BNPT: 1.000 Laman Penyebar Paham Radikalisme Ditake down, 2.000 Muncul

Informasi ini disampaikan dalam sebuah diskusi di Denpasar

Denpasar, IDN Times – Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Rahmad Suhendro, mengatakan perlu upaya yang terus menerus untuk menangkal penyebaran paham radikalisme, terutama di kalangan generasi muda. Hal itu disampaikan saat Kolonel Rahmad Suhendro menjadi pemateri dalam diskusi publik di Denpasar, pada Kamis (31/3/2022) malam.

Lalu upaya apa saja yang dilakukan oleh BNPT dalam penanggulangan terorisme di kalangan anak muda, khususnya di Bali? 

Baca Juga: Lapas Kerobokan Over Kapasitas 438 Persen, Bali Akan Bangun Lapas Baru

1. Anak muda yang terpapar paham radikalisme cenderung menutup diri

BNPT: 1.000 Laman Penyebar Paham Radikalisme Ditake down, 2.000 MunculKasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel Rahmad Suhendro. (IDN Times / Ayu Afria)

Kolonel Rahmad Suhendro menyampaikan bahwa dalam upaya melakukan pencegahan terorisme di kalangan millennial dan anak sekolah saat ini, BNPT memberikan edukasi di bidang perempuan dan anak di seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut diharapkan bisa mengeliminasi paham radikal teorisme yang berkembang di anak-anak usia dini. Terutama siswa Sekolah Dasar dan guru-gurunya.

“Kami sudah masuk di beberapa bidang. Salah satunya bidang perempuan dan anak. Dari sejak dini kami mulai memberikan edukasi di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, khusus di kalangan millennial, menurutnya indikator yang menunjukkan mereka telah terpapar paham radikalisme adalah cenderung menutup diri. Yang bersangkutan tidak mau mendengarkan peringatan teman-temannya maupun guru. Mereka lebih mendengar kelompok eksklusif, di mana orang umum tidak tahu tentang keberadaan kelompok itu.

2. Bersinergi dengan Diskominfo dan FKPT untuk pengendalian paham radikalisme

BNPT: 1.000 Laman Penyebar Paham Radikalisme Ditake down, 2.000 MunculIlustrasi - Penangkapan Teroris oleh Densus 88 (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

BNPT bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) juga bekerja sama men-take down beberapa website yang digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme. Namun kendalanya adalah mereka muncul kembali dalam jumlah banyak.

“Tidak mudah. Satu kami take down atau seribu kami take down. Dua ribu muncul. Tapi kami berharap semua orang, siapapun, kecuali anak di bawah umur ya, kami katakan mari kita cerdas melihat, mendengar apa yang ada di medsos,” ajak Kolonel Rahmad Suhendro.

Setiap tahunnya BNPT juga melakukan dua jenis survey. Pertama yaitu survey indeks teroris dan kedua survey indeks radikal di seluruh di Indonesia. Namun pihaknya tidak menjelaskan secara gamblang angka survey tersebut. Hanya diakuinya terjadi penurunan sebesar 35 persen.

Kegiatan survey ini menggandeng Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia dan akan dilakukan bulan depan. Hingga saat ini BNPT masih menyusun rencana aksi dan kuisioner tersebut.

“Kita sudah di bawah 35 persen. Terjadi penurunan. Tetapi masih agak tinggi kalau kita berbicara secara internasional,” jelasnya.

3. Pemahaman radikalisme di kalangan generasi millenials Bali tergolong bagus

BNPT: 1.000 Laman Penyebar Paham Radikalisme Ditake down, 2.000 MunculIlustrasi tersangka (IDN Times/Mardya Shakti)

Saat ditanya terkait penyebaran paham radikalisme di kalangan generasi millennials di Bali, Kolonel Rahmad Suhendro mengatakan bahwa kondisi pemahaman radikalisme di kalangan generasi millenials Bali tergolong bagus. Namun BNPT tetap mendorong edukasi atau kontra radikalisasi.

“Bali secara millennialsnya, bagus, baik ya. Bali bagus ya,” jelasnya.

Dalam kondisi saat ini, pihaknya mengungkapkan bahwa banyak generasi muda yang terpapar paham ini melalui media sosial. Kegiatan surveilans dilakukan pada instansi-instansi pemerintahan yang didasari pada dua hal, yakni karena permintaan instansi tersebut dan jika memang ada kaitannya dengan jaringan teroris.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya