Tak Ada Turis Asing Datang di Hari Pertama Pembukaan Pariwisata Bali

Gubernur Koster sebut turis akan ramai datang bulan November

Badung, IDN Times – Pintu masuk ke Bali melalui penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sudah dibuka untuk wisatawan asing mulai hari ini, Kamis (14/10/2021). Namun pada hari pertama pembukaan pariwisata internasional, ternyata tidak ada satu pun turis asing yang datang.

Meskipun begitu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, sudah ada ribuan wisatawan mancanegara (wisman) yang melakukan reservasi untuk periode November 2021 mendatang. 

Sampai kapan kekosongan kedatangan wisman ini akan terjadi? Turis dari negara mana saja yang disebut sudah melakukan reservasi untuk November? Berikut penjelasan dari Gubernur Bali:

Baca Juga: H-2 Pariwisata Internasional Dibuka, Bookingan Hotel di Bali Nol   

1. Diperkirakan dalam satu minggu ini tidak ada wisatawan mancanegara yang datang

Tak Ada Turis Asing Datang di Hari Pertama Pembukaan Pariwisata BaliSituasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat pembukaan penerbangan internasional, Kamis (14/10/2021). (IDN Times / Ayu Afria)

Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengakui belum ada wisman yang datang pada masa uji coba pembukaan pariwisata Bali yang dilakukan mulai Kamis (14/10/2021). Diperkirakan dalam satu minggu ke depan ini tetap tidak ada kedatangan pesawat yang membawa wisatawan ke Bali. Ia berharap agar minggu depan sudah ada penerbangan internasional ke Bali, mengingat saat ini masih pertengahan Oktober 2021.

“Mudah-mudahan di akhir Oktober itu paling lambat sudah ada penerbangan ke Bali. Entah itu penerbangan charter atau apa gitu. Sebagai suatu tanda mulainya wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali,” ungkap Koster.

Baca Juga: Hari Ini Pariwisata untuk Turis Asing Dibuka, Bali Tertibkan Gepeng 

2. Gubernur Bali sebut sudah ada sekitar 20 ribu reservasi hotel yang masuk untuk November 2021

Tak Ada Turis Asing Datang di Hari Pertama Pembukaan Pariwisata BaliSituasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat pembukaan penerbangan internasional, Kamis (14/10/2021). (IDN Times / Ayu Afria)

Koster mengatakan upaya pembukaan penerbangan internasional ini ke depannya akan menjadi momentum pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali. Pergerakan itu akan terus berlanjut hingga tahun 2022 dan seterusnya. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan dari berbagai negara.

“Ini kan baru tes, jadi kita lihat saja. Tapi dari laporan yang saya terima kemarin, dari 19 negara itu memang sudah ada yang pesan hotel. Ada yang 3.000. Beberapa negara itu sampai 3.000 yang mesan. Ada yang 2.000. Ada yang 1.500. Dari Eropa itu cukup banyak saya lihat. Kalau ditotal itu, bulan November yang pesan itu 20 ribuan saya kira ya yang sudah pesan di bulan November. (Data) Per hari kemarin ini,” jelasnya.

Menurut Koster, reservasi banyak dilakukan untuk periode November 2021 karena sudah ada kepastian regulasi berwisata ke Bali, yaitu Peraturan Menteri Hukum dan HAM dan Surat Edaran Satgas COVID-19. Wisman yang rencananya akan datang bulan depan, sebagaimana data reservasi hotel yang disebutkan Koster, di antaranya berasal dari Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Italia, Prancis, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.

Baca Juga: 10 Potret Kondisi Kuta Bali Jelang Pembukaan Pariwisata Internasional

3. Tetap ada sanki bagi wisatawan yang melanggar protokol kesehatan saat berwisata

Tak Ada Turis Asing Datang di Hari Pertama Pembukaan Pariwisata BaliSituasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat pembukaan penerbangan internasional, Kamis (14/10/2021). (IDN Times / Ayu Afria)

Lalu apakah masih akan diberlakukan sanksi untuk wisatawan mancanegara yang melanggar protokol kesehatan saat berwisata ke Bali nantinya? Koster menjelaskan untuk menghindari terjadinya penularan COVID-19, maka sanksi yang sudah berlaku sebelumnya tetap diberlakukan. Termasuk denda Rp1 juta bagi wisman pelanggar protokol kesehatan.

“Kalau ada pelanggaran di karantina maupun juga di aktivitas destinasi wisata, tentu kami akan menerapkan aturan seperti juga sudah kami berlakukan sebelumnya. Ada wisatawan mancanegara di daerah Kuta Utara tidak pakai masker, ya diberi teguran. Kalau tidak tertib lagi, deportasi gitu. Jadi kita harus tertib ini karena kita harus menjaga jangan sampai terjadi penularan COVID-19,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, IGAN Rai Suryawijaya, mengungkapkan bahwa kebijakan karantina yang memakan waktu cukup panjang, akan mengurangi animo wisman untuk datang ke Bali. Wisman akan melakukan perbandingan dengan negara-negara lain yang menjadi pesaing pariwisata Bali. Menurutnya, negara pesaing menerapkan masa karantina yang jauh lebih singkat. Bahkan ada beberapa negara yang memberlakukan aturan tanpa karantina.

“Kalau kita melakukan upaya pembukaan memang harusnya, idealnya itu paling lambat one month notice. Jadi satu bulan sebelumnya. Kalau dibuka 14 Oktober, pengumumannya sebulan sebelumnya, seharusnya,” tegas Rai Suryawijaya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya