Mengintip Aktivitas Laundry di RSUP Sanglah Selama Pandemik COVID-19

Dalam sehari distribusikan 100 baju untuk pasien COVID-19

Denpasar, IDN Times – Pasien rumah sakit tidak perlu khawatir menggunakan linen yang disediakan rumah sakit, khususnya saat menjalani perawatan di masa pandemik ini. Proses pencucian di Instalasi Binatu dipastikan aman dan dijamin kebersihannya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Instalasi Binatu Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, I Made Surata Witarsa. Ia menjamin bahwa dalam proses di Instalasi Binatu berhasil memutus rantai infeksius penyakit.

“Jadi kami menjamin betul kualitas dan standar cucian yang ada di rumah sakit. Imbauan ke masyarakat, jadi tidak usah takut memakai linen rumah sakit. Tidur di rumah sakit dengan sprei rumah sakit, dengan handuk rumah sakit itu tidak usah takut. Saya mengklaim bahwa linen rumah sakit itu lebih aman karena mesin cuci kami double barrier. Kami menggunakan enam jenis chemical dengan tingkat alkaline yang diatur sesuai dengan standar,” jelasnya pada Selasa (7/7).

1. Proses pencucian terbagi menjadi dua

Mengintip Aktivitas Laundry di RSUP Sanglah Selama Pandemik COVID-19Kepala instalasi Binatu RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Sanglah Denpasar, I Made Surata Witarsa (Dok.IDN Times/Humas RSUP Sanglah)

Ia menjelaskan bahwa dalam proses pencucian ini terbagi menjadi dua yakni brush linen infeksius dan non infeksius dengan masing-masing standarnya. Pengelolaan linen infeksius dilakukan sesuai dengan standar yang dianjurkan oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang lebih kepada penggunaan aspek chemical, mechanical, time, dan temperatur-nya.

“Jadi dalam penanganan linen infeksius kami juga menggunakan standar temperature yang ada. Jadi berkisar di antara 70-90 derajat celcius,” terangnya.

Apakah temperature lebih tinggi bearti akan lebih bagus? Ia menjawab tentu tidak. Akan tetapi temperature tersebut tergantung dengan chemical yang digunakan dalam proses pencucian. Beberapa bahan chemical justru rusak jika digunakan dalam temperatur tinggi.

2. Instalasi binatu memiliki lima mesin cuci

Mengintip Aktivitas Laundry di RSUP Sanglah Selama Pandemik COVID-19Instalasi Binatu RSUP Sanglah (Dok.IDN Times/Humas RSUP Sanglah)

Instalasi Binatur RSUP Sanglah memiliki lima mesin cuci double barrier. Namun dengan kondisi pandemik saat ini, pihak rumah sakit kemudian melakukan penambahan penggunaan mesin infeksius.

“Jadi sekarang tiga (mesin) untuk infeksius karena linen non infeksiusnya berkurang. Jadi kami menggunakan dua yang untuk non infeksius. Baik itu infeksius yang bersumber pada pasien maupun tenaga kesehatannya sendiri dalam melayani pasien,” terangnya.

Petugas dari Instalasi Binatu inilah yang mengambil sendiri linen infeksius dari ruang perawatan COVID-19. Tidak lagi diantar seperti kondisi sebelum wabah.

“Tujuannya adalah untuk keamanan. Jadi kami menggunakan prosedur, misalnya dari sisi cara menyimpan,” ujarnya.

Selain linen dari rumah sakit, pihak instalasi juga mengelola linen dari pasien. Maksudnya adalah saat pertama kali pasien tersebut datang ke rumah sakit menggunakan baju rumahan, maka pihak rumah sakit menyarankan agar pakaian tersebut dicuci di instalasi binatu rumah sakit saja. Hal ini untuk memastikan bahwa keluarga pasien tersebut dalam kondisi aman. Jangan sampai linen pasien tersebut kemudian dibawa pulang sehingga menimbulkan rantai penularan.

Baca Juga: Satu Kali Tes COVID-19 Bisa Hasilkan 3 Kantong Limbah Medis

3. Pengambilan linen infeksius harus dilakukan oleh petugas yang menggunakan standar dua

Mengintip Aktivitas Laundry di RSUP Sanglah Selama Pandemik COVID-19Instalasi Binatu RSUP Sanglah (Dok.IDN Times/Humas RSUP Sanglah)

Lalu bagaimana penanganan linen infeksius dari ruang perawatan COVID-19? Ia mengungkapkan bahwa pengambilan linen infeksius tersebut harus dilakukan oleh petugas yang menggunakan standar dua.

“Jadi kami menggunakan prosedur, misalnya dari sisi cara menyimpan. Jadi linen itu harus disimpan di dalam kresek kuning yang kemudian diikat dan dibawa oleh petugas dengan memakai standar dua (memakai baju pekerja, sepatu, gaun panjang yang disebut disposable uses, masker bedah, penutup wajah, dan pelindung kepala),” terangnya.

Sesampainya di laundry, linen infeksius tersebut tidak akan dibuka lagi. Pembukaannya baru dilakukan setelah dimasukkan mesin cuci (dibuka di dalam mesin cuci).  “Jadi sekreseknya kami cuci. Plastik kuningnya kami cuci. Supaya betul-betul aman gitu. Jadi kami cuci dengan kategori linen infeksius,” ucapnya.

Cara pengolahan linen infeksius ini, ia tegaskan berlaku untuk semua linen infeksius, bukan hanya linen dari ruang perawatan COVID-19.

Baca Juga: RSUP Sanglah Rawat 4 Ibu Hamil Positif COVID-19, Bayi Lahir Sehat

4. Distribusikan sekitar 100 baju rumah sakit untuk pasien COVID-19

Mengintip Aktivitas Laundry di RSUP Sanglah Selama Pandemik COVID-19Instalasi Binatu RSUP Sanglah (Dok.IDN Times/Humas RSUP Sanglah)

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sehari Instalasi Binatu mendistribusikan sekitar 100 baju termasuk handuk untuk pasien COVID-19. Sementara untuk pegawai serta dokter sekitar hampir 300-an.

Setelah muncul kasus COVID-19, linen infeksius yang dikelola RSUP Sanglah menjadi lebih tinggi. Hal tersebut karena adanya ruang perawatan COVID-19 yang berpengaruh terhadap pemakaian baju, gaun, dan sebagainya.

Selama pandemik ini, untuk seragam kerja, mereka menggunakan uniform yang telah disediakan pihak rumah sakit. Modelnya menyerupai setelan baju operasi. Baju tersebut tidak dibawa pulang, namun dikelola di rumah sakit dengan sistem pencucian linen yang aman.

“Sehingga terjadi peningkatan. Kalau dulu hampir 1 ton, sekarang malah 1,3 ton linen yang kami kelola dalam satu hari. Nah, COVID-19 is everyone business. Jadi semua orang harus bertanggung jawab. Tidak boleh ada orang yang merasa tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya