Pembawa Baki Paskibraka Buleleng Meninggal, Butuh Penghargaan Khusus

Meninggalnya Desak dapat perhatian dari Menpora

Buleleng, IDN Times – Seorang purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten bernama Desak Putu Tiara (17) asal Banjar Dinas Satria, Kelurahan Penarukan, Buleleng, meninggal dunia karena sakit, Rabu (6/11) lalu. Ia sebelumnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng.

Dari informasi yang dihimpun, perempuan pembawa baki bendera ini mengeluhkan panas dan sakit kepala. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Gede Dharmaja, menyampaikan Desak sempat dikira menderita demam berdarah. Sehingga ia dibawa ke rumah sakit. Setelah kondisinya membaik, Desak diperbolehkan pulang. Kondisi Desak kembali panas dan dibawa kembali ke rumah sakit hingga sempat koma selama empat hari.

Meninggalnya Desak menyedot perhatian masyarakat. Tak terkecuali Ketua Purna Paskibraka Provinsi Bali, Dewa Suganda, saat dihubungi IDN Times, pada Sabtu (9/11). Ia mengaku terkejut dan turut berbelasungkawa meskipun tidak begitu mengenal Desak, yang sudah purna Paskibraka Kabupaten Buleleng tahun 2019 tersebut.

“Dari hasil laporan ketua di Buleleng ke saya, selama yang bersangkutan menjalani latihan paskibraka bersama teman-temannya, orangnya sangat baik, ramah dan supel. Karena dia menjadi seorang paskibraka ya sudah jelas di sekolahnya dia punya prestasi. Nilai sudah di atas rata-rata dibanding teman seangkatan lainnya,” terangnya, Sabtu (9/11) malam.

1. Purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang meninggal juga ada penghormatan

Pembawa Baki Paskibraka Buleleng Meninggal, Butuh Penghargaan KhususFoto hanya ilustrasi. (IDN Times)

Suganda menyebut, peristiwa ini menjadi viral dan mendapatkan perhatian dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Menpora melalui Sesmenpora bahkan menghubungi Suganda, Sabtu (9/11) ini, untuk menanyakan kematian yang dialami Desak.

“Atas perintah Pak Menpora. Pak Menpora menaruh perhatian betul dengan viralnya peristiwa kematian adik Desak ini begitu,” terangnya.

Sejak ia menjabat sebagai Ketua Purna Paskibraka Provinsi Bali, sebelumnya pernah ada anggota Paskibraka dari Tabanan yang meninggal karena kecelakaan. Anggota Paskibraka tersebut mendapat perhatian khusus dari internal organisasi Purna Paskibraka Provinsi Bali dan teman seangkatan Paskibraka. Yaitu berupa penghormatan terakhir sebelum jenazah dimakamkan.

“Jadi mungkin diberikan penghormatan. Juga mungkin peti jenazah dibungkus dengan bendera Merah Putih. Jadi itu yang pernah dilakukan oleh teman kami di Kabupaten Tabanan dulu,” jelasnya.

2. Belum pernah ada penghargaan lain khusus purna Paskibraka yang meninggal dunia

Pembawa Baki Paskibraka Buleleng Meninggal, Butuh Penghargaan KhususDok.IDN Times/Istimewa

Terkait bentuk penghargaan lain untuk para purna Paskibraka yang meninggal dunia, memang belum pernah diadakan sejauh ini. Terutama untuk almarhum dan keluarganya. Hal itu diakui oleh Suganda. Meski begitu pihaknya berupaya mengomunikasikan hal ini kepada pengurus pusat.

“Apakah almarhum akan diberikan penghargaan apa dari organisasi. Nah itu kami belum menerima arahan dan perintah dari pengurus pusat,” jelas Suganda.

Begitu juga terkait biaya pemakaman yang belum jelas, apakah akan ditanggung atau sebaliknya. Pengurus Paskibraka Kabupaten Buleleng juga belum mengomunikasikan hal tersebut kepada Suganda. Termasuk provinsi, yang sejauh ini belum pernah melakukan hal semacam itu.

“Paling yang bisa kami laksanakan adalah menyampaikan duka cita yang mendalam. Kami kirimkan karangan bunga dan dari kami menjenguk almarhum ke rumah duka. Selama ini yang kami lakukan seperti itu,” terangnya.

Dari sepengetahuan Suganda, senior-senior purna Paskibraka belum pernah mendapatkan penghargaan khusus dari organisasi maupun Pemerintah Provinsi Bali.

“Dari kami, dari organisasi, harapan kami dengan kejadian seperti ini paling tidak memang ada sedikit perhatian dari pemerintah. Untuk adik-adik kami terkait keadaan duka seperti ini. Kalau terkait perhatian pemerintah terhadap mereka, pada saat mereka melaksanakan diklat Paskibraka, lalu mengibarkan dan menurunkan, ada perhatian dari pihak pemerintah dengan mengajak mereka wawasan kebangsaan keluar daerah,” katanya.

3. Ada seorang purna Paskibraka Nasional dari Bali juga tengah berjuang melawan penyakitnya

Pembawa Baki Paskibraka Buleleng Meninggal, Butuh Penghargaan Khususnostalgiamed.com

Meninggalnya Desak juga membuka fakta baru. Seorang purna Paskibraka Nasional bernama Dewa Parwatanida juga diketahui tengah berjuang melawan penyakitnya. Dewa Parwatanida adalah mantan Ketua pertama Purna Paskibraka Provinsi Bali.

“Ada-ada (Purna Paskibraka dari Bali yang sakit). Seperti kakak kami Pak Dewa Parwatanida. Beliau sedang dalam proses penyembuhan. Beliau kalau tidak salah itu jantung kayaknya,” ucapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya