Dikumpulkan Sejak 1990, Sutradara Garin Nugroho Luncurkan Buku Puisi 

Sebuah catatan dalam perjalanan memproduksi film

Badung, IDN Times - Sutradara Garin Nugroho meluncurkan buku kumpulan puisi berjudul Adam, Hawa, dan Durian. Peluncuran buku tersebut dimaknai dengan pertunjukan teatrikal puisi garapan Tommy F Awuy. Acara yang diselenggarakan di Ratu Restaurant, Kabupaten Badung, pada Sabtu (27/3/2021) malam tersebut dihadiri oleh sejumlah sastrawan, seniman, dan pegiat budaya.

Baca Juga: Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup Usia

1. Puisi-puisi itu ditulis Garin selama proses memproduksi film

Dikumpulkan Sejak 1990, Sutradara Garin Nugroho Luncurkan Buku Puisi Teatrikal puisi terinspirasi dari buku Garin Nugraha (IDN Times/Ayu Afria)

Garin Nugroho merupakan sutradara film kenamaan Indonesia. Kali ini untuk pertama kalinya ia menerbitkan buku kumpulan puisi. Menurut Garin, awalnya puisi-puisi yang ditulisnya tersebut merupakan bagian dari prosesnya saat menciptakan sejumlah film.

"Ini hanya bagian dari perjalanan film yang saya tulis. Di mana-mana nulis. Saya kerja nulis. Ada pemain yang matanya kurang bagus, saya tulis. Mainnya (kurang bagus). Terus malam-malam saya kasih puisi. Jadi puisinya untuk meditasi diri, relaksasi. Untuk memuji alam seperti di Papua. Juga artis untuk menggerakkan hidupnya,” ungkap Garin.

Sementara terkait kata durian dalam judul bukunya, Garin menjelaskan, Ia sengaja memakai kata durian yang lekat dengan Indonesia. Sebuah paradoks bahwa susah dibuka dan berduri, namun ternyata enak rasanya.

“Buku ini saya tulis sekitar tahun 1990-an di tengah perjalanan membikin film. Di tengah kerja gitu. Jadi sebuah puisi yang rileks, kayak menjadi catatan harian berupa puisi gitu, pada pengalaman-pengalaman kehidupan saya 40 tahun berkarya,” ungkapnya.

2. Sebuah karya akan mampu memberi kehidupan

Dikumpulkan Sejak 1990, Sutradara Garin Nugroho Luncurkan Buku Puisi Teatrikal puisi garapan Tommy F. Awuy (IDN Times/Ayu Afria)

Garin mengungkapkan, melalui pertunjukan teatrikal puisi garapan Tommy F Awuy, Ia ingin mengajak masyarakat untuk kembali membangun keberanian, bangkit dengan menerapkan protokol COVID-19.

“Mengajak kita bersemangat ya, selain launching buku, besok 30 Maret kan hari film nasional. Film dan sastra kan saling berhubungan. Acara semacam ini membangun keberanian kita untuk menerapkan protokol COVID-19. Paling penting sebuah karya memberi kehidupan. Termasuk di pandemik,” ungkpanya.

Sementara itu Ketua Panitia, Tantri Kusuma, menyampaikan acara ini dirancang untuk memberikan ruang kreativitas seniman di Bali agar napas seni tetap terjaga. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Acara tersebut melibatkan sejumlah seniman ternama, di antaranya penyanyi dan artis Ayu Laksmi, penyair Warih Wisatsana, penyair Pranita Dewi, penari Jasmine Okubo, dan aktris Happy Salma. Hadir pula dalam acara tersebut Rektor ISI Denpasar, Prof Dr Wayan 'Kun' Adnyana.

3. Tampilkan pementasan kolaborasi yang terinspirasi dari buku Adam, Hawa dan Durian

Dikumpulkan Sejak 1990, Sutradara Garin Nugroho Luncurkan Buku Puisi Teatrikal puisi garapan Tommy F. Awuy (IDN Times/Ayu Afria)

Pengajar filsafat yang kini menetap di Bali, Tommy F Awuy, menceritakan, Ia menggarap pementasan ini usai menerima telepon dari Garin, saat tiba di Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. 

Ia menyuguhkan sebuah pementasan kolaborasi yang terinspirasi dari buku Adam, Hawa dan Durian. Pertunjukan bertajuk Segalanya Cinta itu melibatkan sejumlah seniman, di antaranya Jasmine Okubo dan Ayu Laksmi yang bersenandung sembari memainkan alat musik Mandolin.

“Ini memang kami persiapkan dengan berbagai hal yang sekiranya bisa menunjang itu ya. Kita dekatilah semua yang tetua adat di sini, ketua banjar di sini. Mereka sebenarnya senang sekali. Sangat mendukung. Jangan sampai benar-benar sudah mati, kemudian mati bener. Kita harus bangkit, kita harus berbuat sesuatu. Tetap saja mengikuti prokes,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya