga Ukraina di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Seorang partisipan aksi damai yang merupakan warga Ukraina, Allisa, mengungkapkan bahwa keluarganya tinggal di dekat Kota Kiev dan ia mendapatkan kabar bahwa semua orang tinggal di shelter. Mereka bersyukur masih bisa mengakses listrik, jaringan internet, hingga air bersih. Allisa mengaku stres berat dan kebingungan apa yang harus ia lakukan dalam situasi saat ini.

“Setiap orang di shelter karena keluargaku berada di dekat Kiev. Saya tidak bisa mengatakan semua baik-baik saja, tetapi semua selamat. Hanya stres berat, bingung apa yang harus kami lakukan. Sekarang kami melakukan apa yang kami bisa. Kami mencoba memberitahu dan mengatakan untuk menolak perang Ukraina dan Rusia,” ungkapnya.

Baca Juga: Warga Rusia Sebut Ukraina Tak Hanya Tetangga di Peta, Tapi dari Hati

2. Ingin pulang ke Ukraina dan menitipkan anak kepada teman di Polandia

Warga Ukraina di Bali Merasa Ngeri Melihat Kotanya Dibom dan HancurAksi damai warga Ukraina di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, warga Ukraina yang juga partisipan aksi damai tersebut, Chevganiuk Olga, menyampaikan bahwa saat ini keluarganya, yakni ayah, ibu, adik, keponakan, dan teman-temannya berada di Kiev. Hanya putrinya saja yang saat ini bersamanya di Bali.

Ia menceritakan bahwa setiap pagi hari, mereka selalu membuka handphone dan saling memberi kabar, apakah setiap orang masih dalam kondisi selamat atau bagaimana. Situasi ini baginya sangat mengerikan.

Apabila memungkinkan, ia berencana ingin kembali ke Ukraina, dengan terlebih dahulu menuju Polandia untuk menitipkan putrinya kepada temannya. Setelah itu, ia seorang diri akan kembali ke negaranya untuk menemui keluarganya di sana.

“Putri saya bersama saya. Ibuku, ayahku, adikku, dan keponakanku, dan teman-temanku di Ukraina. Setiap pagi hari, membuka handphone dan mencari pesan, kamu tahu apakah setiap orang masih selamat. Sangat mengerikan ketika mengetahui kotamu hancur dan orang-orang menderita,” ungkapnya.

Baca Juga: Potret Aksi dan Nasib Warga Ukraina di Bali

3. Orang-orang Ukraina yang saat ini masih berada di Bali berusaha melakukan apa saja

Warga Ukraina di Bali Merasa Ngeri Melihat Kotanya Dibom dan HancurAksi damai warga Ukraina di Bali dibubarkan karena tak berizin. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Olga mengakui bahwa orang Rusia, orang-orang di dunia, juga menolak perang. Adapun dalam situasi ini, sangat diperlukan aksi damai dengan turun ke jalan dan menyampaikan suara untuk meminta perlindungan orang-orang Ukraina dari agresi Rusia. Sebagai warga negara Ukraina, ia menginginkan penyelesaikan atas konflik ini tanpa menimbulkan banyak korban meninggal dunia.

Ia menyampaikan bahwa orang-orang Ukraina di Bali saat ini sangat bersedih. Mereka menginginkan kedamaian di tanah kelahirannya. Orang-orang Ukraina yang saat ini masih berada di Bali berusaha melakukan apa saja untuk menolong saudara-saudara mereka.

“Mereka (Rusia) mengebom tanah kami, kota kami. Dan kami harus menjaga apa yang kami punya,” ungkapnya.

4. Mencoba menggalang donasi dan berbicara kepada banyak negara di dunia

Warga Ukraina di Bali Merasa Ngeri Melihat Kotanya Dibom dan HancurAksi damai warga Ukraina di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Menurut Olga, beberapa orang ingin kembali ke Ukraina. Namun mereka tidak bisa kembali karena sejumlah alasan. Beberapa orang Ukraina memutuskan tinggal di Bali karena memiliki anak-anak dan harus melindunginya.

Begitu juga dirinya, jika ia memilih tinggal di Bali, itu artinya ia harus melakukan sesuatu yang berarti untuk saudara-saudara dan negaranya.

“Seperti yang saya lihat pada orang-orang saya. Setiap orang sangat ingin melakukan apa yang mereka bisa lakukan. Orang-orang melakukan penggalangan, orang-orang mencoba menemukan makanan, seragam, apapun yang memungkinkan dari sini. Dari sini saya mencoba menggalang donasi dan berbicara kepada banyak negara di dunia. Setelah donasi ini, kami kirim ke tentara kami,” ungkap Olga.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya