Tanjung Benoa Jadi Tsunami Ready Community, Apa Indikatornya?

Diharapkan bisa jadi contoh nih untuk daerah lainnya

Badung, IDN Times – Tanjung Benoa dikukuhkan sebagai Tsunami Ready Community pada Sabtu (28/5/2022) lalu. Ditandai dengan penyerahan sertifikat International Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC kepada Kelurahan Tanjung Benoa, di SMP Negeri 3 Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Sertifikat ini diserahkan langsung oleh Direktur Kantor UNESCO Jakarta, Muhamed Djelid, didampingi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Prof Dwikorita Karnawati, dan UNESCO-IOC Tsunami Unit, Denis Chang Seng, kepada Lurah Tanjung Benoa, I Wayan Sudiana.

Baca Juga: 10 Pesona Pulau Penyu Tanjung Benoa, Rekomendasi Wisata Kece di Bali

1. Kelurahan Tanjung Benoa mendapatkan pengakuan internasional

Tanjung Benoa Jadi Tsunami Ready Community, Apa Indikatornya?Penyerahan sertifikat Internasional Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC kepada Kelurahan Tanjung Benoa, di SMP Negeri 3 Kuta Selatan. (Dok.IDN Times/istimewa))

Kelurahan Tanjung Benoa kini mendapatkan pengakuan International Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC. Tanjung Benoa menjadi daerah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan pengakuan tersebut.

"Penerimaan pengakuan International Tsunami Ready Community merupakan awal dari kerja yang berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana tsunami," ungkap Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati saat itu.

2. Tanjung Benoa akan menjadi percontohan bagi wilayah lainnya

Tanjung Benoa Jadi Tsunami Ready Community, Apa Indikatornya?Pelatihan kesiap siagaan Tsunami di SMP Negeri 3 Kuta Selatan. (Dok.IDN Times/istimewa))

Kelurahan Tanjung Benoa akan menjadi role model bagi desa atau kelurahan pesisir lainnya di seluruh Indonesia, yang mereplikasi nilai dan pengetahuan kebencanaan. Selanjutnya akan disinergikan dengan kearifan lokal di daerah masing-masing. Terutama Bali, yang dikenal memiliki banyak nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diterapkan dalam pengurangan risiko bencana.

Tsunami Ready Community Kelurahan Tanjung Benoa diharapkan menjadi pendukung bagi promosi pariwisata Indonesia dan khususnya Bali. Dapat bermanfaat pada pemulihan pariwisata, dan ekonomi Bali, sehingga terbangun ketangguhan bencana Bali.

“Diharapkan juga Tanjung Benoa mampu menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia, terutama di Bali dalam meningkatkan tanggap darurat bencana,” jelas Cok Ace didampingi Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin.

3. Tanjung Benoa memiliki indikator untuk kesiapan tsunami

Tanjung Benoa Jadi Tsunami Ready Community, Apa Indikatornya?Penyerahan sertifikat Internasional Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC kepada Kelurahan Tanjung Benoa, di SMP Negeri 3 Kuta Selatan. (Dok.IDN Times/istimewa))

Sementara itu Direktur Kantor UNESCO Jakarta, Muhamed Djelid, mengatakan Tanjung Benoa memiliki indikator-indikator yang dibagi dalam tiga kategori besar, yakni penilaian, kesiapan, dan respons yang baik, di antaranya:

  1. Pemetaan dan penetapan zona bahaya tsunami
  2. Perkiraan jumlah orang yang berisiko di zona bahaya tsunami
  3. Identifikasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial
  4. Peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami
  5. Informasi tsunami termasuk tanda-tanda yang ditampilkan untuk umum
  6. Keterjangkauan ketersediaan dan pendistribusian sumber daya kesadaran publik dan pendidikan
  7. Kegiatan sosialisasi atau pendidikan diadakan minimal tiga kali dalam setahun
  8. Latihan tsunami komunitas dilakukan setidaknya dua tahun sekali
  9. Adanya rencana tanggap darurat tsunami komunitas
  10. Tersedianya kapasitas untuk mengelola operasi tanggap darurat selama tsunami
  11. Tersedia sarana yang redundan dan andal untuk menerima peringatan tsunami resmi 24 jam secara tepat waktu.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya