Negara G20 Sepakati Pilar Transisi Energi di Bali

Apakah target akan tercapai?

Badung, IDN Times – Perwakilan beberapa negara hadir dalam pertemuan Friends of Indonesia Renewable Energy (FIRE): Deliver in Energy Transition in Indonesia, di Jakarta Room, Hotel The Westin Resort Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada Kamis (1/9/2022), pukul 16.19 Wita.

Kegiatan ini diikuti oleh beberapa perwakilan dari Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Denmark, dan melibatkan beberapa organisasi penting lainnya. Penyelenggaraan event ini disebut untuk menunjukkan bagaimana kolaborasi dan koordinasi antara negara untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya transisi energi.

Baca Juga: Menteri ESDM: Pertumbuhan Sepeda Motor Capai 8 Juta Unit Per Tahun

1. Indonesia mulai membangun transisi energi untuk mencapai target 2060

Negara G20 Sepakati Pilar Transisi Energi di BaliPT Pertamina Gas (Pertagas) secara resmi telah melakukan pengaliran gas (gas-in) ke lokasi Pembangkit Listrik (Power Plant) BOB Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak. (Dok. Pertamina)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam sambutannya menyampaikan Indonesia memiliki jalan (roadmap) untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Kegiatan G20 ini memfokuskan pada pilar utama, yakni sustainable energy transition.

Indonesia saat ini sudah mulai membangun transisi energi untuk mencapai target tahun 2060 mendatang. Transisi yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan energi yang berasal dari solar, hidro, biomassa, angin, laut, panas bumi, serta hidrogen dan nuklir.

2. Target pengunaan CFPP berakhir pada 2056 mendatang

Negara G20 Sepakati Pilar Transisi Energi di BaliIlustrasi Tambang Batubara (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam perencanaan bisnis ekonomi hijau (green economy), saat ini penggunaan energi fosil mengalami peningkatan. Secara umum kapasitas Coal Fired Power Plant (CFPP) disebutkan akan mengalami peningkatan hingga tahun 2030. Kemudian setelah itu kebutuhannya tidak akan banyak lagi. Penggunaan CFPP akan dihentikan pada tahun 2056 mendatang. Pengoptimalan penggunaan CFPP ini juga akan mengurangi konsumsi CO2.

"Strategi kami adalah bersama-sama mengganti Coal Fired Power Plant (Batubara) untuk waktu yang akan datang,” jelasnya.

Negara G20 Sepakati Pilar Transisi Energi di BaliIlustrasi proses pengangkutan batubara PTBA (IDN Times/Istimewa)

Ditambahkan oleh Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, bahwa Harga Batubara Acuan (HBA) bulan September 2022 turun tipis dibanding HBA Agustus, yakni turun 0,74 persen atau USD2,37 ke angka USD319,22 per ton. Penurunan HBA September ini dipengaruhi oleh turunnya nilai rerata indeks bulanan penyusun HBA, yaitu ICI turun 4,95 persen, Platts turun 4,54 persen, GNCC naik 1,60 persen, dan NEX naik 1,39 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yaitu supply dan demand. Pada faktor turunan supply, dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand, dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

3. Negara G20 sepakati 3 pilar transisi energi

Negara G20 Sepakati Pilar Transisi Energi di Balicoaction.id

Sementara itu, Chair of The 3rd Energy Transitions Working Group (ETWG), Yudo Dwinanda Priadi, dalam pertemuan yang lain mengungkapkan bahwa semua negara G20 sepakat atas 3 pilar transisi energi. Tiga pilar utama transisi energi yang dimaksud adalah akses, teknologi, dan pendanaan untuk percepatan transisi energi dan pencapaian tujuan global, baik Sustainable Development Goal 7 (SDG7) maupun pencapaian target pengendalian perubahan iklim.

“Ini tentu menjadi sinyal positif kepada komunitas global bahwa G20 memiliki ambisi dan komitmen sebagai bagian dari solusi atas masalah global,” jelasnya.

Hal tersebut untuk mendukung pemulihan ekonomi global dari pandemik, mempercepat kemajuan transisi menuju sistem energi yang lebih bersih secara berkeadilan, mendorong tercapainya akses energi modern yang terjangkau, handal, dan berkelanjutan. Serta upaya menekan emisi global dan meningkatkan ketahanan energi untuk mitigasi berbagai risiko yang menyebabkan terganggunya keandalan suplai dan ketidakstabilan pasar energi.

Di sisi lain, persidangan transisi energi G20 kali ini juga telah merumuskan prinsip-prinsip dasar dalam mempercepat transisi energi yang disebut Bali COMPACT Forum ETWG. Prinsip dasar percepatan transisi yang dihasilkan di Bali, akan menjadi fondasi yang kokoh dan acuan bagi negara G20 dalam percepatan transisi energi yang dilakukan.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya