Pembangunan Monumen Sita Kepandung di Denpasar Dibayar Lewat NFT

Wah gokil ini semeton! 

Denpasar, IDN Times – Belakangan ini Non-Fongible Token (NFT) semakin booming di kalangan anak muda dan pemain kripto. Bahkan Pemerintah Kota Denpasar juga berencana membangun Monumen Sita Kepandung dengan menggunakan mekanisme NFT.

Bagaimana konsep pembangunan Monumen Sita Kepandung lewat mekanisme NFT itu akan diterapkan? Berikut fakta-faktanya. 

Baca Juga: Lagi Dibahas Deddy Corbuzier, Galeri NFT Pertama Dibuka di Bali

1. Pembiayaan digalang dari dana Coorporate Social Responsibility

Pembangunan Monumen Sita Kepandung di Denpasar Dibayar Lewat NFTPatung monumen Sita Kepandung di Denpasar yang akan dirancang pembangunannya menggunakan NFT. (Dok. IDN Times / istimewa)

Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, menyampaikan konsep pembangunan Monumen Sita Kepandung pembiayaannya digalang dari dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau Coorporate Social Responsibility (CSR). Pembiayaan dilakukan melalui mekanisme Blockchain dan Non-Fongible Token (NFT).

Informasi itu disampaikan saat Jaya Negara menerima tim gabungan pembangunan Monumen Sita Kepandung di Ruang Rapat Kantor Walikota Denpasar belum lama ini. Pendirian Monumen Sita Kepandung itu disebutkan untuk mempercantik Kota Denpasar.

2. Memberi vibrasi positif bagi setiap orang yang melintas

Pembangunan Monumen Sita Kepandung di Denpasar Dibayar Lewat NFTlesastucesdecresus.fr

Pembangunan Monumen Sita Kepandung tersebut selain untuk mempercantik wajah kota Denpasar, juga untuk memberi vibrasi positif bagi setiap orang yang melintas atau berada di sekitarnya. Melalui apa? Jaya Negara menyebut melalui simbol, filosofi, dan makna yang dikandung pada patung tersebut.

Vibrasi yang dipancarkan diharapkan akan turut mendorong siapa saja yang melintas atau berada di sekitarnya untuk bertindak lebih produktif dan konstruktif. Mekanisme NFT ini dipilih sebagai perwujudan dari semangat Vasudhaiva Kutumbakam (Gotong royong) yang diusung Pemerintah Kota Denpasar dalam memajukan warganya.

Pemilihan mekanisme Blockchain disebut sebagai implementasi dari spirit Denpasar Maju yang responsif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Yang terpenting, semangat ini relevan dengan semangat kolaborasi yang sangat kuat di era millennial, juga relevan diterapkan dalam berbagai kondisi di tengah masyarakat,” ujar Jaya Negara.

3. Ada empat jenis NFT yang digunakan dalam penggalangan dana

Pembangunan Monumen Sita Kepandung di Denpasar Dibayar Lewat NFTilustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Ketua Yayasan Kepeng Artha Semesta, IGP Rahman Desyanta, mengungkapkan pihaknya menerbitkan empat jenis NFT yang akan digunakan untuk penggalangan dana bagi pembangunan Monumen Sita Kepandung, di antaranya:

  • Blue Mark NFT, diberikan kepada para kolaborator yang ikut serta dalam pengembangan monumen, dari tahap ide hingga eksekusi
  • Red Mark NFT, diterbitkan untuk institusi atau komunitas dengan nilai donasi besar. Jumlah NFT jenis ini diterbitkan sangat terbatas yakni sekitar empat sampai tujuh NFT. Rencananya institusi atau komunitas yang memegang NFT ini identitasnya akan diabadikan dalam lempeng logam yang dipajang pada dinding pedestal monumen
  • Purple Mark NFT, diterbitkan untuk perseorangan dengan nilai donasi Rp5 juta
  • Yellow Mark NFT, diterbitkan untuk perseorangan dengan nilai donasi Rp1 juta

Nama-nama pemegang NFT ini akan ditulis dalam prasasti logam yang diletakkan di area strategis di sekitar monumen.

“Dari dana yang terkumpul itulah pembangunan monumen Sita Kepandung ini dilaksanakan. Setelah tuntas, barulah Yayasan Kepeng atas nama publik menyerahkan monumen tersebut kepada Pemkot Denpasar,” jelasnya.

4. Monumen akan dibangun di Kawasan Simpang Enam, Dauh Puri

Pembangunan Monumen Sita Kepandung di Denpasar Dibayar Lewat NFTilustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Rahman Desyanta mengungkapkan bahwa monumen ini akan dibangun di Kawasan Simpang Enam, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat. Kisah Sita Kepandung merupakan nukilan dari Aranyaka Kanda, bab ketiga dari Epos Ramayana yang sangat akrab dalam kehidupan masyarakat Bali. 

Tinggi total monumen 12 meter, terdiri dari patung 8 meter yang disangga dengan pedestal setinggi 4 meter. Material dan teknik patung menggunakan beton sedangkan fondasinya menggunakan gaya pasangan bata Bebadungan.

Lalu siapa sosok di balik rancangan Sita Kapandung? Nyoman Gede Sentana Putra, yang akrab disapa dengan panggilan Kedux, adalah sosok yang merancang monumen ini. Kedux dikenal sebagai pembuat Ogoh-ogoh sekaligus motor builder yang karyanya kerap menjuarai berbagai kompetisi internasional. Rancangan tersebut kemudian diwujudkan sebagai bangunan oleh arsitek kenamaan Bali, I Ketut Siandana.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya