Polda Bali & Polisi Kanada Kerja Sama Atasi Kejahatan Terorganisir

Semoga bukan sekadar wacana ya

Denpasar, IDN Times - Kasus Transnational Crime and Organized Crime (TCOC) mengalami perkembangan yang begitu pesat, di mana pelaku kejahatan beraksi dengan berbagai modus operandi, yang memanfaatkan teknologi informasi. Karena itu penanggulangan kejahatan ini harus dilakukan dengan kerja sama antar aparat penegak hukum di seluruh dunia.

1. Polda Bali jalin kerja sama dengan Kepolisian Kanada

Polda Bali & Polisi Kanada Kerja Sama Atasi Kejahatan Terorganisirbusinessadvice

Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, bersama rombongan memenuhi undangan dari Royal Canadian Mounted Police (RCMP) pada Selasa (17/9), di Kantor Toronto Metropolitan Police. Pertemuan tersebut membahas tentang kerja sama penanganan transnational crime and organized crime.

Kedatangan rombongan Polda Bali ini diterima langsung oleh Chief of Toronto Metropolitan Police, Mark Saunders; dan Deputy Chief, James Ramer. Sedangkan pihak Integrated National Security Enforcement Team (INSET) diwakili oleh Supt Christoper deGale Acting OI/C Criminal Operation INSET Toronto dan Supt Peter Koersvelt.

“Pertemuan yang luar biasa ini kami mendapatkan tambahan pengalaman. Selain juga sharing informasi dari perspektif keduanya, namun yang paling penting di sini adalah kesepakatan antara RCMP maupun Toronto Metropolitan Police Service bersedia bekerjasama dan saling mendukung dengan Kepolisian Republik Indonesia. Dalam hal ini khususnya Polda Bali dalam menghadapi perkembangan kejahatan transnasional dan teroganisir," ujar Golose.

2. Ada fakta unik, polisi metropolitan Toronto diperbolehkan mengonsumsi ganja, asalkan...

Polda Bali & Polisi Kanada Kerja Sama Atasi Kejahatan TerorganisirPexels/petar-starcevic-1249968

Mark Saunders mengatakan, Kota Toronto memiliki jumlah penduduk yang berbeda berdasarkan situasi hari. Jika pada siang hari sekitar 5 juta orang, dan 3 juta orang pada malam hari yang terdiri dari banyak kebangsaan, sehingga berpengaruh dengan situasi keamanan di wilayah Toronto.

"Kasus yang sering terjadi di Toronto, di antaranya kekerasan yang dilakukan oleh street gang, peredaran narkotika dan psikotropika, human trafficking, penipuan yang disebabkan oleh Lansia sangat tinggi dan juga pembunuhan karena mudahnya membawa senjata api. Namun pada kasus pembunuhan ada penurunan yang signifikan di tahun ini," katanya.

Selain itu dampak perkembangan media sosial menjadi isu yang sangat krusial. Karena informasinya akan beredar dalam hitungan detik. Isu yang sedang diperbincangkan saat ini adalah dengan dilegalkannya penggunaan Canabis sativa atau Marijuana atau ganja pada tanggal 17 Oktober 2018 lalu.

Dilegalkannya ganja merupakan keputusan politik, karena pihak kepolisian tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Ada pembagian area pertanggungjawaban, di mana federal bertanggung jawab pada produksi, standarisasi dan ancaman pidana pada kejahatannya. Sedangkan Province bertanggung jawab pada izin penjualan dan distribusi.

Sedangkan Municipal bertanggung jawab untuk menentukan zona di mana ganja dapat dijual. Kondisi ini membuat produksi dan pendistribusian ganja secara ilegal di Toronto merupakan sebuah kejahatan serta dapat dipidana.

Apakah polisi diperbolehkan mengonsumsi ganja? Ganja tidak boleh dikonsumsi oleh anggota Royal Canadian Mounted Police. Sedangkan untuk anggota kepolisian Metropolitan Toronto dapat menggunakan lima minggu sebelum hari pertama masuk dinas, dengan kata lain anggota polisi Toronto tidak boleh menggunakan ganja.

3. Bagaimana cara kepolisian Toronto mengatasi penduduk nuslim yang radikal di sana?

Polda Bali & Polisi Kanada Kerja Sama Atasi Kejahatan TerorganisirIDN Times

Untuk mengatasi berbagai permasalahan kriminalitas di masyarakat, Kepolisian Toronto mengembangkan program Community Policing dengan sebutan Neigbourhood Officers. Jadi, apabila ada permasalahan sosial di masyarakat maka akan diselesaikan di satu meja.

Selain Chief of Toronto Metropolitan Police Service, INSET Ontario juga memaparkan bagaimana perkembangan Canadian Extrimism Travellers (CETs) dan Domestic Extrimism.

Mark menyebutkan, penduduk berumat Muslim di Canada sekitar 1,2 juta yang terpapar radikal disebut sebagai selfie extrimisme. Paham radikal tersebut disebar melalui kajian dari Imam radikal di masjid dan online propaganda violence serta sosial media.

Di samping itu, kendala yang dihadapi adalah saat dilemahkannya extra territorial investigation, terutama korban dan barang bukti serta aktivitas terorisme di negara lain. Sehingga INSET juga mengembangkan program CVE (counter violence extrimism) yang dilaksanakan Public Engagment Unit.

Penanganan paham radikalisme dilakukan dengan penyuluhan, yaitu mendatangi sekolah untuk menjelaskan kepada siswa tentang bahaya ancaman kekerasan ekstrem. Selain itu juga sering mengadakan workshop, seminar anti radikalisme dan membangun kerja sama dengan para Imam masjid.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya