KSOP Benoa Bali akan Periksa Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188

Penyebab pasti kapal tenggelam belum diketahui

Denpasar, IDN Times – Kepala KSOP Kelas II Benoa, Agustinus Maun, menyampaikan setelah 19 Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 menjalani proses karantina prokes COVID-19, pihaknya akan memanggil Kapten Kapal, Mugiyono, untuk diperiksa. Diketahui bahwa dari 20 ABK yang kena musibah kapal tenggelam, 19 orang dipulangkan melalui Pelabuhan Benoa dan satu orang, karena alasan kesehatan, dipulangkan melalui jalur udara ke Jakarta. 

‘”Kami akan melakukan pemeriksaan kepada kapten kapal. Dari 19 orang ini, akan kami periksa,” tegasnya. Pemeriksaan tersebut untuk memastikan penyebab tenggelamnya KM Bandar Nelayan-188. Selain itu, dimaksudkan pula untuk bahan evaluasi dan mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa di waktu yang akan datang.

Kepala Kantor SAR Denpasar, Gede Darmada, menyampaikan bahwa KM Bandar Nelayan-188 mengalami kecelakaan di posisi kurang lebih 1.500 nautical mile selatan Bali. Awak kapal dilaporkan meminta bantuan evakuasi pada 13 Mei 2021 pagi. Informasi tersebut diterima dari pihak perusahaan dan disampaikan bahwa kamar mesin kapal kemasukan air.

Baca Juga: Diterjang Badai Samudra Hindia, 19 ABK Kapal Nelayan Diselamatkan

1. Penyelamatan kerja sama angkatan laut milik Indonesia maupun Royal Australian Navy

KSOP Benoa Bali akan Periksa Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188Komandan Lantamal V Surabaya, Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal (IDN Times/Ayu Afria)

Komandan Lantamal V Surabaya, Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal, menyampaikan kapal Angkatan Laut Australia HMAS Anzac telah mengangkut dan memulangkan ABK KM Bandar Nelayan-188 dari perairan barat Perth, Australia, menuju ke Perairan Benoa, Bali. Proses repatriasi berlangsung pada Jumat (21/5/2021) dan langsung disambut oleh KRI Yos Sudarso Unsur komando Armada 2. Kapal menuju ke perairan Benoa dan dilaksanakan transfer of personal dari HMAS Anzac menuju KRI Escolar-871.

Menurut Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal, misi penyelamatan ini sebagai bentuk kerjasama dan persahabatan kedua belah pihak, baik angkatan laut milik Indonesia maupun Royal Australian Navy

“Ini merupakan kerjasama dan persahabatan kedua angkatan laut yang luar biasa. Bukti nyata yang sudah ditunjukkan kepada kita semua sebagaimana kerjasama yang sangat baik yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tentunya, dengan pemerintah Australia,” ungkapnya.

Baca Juga: Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan Mati

2. ABK diperkirakan harus menunggu dalam kondisi panik selama 12 jam untuk diselamatkan

KSOP Benoa Bali akan Periksa Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188Proses evakuasi atau repratriasi Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 dari HMAS Anzac ke KRI Escolar-871 (IDN Times/Ayu Afria)

Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188, Mugiyono (41) asal Cilacap, menyampaikan bahwa saat kejadian tersebut, kapal yang dinahkodainya dihantam badai dan ombak setinggi 7 meter di tengah Samudra Hindia. Selama empat hari ia dan anak buahnya terapung di tengah lautan menunggu diselamatkan.

“Ya (makan) seadanya. Kami bawa ada sedikit biskuit atau apa untuk bertahan hidup sambil menunggu bantuan datang. Ya kami mau gimana, sudah diterjang badai. Ya sudah, kami tetap pasrah dengan Yang di Atas (Tuhan YME). Yang penting kami tetap semangat,” ungkapnya.

Para ABK bertahan di anjungan kapal menunggu kapal nelayan FV Fukuseki Maru 15 untuk mengevakuasi mereka. Diperkirakan mereka harus menunggu dalam kondisi panik selama 12 jam setelah badan kapal tenggelam semua. Mereka kemudian dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Australia HMAS Anzac.

3. Para ABK akan diperiksa kondisi kesehatannya

KSOP Benoa Bali akan Periksa Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188Proses evakuasi atau repatriasi Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 dari HMAS Anzac ke KRI Escolar-871 (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Denpasar, dr. Jefri H Sitorus, menyampaikan akan melakukan pemeriksaan antigen kepada 19 orang ABK yang dipulangkan melalui Pelabuhan Benoa tersebut. Ia berharap semuanya dalam kondisi yang sehat dan tetap dalam pemantauan Dinas Kesehatan.

“Para nelayan yang sudah diselamatkan saat ini, mereka kami lakukan di awal ini, pemeriksaan antigen. Selanjutnya nanti akan dibawa ke Hotel Aston. Di sana mereka akan dilakukan pemeriksaan ulang PCR. Selanjutnya karantina selama 5 hari. Setelah selesai 5 hari, akan dilakukan lagi pemeriksaan Rapid Swab PCR yang kedua,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya