Menjelang New Normal, Bali Data Objek Wisata yang Akan Dibuka

Semuanya dilakukan secara bertahap

Denpasar, IDN Times - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan kehidupan dengan tatanan baru di Bali akan dilaksanakan secara bertahap, termasuk pembukaan obyek pariwisata.

Hal tersebut disampaikannya dalam Kegiatan Webinar Leader Talk Pariwisata Bali Menuju New Normal pada Kamis (25/6) di stasiun TV I News.

1. Tahap awal untuk kegiatan masyarakat lokal

Menjelang New Normal, Bali Data Objek Wisata yang Akan DibukaPKM di Pos 4 masih saja didominasi pelanggaran dengan berpergian tanpa tujuan yang jelas menuju Kota Denpasar (IDN Times/Ayu Afria)

Dalam tahap awal penerapan new normal di Bali nantinya, memang diperuntukkan bagi masyarakat lokal misalnya kegiatan rekreasi dan olah raga. Namun saat ini pihaknya masih melakukan inventarisir objek-objek mana saja yang aman untuk dibuka.

“Kami masih melakukan inventarisir objek-objek mana saja yang aman untuk dibuka. New normal jangan langsung dikaitkan dengan pembukaan sektor pariwisata untuk wisatawan asing karena sejumlah negara yang menjadi market kita pun masih terikat dengan kebijakan yang saat ini masih diberlakukan seperti pembatasan untuk bepergian,” ungkapnya.

Baca Juga: Pariwisata Bali Bidik Tiga Negara Tetangga saat New Normal

2. Tantangan pelaku pariwisata ke depannya sangatlah berat

Menjelang New Normal, Bali Data Objek Wisata yang Akan DibukaIlustrasi pegawai hotel yang rentan PHK di tengah wabah COVID-19. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Cok Ace menyatakan ke depannya di era new normal, pelaku pariwisata akan menghadapi tantangan yang lebih berat. Mengapa? Karena mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk penerapan wajib protokol kesehatan yang menjadi syarat untuk memberi rasa aman bagi wisatawan yang berlibur ke Bali.

Di sisi lain, jumlah kunjungan wisatawan belum akan normal karena dibatasi oleh protokol kesehatan dalam pesawat dan regulasi lainnya. Sedangkan Bali memiliki jumlah kamar yang cukup banyak dan harus bersaing dengan kompetitor dalam dan luar negeri.

“Meski tantangan dan persaingan yang akan dihadapi ke depannya sangat berat, saya berharap komponen pariwisata Bali tetap optimis. Di tengah pandemik yang belum tahu kapan berakhir, kita tak bisa memilih antara ekonomi dan kesehatan. Kita harus cerdas dan bijak agar keduanya tetap berjalan secara selaras,” jelasnya.

Baca Juga: 20 Kelurahan di Kota Denpasar Akan Melakukan PKM

3. Tidak menerapkan PSBB meski transmisi lokal di Bali muncul klaster pasar

Menjelang New Normal, Bali Data Objek Wisata yang Akan DibukaRapid Test kepada 186 orang pedagang di Pasar Kumbasari (DOk.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar)

Dalam mengendalikan wabah ini, dari awal Provinsi Bali tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagaimana yang dilakukan sejumlah daerah. Namun Bali memilih mengoptimalkan peran seluruh komponen, temasuk Desa Adat melalui pembentukan Satgas Gotong Royong.

Dalam beberapa minggu terakhir ini memang terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 klaster pasar. Saat ini Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten/Kota sedang berupaya untuk menahan laju pandemik ini.

“Memang perlu semangat dan tenaga lebih besar dalam penanganan transmisi lokal. Saya berharap wabah ini tak makin bertambah sehingga kita bisa melaksanakan time line new normal yang telah dirancang yaitu dimulai tanggal 9 Juli 2020 mendatang,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya