Dampak Virus Corona, Petani di Bali Gagal Ekspor Manggis

Semoga wabah virus corona segera berakhir ya

Denpasar, IDN Times – Dampak wabah 2019-nCoV atau Coronavirus atau virus corona terasa sampai di kalangan petani manggis dan buah naga di Bali. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardana, di kantornya setelah acara kampanye soal daging babi yang aman dikonsumsi, Jumat (7/2).

“Virus corona ini sangat berpengaruh pada pertanian. Kami sebenarnya sudah siap bulan ini untuk melaksanakan ekspor manggis dan buah naga ke China. Saya sudah koordinasi dengan karantina. Bahkan karantina China sudah datang, sudah ngecek kebun, packing house,” terangnya.

1. Petani manggis dan buah naga menangis karena produk mereka tak bisa diekspor

Dampak Virus Corona, Petani di Bali Gagal Ekspor Manggisilustrasi Terminal peti kemas (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Wisnuardana menyampaikan, petani manggis dan buah naga menangis lantaran produk pertanian mereka gagal ekspor ke China. Ekspor yang tertunda ini membuat mereka meringis karena harganya yang juga semakin murah di pasaran lokal. “Buah-buahan kita menjadi terganggu,” ujar Wisnuardana.

2. Petani dan kelompok tani disarankan menjual buahnya antar pulau dan pasar lokal

Dampak Virus Corona, Petani di Bali Gagal Ekspor ManggisIDN Times/Irma Yudistirani

Kasus virus corona yang terjadi di Wuhan, Tiongkok, membuat manggis dan buah naga jadi tertunda diekspor ke Tiongkok.

“Buah manggis dan buah naga itu yang sudah positif akan kami segera ekspor kemudian tertunda karena adanya kasus corona,” jelasnya.

Pihaknya menyarankan agar petani dan kelompok tani menjual kedua buah yang sempat diekspor ini ke pasar lokal, dengan menjualnya antar pulau.

“Terus gimana caranya? Saya bilang ya ada dijual antar pulau, dijual lokal dulu,” ungkapnya.

3. Potensi ribuan ton namun harganya anjlok gara-gara gagal ekspor

Dampak Virus Corona, Petani di Bali Gagal Ekspor Manggisunsplash.com/Anggit Rizkianto

Rata-rata volume ekspor manggis ke Tiongkok mencapai 9000 ton per tahun. Sedangkan buah naga yang berasal dari Kabupaten Buleleng mencapai 12 ribu ton per tahun.

“Tentu lebih murah (Kalau dijual ke pasar lokal) karena kalau ekspor kan 10 kali lipat. Habis kami harus bagaimana gitu lho,” terangnya.

Pihaknya berharap agar wabah virus corona ini segera selesai. Sehingga kondisi kembali normal seperti sediakala.

Baca Juga: Wisatawan Australia dan Tiongkok Kejar-kejaran Kunjungi Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya