Pariwisata Bali Anjlok, Surat Terbuka 34 Asosiasi Tak Direspons Jokowi

 Apakah pelaku pariwisata Bali akan melakukan demo? 

Denpasar, IDN Times – Lebih dari 50 persen masyarakat Bali bergantung pada sektor pariwisata. Sejak pandemik COVID-19 melanda Indonesia, pariwisata Bali lumpuh. Hingga saat ini, nasib pariwisata Pulau Dewata belum bisa dipastikan. Pemerintah pun mencoba berbagai cara untuk memulihkan perekonomian Bali yang selama dua tahun terakhir ini anjlok.

Kendati telah berupaya dengan melakukan percobaan pembukaan pariwisata internasional pada 14 Oktober 2021 lalu, hingga menjelang akhir Desember ini belum ada tanda-tanda kedatangan wisatawan mancanegara. Kondisi ini memicu munculnya petisi Bali Bicara: Surat Terbuka Kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir Joko Widodo. Apa isi surat terbuka untuk Presiden Joko “Jokowi” Widodo itu dan bagaimana respons pihak istana?  

Baca Juga: Bali Gagal Datangkan Wisatawan Asing, BTB: Cepat Buka Pasar Australia 

1. Isi lengkap Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Pariwisata Bali Anjlok, Surat Terbuka 34 Asosiasi Tak Direspons JokowiBandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali (Dok.IDN Times/Humas Bandara Ngurah Rai)

Sampai saat ini tak banyak yang bisa diperbuat oleh para pelaku pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini ternyata belum mampu memulihkan perekonomian Bali. Akhirnya pelaku pariwisata pun membuat petisi Bali Bicara: Surat Terbuka Kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir Joko Widodo. Hingga Jumat (17/12/2021) pukul 15.07 Wita, petisi ini telah ditandatangani sebanyak 11.408 orang. Berikut isi petisi tersebut.

SURAT TERBUKA FORUM BALI BANGKIT
KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAPAK JOKOWI
TENTANG PERMOHONAN PERUBAHAN KEBIJAKAN OPEN BORDER BALI

OPEN LETTER FROM BALI BANGKIT FORUM
FOR THE PRESIDENT OF REPUBLIC INDONESIA
REQUESTING BALI INTERNATIONAL OPEN BORDER POLICY CHANGES

Kepada
Bapak Ir. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia
For
Mr. President Widodo

Bapak Jokowi yang terhormat,

Doa kami semoga Bapak beserta keluarga, jajaran, dan staf selalu dalam keadaan sehat- walafiat dan senantiasa sukses bekerja untuk mewujudkan Indonesia bangkit, tumbuh, dan Indonesia tangguh.

Dear Mr. President,

Our pray is always with you and your family, along with your distinguished cabinet, to be in good health. We bid you Godspeed in working toward nation recovery and a stronger Indonesia.

Surat ini kami tulis atas nama Forum Bali Bangkit, kumpulan dari 34 stakeholder pariwisata Bali yang merasakan dampak berupa tekanan yang sangat luar biasa akibat Pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir ini. Badai pandemi COVID-19 tentu juga dirasakan oleh warga dunia dan saudara-saudara kita di Nusantara ini, namun perahu kami berbeda.

Bali sangat tergantung pada sektor kepariwisataan, mencapai hingga 80 persen. Pandemi telah merontokkan industri kepariwisataan. Pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi Bali berkontraksi (-) 9.31 persen pada tahun 2020 dan kemudian berkontraksi (-) 9.85 persen pada tahun 2021 kuarter pertama. Kami bisa menahan perihnya berada di urutan ke-34 secara nasional, namun kondisi yang lebih memprihatinkan ketika kami tidak bisa bekerja karena tempat bekerja kami tutup, anak- anak kami tidak bisa melanjutkan sekolah, kami tidak bisa membayar tagihan dan pinjaman, tabungan dan aset kami jual untuk dapat bertahan hidup, dan banyak hal lainnya yang berat kami uraikan dalam surat ini.

We write this letter on behalf of the Bali Bangkit Forum, a collection of 34 Bali tourism stakeholders who have undergone a tremendous impact due to the Covid-19 Pandemic for the past two years. Although our beloved nation and the world feel the effects of the Covid-19 pandemic, it remains very different for us here in Bali.

Due to being highly dependent on the tourism sector, reaching up to 80 percent, the pandemic has decreased Bali tourism significantly. Bali's economic growth was (-) 9.31 percent in 2020 and (-) 9.85 percent in 2021 year-on-year in the first quarter. We are placed on rank 34 on economic growth nationally. The conditions are even more desperate without looking at the numbers. Many of us cannot work because our workplaces are closed. Our children cannot continue their education. We cannot pay our bills and loans; our savings are gone, forcing us to sell assets to survive. Those are just a short narrative of how we are now.

Bapak Jokowi yang baik hati, kami memahami bahwa penanganan dan penanggulangan Pandemi COVID-19 adalah tugas kita bersama, oleh karena itu Forum Bali Bangkit sangat mendukung kebijakan Pusat dalam mengupayakan penurunan kasus terjangkit khususnya di Bali. Kami aktif sebagai katalisator dan juga eksekutor mulai dari kegiatan verifikasi tatanan kehidupan era baru, sertifikasi CHSE, program vaksinasi untuk pelaku pariwisata Bali, serta turut dalam merancang skema SOP reaktivasi border Bali. Program vaksinasi di tiga destinasi wisata yaitu Nusa Dua, Sanur, Ubud yang diprakarsai pemerintah Pusat dalam membangun green zone kami dukung dan sambut dengan kerja sama.

Terima kasih atas kunjungan Bapak Jokowi ke Bali pada tanggal 16 Maret 2021 saat kegiatan vaksinasi untuk pelaku pariwisata di hotel Harris Sunset Road, Denpasar untuk memastikan program vaksinasi itu berjalan lancar dan sukses. Kunci sukses Bali adalah kolaborasi pemerintah daerah, stakeholders pariwisata, perangkat adat, media dan masyarakatnya yang bergotong-royong, saling menjaga dan menguatkan untuk bisa mewujudkan Bali Bangkit.

Dear Mr. President, we strongly support National Government's policy in reducing Bali and national Covid-19 positive cases. Bali Bangkit Forum recognizes that Covid-19 Pandemic handling is a shared responsibility. We are committed to playing a significant role since the beginning:

  • Verification of health & safety protocols Bali Province Government.
  • CHSE (cleanliness, health, safety, and environment) certification from the Ministry of Tourism.
  • Vaccination program for tourism industry workers, including green zone destinations (Nusa Dua, Sanur, Ubud).
  • Building standards and procedures for reactivation of International arrivals to Bali alongside other institutions.

We sincerely appreciate your visit during one of the tourism industry vaccination programs on March 16, 2021, at Harris Sunset Hotel. It was an honor to receive a congratulatory word from you. We firmly believe that the key to Bali's triumphant road to recovery is the collaboration between the local government, tourism stakeholders, village officials, media, and the community.

Berkat dukungan Bapak Jokowi, program vaksinasi di Bali untuk tahap kedua telah mencapai di atas 90 persen, sertifikasi CHSE telah mencapai 2.000 lebih usaha pariwisata. Bahkan, tahun 2021, pada saat pandemi masih mengoyak, Bali mendapatkan predikat Nomor 1 Destination in The World versi dari TripAdvisor. Tingkat vaksinasi, jumlah usaha tersertifikasi CHSE, dan predikat internasional ini sesungguhnya menjadi modal besar kebangkitan Bali sekaligus menciptakan kepercayaan dari dunia international.

Diam-diam kami bangga bahwa dalam keadaan pariwisata terpuruk, kami tetap berkomitmen melakukan yang terbaik untuk mewujudkan Bali Bangkit dalam rangka mendukung Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh. Dua tahun masa pandemi, banyak yang telah terjadi. Kami mengapresiasi apa yang Bapak Jokowi telah instruksikan kepada seluruh jajaran Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Daerah dalam program antisipasi dan pemulihan. Yang paling utama bagi Bali adalah dibukanya kembali border Bali tanggal 14 Oktober 2021.

Bali's complete dose vaccination rate has achieved over 90 percent of the target, thanks to Mr. President's support. CHSE certification has reached over 2000 tourism businesses. Even during the pandemic, Bali was awarded The Number 1 Destination in The World 2021 from TripAdvisor. The vaccination rate, the number of CHSE-certified enterprises, and the prestigious award are significant assets for Bali's recovery in creating trust in the world's eyes. We remain resilient, humble, and committed to doing our best for Bali's and Indonesia's recovery. Two years into the pandemic and with many anticipation and challenges, your directions through the National and the Regional Government levels to re-open Bali's International border on October 14, 2021, is highly appreciated.

Kabar dari media masa bahwa Bali “dibuka untuk internasional’ sangat membahagiakan dan kami terima sebagai kado pemerintah atas kerja dan komitmen kami membangun pariwisata Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. Semoga pembukaan border Bali ini dapat didukung oleh semua instansi terkait bisa melaksanakan tupoksinya dengan baik untuk Bali Bangkit, Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh. Kami berterima kasih karena kebijakan pemerintah selama ini telah membuka Bali untuk wisatawan domestik yang nyata telah mulai memutar pelan roda industri pariwisata Pulau Dewata.

The euphoria of Bali is open for International Arrivals was covered by worldwide media. A gift from our government for our continuous hard work and commitment to developing tourism in Bali and Indonesia in general. The government's policy to sustain domestic tourists to Bali has slowly improved the economic conditions of the Bali people. So alongside the opening of Bali for International, it will lead to Bali's economic recovery. This recovery can only happen if supported by all government offices, authorities, and institutions based on their respective jurisdiction and responsibility, everyone working towards a better and stronger Indonesia.

Kami menyadari bahwa Bali tidak bisa pulih dengan mengandalkan wisatawan domestik sehingga pembukaan border Bali untuk wisatawan asing menjadi harapan dan angin segar bagi Bali agar bisa menata kembali perekonomian Bali yang sempat mati suri. Namun, setelah sebulan lebih border Bali dinyatakan ‘dibuka’ kembali untuk 19 negara, realitas dan harapan kami hadir sebagai fatamorgana. Tidak ada satu pun wisatawan mancanegara dari 19 negara tersebut datang ke Bali, jauh dibandingkan dengan negara Thailand sejak dibuka hingga bulan November 2021 telah mengumpulkan devisa sebanyak $91 juta USD dengan tetap menerapkan risiko manajemen yang aman dan terukur.

Persoalannya adalah Bali dibuka namun aturan tidak mendukung pembukaan tersebut, bahkan terkesan mempersulit wisatawan asing yang ingin berlibur ke Bali, padahal Bali telah menyiapkan golden standard dengan test PCR di negara origin, kemudian test PCR yang kedua pada saat kedatangan di Bandara Ngurah Rai, wajib sudah melakukan vaksinasi, dan memiliki asuransi kesehatan. Lewat surat ini dengan kerendahan hati kami mohon Bapak Jokowi bisa memberikan dukungan untuk merubah regulasi yang menghambat datangnya wisatawan mancanegara yang siap dan aman berkunjung ke Bali.

We recognize that Bali's economy cannot recover by relying only on domestic tourists. With the opening of the Bali border for foreign tourists, we hope that the road to recovery will be in not so distant future. However, after more than a month Bali border was declared to be re-opened to 19 countries; reality hits us; it was all an illusion. Not a single foreign tourist from these 19 countries came to Bali. In comparison: Since opening until November 2021, Thailand has received $91 million inland revenue while still implementing safety and measurable risk management. Although Bali was announced open, the rules did not support the opening, too complicated for foreign tourists who wanted to go on a vacation. Bali has prepared the highest standard of risk management, which includes: (-) PCR tests in the country of origin. Another PCR test upon arrival at Ngurah Rai Airport, vaccinated travelers policy, health insurance policy. We humbly request that Mr. President supports changing the regulations that prevent the arrivals of foreign tourists who are able and eligible to visit Bali through this letter.

Bapak Jokowi yang terhormat, pernyataan Bali “dibuka” sudah berlangsung sebulan, sementara tidak ada tanda-tanda yang jelas ke arah realisasi itu. Waktu sebulan terbuang sia-sia dan itu menambah daftar penderitaan kami yang sudah cukup panjang, merasa pedih-perih selama ini. Berdasarkan pemahaman kami, kebijakan open border Bali terhambat oleh ketidakjelasan hal-hal berikut: (1) Kebijakan visa kunjungan; (2) Kebijakan karantina; dan (3) Kebijakan penerbangan.

Dear Mr. President, the announcement of Bali re-open has been going on for a month. At the same time, there are no apparent signs of realization. Time passes by and is wasted, adding up to the Bali people's prolonged living difficulties. Based on our understanding, Bali's open border policy is limited by the lack of clarity on the following: (1) Visit visa policy; (2) Quarantine policy; and (3) Flight policy.

Dengan kerendahan hati izinkan kami memaparkan satu per satu permasalahan yang ada saat ini:

Please kindly allow us to explain the existing difficulties and challenges:

Pertama, Kebijakan Visa berdasarkan Permenkumham No. 34 tahun 2021 maka jenis Visa yang berlaku untuk memasuki wilayah Indonesia dalam hal ini khususnya Bali adalah Visa Kunjungan dengan tujuan wisata yang termasuk dalam kategori Visa B211A atau yang biasa disebut Business Essential Visa. Ini berarti, Free Visa dan Visa On Arrival (VOA) belum berlaku hingga saat ini. Permasalahan pada permohonan Visa B211A cukup rumit dan hanya dapat dilakukan lewat penjamin korporasi sesuai dengan ketentuan dari Imigrasi.

First - Visa Policy based on Permenkumham (Law & Human Rights Ministerial Regulation) No. 34 of 2021. Valid visa for entering Indonesia's territory, in this case, Bali, is a Visit Visa with tourism purpose, B211A Visa category/index or commonly called a Business Essential Visa.  Free Visa and Visa On Arrival (VOA) categories are not available/valid. Applying for a B211A Visa is complicated and can only be arranged through an authorized corporate sponsor based on the requirements of Immigration.

Kedua, Kebijakan Karantina mengacu pada peraturan karantina yaitu SK ka-Satgas No. 15 tahun 2021 dan Adendum SE Satgas No. 20 tahun 2021 tentang 19 negara asing warga negaranya diizinkan datang ke Indonesia menjalankan masa karantina 3X24 jam bagi yang sudah vaksin lengkap dan tidak diperbolehkan ke luar dari kamar/villa. Hal ini bisa kita bayangkan bagaimana kondisi tamu yang akan berlibur ke Bali harus tinggal di kamar selama 3 (tiga) hari, sedangkan sudah banyak dan terus bertambah negara-negara yang mulai dan akan meninggalkan kewajiban karantina bagi pelaku perjalananan internasional seperti Thailand, Kamboja, dan Maldives.

Second - Quarantine Policy refers to the quarantine regulations from National C0vid-19 Task Force SK ka-Satgas No. 15 of 2021 and the SE Task Force Addendum No. 20 of 2021.For fully vaccinated travelers (passport holders) from the listed 19 countries eligible to enter Indonesia must be quarantined 3 X 24 hours and not allowed to leave their room/villa. The state of guests who must stay inside the room for 3 (three) days during vacation will not be pleasant. Many countries have started and will leave quarantine requirements for international travelers, such as Thailand, Cambodia, and the Maldives.

Ketiga, berdasarkan peraturan yang berlaku di mana hanya warga negara dari 19 negara yang telah ditentukan dapat datang ke Bali dengan visa kunjungan B211A tujuan wisata dengan menggunakan penerbangan langsung. Kebijakan Penerbangan langsung ke Bali kurang realistik karena hanya sebagian kecil penerbangan internasional langsung ke Bali, kebanyakan transit dalam perjalanan menuju Bali. Jika kebijakan terbang langsung ke Bali ini dipertahankan hasil kebijakan ini akan sangat kecil atau nihil.

Third - based on the entry regulation, only direct international flights are allowed to enter Bali from the listed 19 countries carrying passengers/passport holders of those counties holding  B211A visit visas for tourism. If this policy is maintained, the results/arrivals will be very small or nil. Direct flights to Bali are not realistic because only a few international airlines from those listed countries fly direct to Bali. A transit stop is usually required.

Bapak Jokowi yang bijak, dalam situasi ini kami memahami bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Kami sangat sadar dan komit dengan penyelenggaraan protokol kesehatan (prokes) dan siap untuk sharing responsibilities. Kami juga akan berkolaborasi bersama pemerintah untuk tetap menerapkan dan mengawasi pelaksanaan prokes kesehatan secara ketat dan konsisten, karena ini juga menjadi parameter kami dalam menyiapkan ekosistem pariwisata yang aman dan produktif di Bali. Orientasi kerja kami adalah menciptakan trust dan confident di mata dunia international.

Mr. President, in this situation, we fully understand that public safety is the number one priority. We are committed to implementing health and safety protocols and also sharing the responsibilities. Our parameters for sustainable tourism are based on the collaboration with the government to execute and monitor strict and consistent health and safety protocols. Our goal is to create worldwide trust and confidence worldwide.

Melalui surat ini, kami berharap Bapak Presiden Joko Widodo dapat mendorong perubahan kebijakan terkait perjalanan wisata international melalui langkah-langkah berikut ini :

  1. Membuka kemudahan aplikasi E-Visa berbayar khusus untuk tujuan wisata secara perseorangan tanpa harus melalui penjamin korporasi dengan persyaratan yang sesuai dengan ketentuan atau membuka kembali aplikasi VOA dan Free Visa khususnya untuk negara-negara dengan risiko rendah (low risk).
  2. Menyarankan agar wisatawan mancanegara tanpa menggunakan masa karantina atau menyarankan agar karantina di Bali menggunakan pola wilayah (Pulau Bali) sebagai “Pulau Karantina” dan wisatawan dapat memilih tinggal di seluruh hotel yang sudah tersertifikasi CHSE dan seluruh karyawannya telah tervaksinasi. Sebagai referensi, kami menunjukkan kebijakan di negara bagian New South Wales (NSW) Australia dan Pulau Langkawi, Malaysia. Pemerintah New South Wales Australia sudah mencabut kewajiban karantina mulai 1 November 2021 untuk wisatawan asing (foreign traveller) dan penduduk Australia sepanjang sudah fully vaccinated. Sama dengan itu, Langkawi menerapkan kebijakan karantina wilayah di Pulau Langkawi.
  3. Menyarankan perubahan regulasi penerbangan ke Bali agar tidak harus hanya menggunakan penerbangan langsung, mengingat Bali merupakan tujuan wisata negara di seluruh dunia yang memerlukan penerbangan dengan “stop over” (transit) karena kapasitas pesawat dan jarak tempuhnya.
  4. Memperluas negara yang warganya diperkenankan masuk ke Bali khususnya untuk negara yang sudah siap datang ke Bali. Di antara kategori ini, salah satunya yang perlu diprioritaskan adalah negara Australia dan negara Eropa yang merupakan sumber devisa Bali terbesar dan juga termasuk negara yang memiliki risiko COVID-19 yang rendah.
  5. Mengusulkan agar pertanggungan asuransi dapat diturunkan sebesar $50,000 USD sehingga tidak menyulitkan wisatawan mancanegara untuk datang ke Bali, namun tetap bisa membiayai dirinya sendiri apabila terpapar COVID-19 atau dapat melakukan pembelian asuransi pada saat kedatangan di Bali.

With this letter, we sincerely hope that Mr. President Joko Widodo can encourage policy changes related to international travel below:

  1. Easy Individual Visa access such as paid E-Visa application for tourists without corporate sponsorship requirements or re-activate VOA and Free Visa applications, especially for low-risk countries
  2. To implement no quarantine requirements or island quarantine (regional quarantine) where travelers can choose to stay in certified CHSE accommodation with fully vaccinated employees. For reference, New South Wales, Australia, and Langkawi Island, Malaysia. The Australian Government of New South Wales has lifted the mandatory quarantine starting November 1, 2021, for foreign tourists (foreign travelers) and Australian residents as long as they are fully vaccinated. Likewise, Langkawi has implemented a regional quarantine policy on Langkawi Island.
  3. To change Bali's international direct light regulations, considering that Bali is a tourist destination for countries worldwide that require flights with "stopover" (transit) because of the aircraft's capacity and distance.
  4. Increase the number of countries whose citizens/passport holders can enter Bali, especially for countries willing and ready to come to Bali. Among these categories, Australia and European countries should be prioritized as the most significant foreign exchange for Bali and other countries with a low risk of Covid-19.
  5. Reducing insurance coverage to $50,000 for foreign tourists to come to Bali but still manage to cover expenses if exposed to Covid-19 or the option to purchase insurance upon arrival in Bali.

Saatnya kami di Bali diberikan ruang juga untuk bernafas. Jangan hanya memperhatikan kegiatan G20 di Bali, namun kurang menunjukkan atau mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu masyarakat Bali untuk bangkit seperti Jakarta. Seperti yang kita ketahui, Jakarta sejak awal pandemi hingga sekarang mendapatkan kesempatan untuk tetap hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan mengelola aspek ekonomi dan aspek kesehatan dengan baik dan seimbang serta menerapkan risiko manajemen yang aman dan terukur.

As we know, Jakarta has had the opportunity to co-exist with Covid-19 since the beginning of the pandemic, managing the economic and health aspects in a balanced manner, implementing safety and measurable risk management. With due respect, Bali requests to be allowed to thrive back again like Jakarta. Please do not just take the scheduled G20 in Bali into consideration. We need the support of regulations and policies to help the Bali people survive the pandemic urgently.

Setelah hampir dua tahun menderita jujur kami katakan bahwa kami terluka dan lukanya cukup dalam, kami mohon agar Bali benar-benar dibuka sehingga kami dapat menata kembali kehidupan perekonomian Bali. Mohon Bapak Jokowi dapat memenuhi aspirasi kami sehingga kami bisa bersiap untuk dapat memberikan kontribusi optimal untuk menyukseskan perhelatan penting G20 ini dan event–event krusial yang akan sangat bermanfaat dan menentukan citra bangsa.

After almost two years of desperation, we can honestly say we are on injury time and hurt. We urge Bali to be opened adequately to start over and reorganize Bali's economic growth back up again. We hope that Mr. President can meet our aspirations. It will enable us to make an optimal contribution and prepare for this important G20 event and other significant events bringing honor to our beloved nation Indonesia.

Salam Hormat dan Salam Sehat

untuk Bapak Presiden Jokowi
Sincerely,


Denpasar, 19 November 2021
Forum Bali Bangkit


Denpasar, November 19, 2021
Bali Bangkit Forum

DAFTAR TANDA TANGAN

  1. I.B Agung Partha Adnyana (GIPI Bali)
  2. Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA (IHGMA DPD Bali)
  3. Putu Winastra (ASITA Bali)
  4. Fransisca Handoko, CHA.,CHIA.,CHRM (BHA)
  5. I.G.A.N Darma Suyasa, CHA (Suksma Bali)
  6. Gufron, CHA (Bascomm)
  7. Drs. I Gede Sukarta, MBA (PHRI Badung)
  8. Wayan Sugita (HFLA Bali)
  9. Nyoman Nuarta (HPI Bali)
  10. Ketut Darmayasa, S.IPem.,MM.,CHT (IFBEC)
  11. Nyoman Oka Wijaya (ASPERDA)
  12. I Made Angga Adiguna, SST.Par.,CHA (Bascomm)
  13. Puspa Negara (AMPMB)
  14. I Made Sumitra, SE., MM., CHT (HILLSI)
  15. Wiwin Suyasa, CHA (AHLEI Community)
  16. Ni Putu Susantini (BWSA)
  17. Vira Risnayani (HRA)
  18. Sinley Anfeny (BWA)
  19. Gede Paskara (UHA)
  20. Agus Mahausadha (NCPI Bali)
  21. A.A. Amertha Jaya (FORKOMDEWI)
  22. Nyoman Sugiharta, CHT (IHKA)
  23. Ketut Swastika (BCC)
  24. Adit Pande (PHRI Gianyar)
  25. R. Agung Bagus Ngurah, S.Tr.Par, CHA., CHE (ISA Bali Chapter)
  26. Kadek Adnyana (FBVR)
  27. Made Subrata (BVA)
  28. Putu Deddy (AOC Denpasar)
  29. I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha (PUTRI)
  30. Hendra Mahena (ICA)
  31. Jro Mangku Sutedja (AMPD)
  32. Made Mendra Astawa, S.Tr.Par (Paiketan Krama Bali)
  33. Sudiarta Indrajaya (Komunitas INTI Bali)
  34. Ayu Budiasih (FSPPAR-SPSI Bali)

2. Pariwisata Bali diprediksi akan pulih dalam kurun waktu 4 tahun

Pariwisata Bali Anjlok, Surat Terbuka 34 Asosiasi Tak Direspons JokowiPantai Batu Belig di Kecamatan Kuta Utara (IDN Times/Ayu Afria)

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, saat menghadiri dan membuka secara resmi penyelenggaraan Festival Pandawa ke X dan Kontes Bonsai Nusantara The Max Under 30 cm di Pantai Pandawa, Desa Adat Kutuh pada Rabu (15/12/2021), menyampaikan kondisi pariwisata Bali beserta para pelaku usahanya serta masyarakat umum berada pada titik kondisi memprihatinkan.

Menurutnya Bali akan pulih dari pandemik dalam kurun waktu 3 sampai 4 tahun ke depan. Dengan kondisi saat ini, masyarakat Bali tidak bisa hanya diam selama kurun waktu pemulihan tersebut. Bali juga merancang pengembangan sektor lainnya beriringan dengan sektor pariwisata menuju ketahanan ekonomi Bali yang lebih baik.

"Kami telah mengajukan dua strategi target yang harus kita lakukan menyikapi kondisi saat ini. Pertama yakni bagaimana kita meningkatkan daya tahan Bali dan yang kedua pengembangan daya saing Bali," jelasnya. Ia juga mengajak semua stakeholder baik pihak pemerintah daerah dan pelaku pariwisata untuk duduk bersama mengupayakan perbaikan pariwisata. 

3. Ada rencana lakukan aksi pada Januari 2022 mendatang

Pariwisata Bali Anjlok, Surat Terbuka 34 Asosiasi Tak Direspons JokowiPertemuan yang membahsa soal Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi di Gedung BTB, Renon. (Dok. IDN Times / Eko)

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI Bali), Ida Bagus Agung Partha Adnyana, alias Gus Agung, pada Rabu (8/12/2021) lalu menyampaikan para pelaku pariwisata sepakat menentukan limit atas Surat Terbuka untuk Presiden tersebut. Namun jika tetap tidak ada respons, maka mereka sepakat untuk melakukan aksi pada Januari mendatang.

“Kami lagi berkoordinasi. Kami lihat efektivitasnya ini ya dan kami sampaikan juga ini kan harus ada limitnya. Kami sepakat sama teman-teman kalau memang ini tidak ada respons, ya kemungkinan Januari kami akan ada aksilah. Semacam demo seperti itu,” ungkapnya saat itu.

Lalu bagaimana perkembangan surat terbuka tersebut? Dikonfirmasi ulang pada Kamis (16/12/2021), Gus Agung menyebutkan belum ada jawaban atas surat tersebut. 

4. Aksi demo disebut akan berimbas pada citra Bali di mata dunia

Pariwisata Bali Anjlok, Surat Terbuka 34 Asosiasi Tak Direspons JokowiKetua PHRI Badung, IGAN Rai Suryawijaya. (IDN Times/Ayu Afria)

Menanggapi kondisi ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, IGAN Rai Suryawijaya, saat dihubungi pada Kamis (16/12/2021), mengungkapkan Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi tersebut merupakan upaya pelaku pariwisata yang ingin membantu mendorong pemulihan pariwisata Bali. Pihaknya paham bahwa kondisi pelaku pariwisata saat ini sangat memprihatinkan setelah 20 bulan lebih dikepung pandemik. Namun menurutnya alangkah lebih baik jika dukungan tersebut disampaikan ke pusat melalui Gubernur Bali.

Sebagai pelaku pariwisata, ia menganggap bahwa demo bukanlah solusi. Sementara ada cara yang dianggapnya lebih baik untuk mendapatkan simpati dari dunia internasional. Karena jika demo ini dilakukan akan berimbas pada citra Bali di mata dunia. Apalagi menjelang pelaksanaan berbagai event internasional di Bali pada tahun 2022 mendatang.

“Memang saya rasa tujuan teman-teman kan untuk membantu mendorong perjuangan ke pusat. Agar lebih diperhatikan Bali. Kan itu ya maksudnya. Jadi mendukung Gubernur untuk memperjuangkan ke Pusat. Itu maksudnya teman-teman. Itu which is bagus itu. Cuman kita nggak menginginkan adanya aksi-aksi semacam demo. Karena ini akan menimbulkan kerumunan massa. Kemudian ini akan menjadi klaster baru. Kedua kita kan di dunia hospitality, harusnya penyampaian itu dilakukan secara baik melalui Gubernur sehingga usulan-usulan itu bisa disampaikan,” jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya