Sarcopenia, Penyakit yang Diderita Lansia yang Bisa Dicegah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Sarcopenia adalah salah satu masalah kesehatan yang umumnya dialami oleh orang lanjut usia (lansia) karena berkurangnya massa serta kekuatan otot. Kondisi ini diungkap mempengaruhi kualitas hidup lansia itu sendiri.
Dokter spesialis gizi klinik konsultan RSUP Prof I.G.N.G Ngoerah, Agustinus I Wayan Harimawan menjelaskan, perlu ada penerapan asupan gizi yang tepat, terutama bagi lansia. Asupan gizi tersebut dibagi secara fisiologis, diantaranya untuk bergerak (go), pertumbuhan (growth), dan perlindungan (glow).
“Gizi itu memang sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Khusus lansia memang memiliki kekhususan tersendiri,” ungkapnya pada Kamis (25/4/2024).
Baca Juga: Bali Terima Rp67 Miliar dari Pungutan Wisatawan Mancanegara
1. Pertimbangkan menu lansia dengan kandungan serat
Agustinus I Wayan Harimawan menerangkan, masyarakat kadang kurang tepat dalam memaknai kebutuhan asupan nutrisi, khususnya bagi lansia. Misalnya bahwa makanan sumber vitamin dan mineral tidak semuanya dibutuhkan oleh tubuh lansia.
“Ini yang sering kita lupakan. Walaupun kita sering mengatakan untuk menaikkan massa otot itu dibutuhkan protein, ternyata tidak juga. Ada zat lain contohnya serat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh kita, tetapi sangat dibutuhkan oleh kuman-kuman di dalam saluran pencernaan,” ungkapnya.
Hasil pengolahan serat tersebutlah yang ternyata mampu melindungi massa otot. Hal ini menjadi dasar saat akan menyusun makanan untuk para lansia.
2. Kebutuhan energi akan semakin menurun
Selanjutnya, seiring bertambahnya usia akan terjadi perubahan fisiologis, psikologis, dan patologis pada lansia. Hal itu berdampak pada kebutuhan nutrisi yang akan dikonsumsi.
Keseimbangan makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Para lansia juga mengalami perubahan tersebut, menyebabkan kebutuhan kalori akan menurun.
“Jadi lansia akan mengalami penurunan kebutuhan kalori itu mulai dari usia 40 sampai dengan 59 (tahun). Itu terjadi penurunan kebutuhan energi itu sekitar 5 persen. Kemudian dari 60-70 (tahun) itu terjadi penurunan kebutuhan energi sekitar 10 persen. Di atas 70 tahun itu terjadi penurunan kebutuhan engeri di atas 20 persen,” ungkapnya.
3. Asupan protein pada lansia harus lebih banyak
Konsumsi protein pada lansia, kata dia, meningkat. Hal ini karena faktor resistensi anabolik terhadap protein, yakni terbatasnya kemampuan dari lansia dalam menyerap protein, sehingga diperlukan asupan protein yang lebih.
“Kebutuhan proteinnya menjadi 1,2 gram per kilogram berat badan. Artinya akan ada suatu penambahan satu porsi dari sumber protein, baik itu daging maupun nabatinya,” jelasnya.