Tak Semua Muslim di Denpasar Memperingati Nuzulul Qur'an

Kalau di daerahmu sendiri gimana, guys?

Denpasar, IDN Times – Nuzulul Qur'an yang diperingati setiap 17 Ramadan pada tahun ini akan dilaksanakan tanggal 29 Maret 2024. Sejumlah umat Islam di wilayah Provinsi Bali sendiri tidak mengagendakan perayaan khusus ini seperti di daerah lainnya. Hal ini disampaikan oleh pengurus Masjid di Kampung Islam Kepaon, Sayuti. Kampung muslim di wilayah Denpasar Selatan ini biasanya selalu identik dengan perayaan setiap tahunnya.

“Untuk Nuzulul Qur'an gak ada acara-acara khusus,” jawabnya singkat, pada Sabtu (23/3/2024).

Lalu bagaimana dengan warga muslim lainnya?

1. Tinggal di lingkungan kampung muslim, mengikuti Maleman

Tak Semua Muslim di Denpasar Memperingati Nuzulul Qur'antumpeng (vecteezy.com/Roy Anditya Kusworo)

Berbeda dengan warga kampung muslim Wanasari di Denpasar. Kampung ini biasa mengadakan tradisi yang dinamakan dengan Maleman. Yakni semua warga di kampung muslim tersebut akan membuat tumpeng yang dibawa ke masjid atau musala setempat bersamaan dengan Salat Tarawih. Untuk kemudian berdoa bersama setelah Salat Tarawih dan dilanjutkan makan bersama.

“Karena mayoritas warga muslim kampung Jawa atau Wanasari adalah warga Madura, maka tradisi malam Nuzulul Qur'an menamakannya atau menyebutnya Maleman,” ungkap M Muhyiddin Syamsuddin, warga yang tinggal di kampung muslim Wanasari.

2. Peringatan Nuzulul Qur'an diselimuti dengan budaya

Tak Semua Muslim di Denpasar Memperingati Nuzulul Qur'anilustrasi membaca Al Quran (pexels.com/RDNE Stock project)

Sementara itu Ketua Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali, Pariyadi atau yang akrab dipanggil Gus Yadi, mengatakan biasanya orang Indonesia menyatukan Nuzulul Qur'an dengan budaya setempat. Hal ini agar Nuzulul Qur'an mudah dicerna dan dimaknai oleh generasi.

Organisasi masyarakat (ormas) ini sendiri memperingati Nuzulul Qur'an dengan membaca Al-Qur'an, menyimak, hingga mengartikannya. Kemudian membedah mengapa Al Qur'an diturunkan dalam kehidupan.

“Karena kalau segalanya tidak diselimuti dengan budaya, maka ke depannya orang akan memaknai agama terlalu keras,” katanya.

3. Nuzulul Qur'an dimaknai sebagai penguat hubungan antara manusia

Tak Semua Muslim di Denpasar Memperingati Nuzulul Qur'anIlustrasi seorang wanita bersedekah kepada pengemis (istockphoto.com/South_agency)

Menurut Gus Yadi, manusia harus menguatkan hubungan dengan manusia lainnya atau Hablum Minannas. Sedangkan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan-nya atau Hablum Minallah, ia meyakini setiap manusia yang memiliki agama pasti memiliki Tuhannya.

Mengapa Hablum Minannas ini penting? Karena menurutnya jika hubungan antarmanusia baik, maka hal tersebut akan memudahkan dalam beribadah.

“Hablum Minannas-nya dikuatkan. Setiap peringatan itu bagaimana dimaknai hubungan dengan manusia,” terang Pariadi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya