Koster: Denpasar Sudah Semua Desa Kelurahan Kena COVID-19 dan Parah

Ada tiga wilayah di Bali dengan kasus terbanyak

Denpasar, IDN Times - Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa transmisi lokal mendominasi kasus positif COVID-19 di Provinsi Bali. Ia menyebutkan bahwa ada tiga kabupaten/kota terberat akibat banyaknya jumlah kasus yang meningkat belakangan ini. Tiga wilayah tersebut di antaranya Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Klungkung. Hal ini disampaikan dalam acara penyerahan bantuan stimulus sektor ekonomi, Jumat (3/7) pagi.

“Terutama dari kelompok Orang Tanpa Gejala (OTG). Terutama sekali muncul paling banyak di Denpasar. Denpasar itu udah semua desa kelurahan yang kena. Dan parah. Jadi kasus di Bali ini yang paling tinggi di Denpasar,” jelasnya.

1. Permasalahan COVID-19 di Bali tidak bisa diselesaikan lagi dengan wacana dan diskusi

Koster: Denpasar Sudah Semua Desa Kelurahan Kena COVID-19 dan ParahPantauan Pos PKM yang berada di Jalan Gunung Salak (IDN Times/Ayu Afria)

Dari data kasus perkembangan COVID-19 di Provinsi Bali ini, Koster mengaku setiap harinya selalu memantau sampai ke tingkat desa di seluruh Bali. Maka dari itu ia mengambil kesimpulan bahwa permasalahan COVID-19 ini tidak lagi bisa diselesaikan dengan wacana dan diskusi saja.

“Nanti malam saya berkumpul dengan pimpinan di Denpasar termasuk Polres dan Dandim agar penanganannya lebih cepat, lebih tegas, lebih berani dengan melihat peta wilayah. Menghadapi situasi begini ndak (tidak) bisa dengan lala lele, dengan wacana, dengan diskusi. Ndak bisa. Jadi harus harus bek bek bek begitu,” ungkapnya.

2. Empat kabupaten di Bali kasusnya sudah stabil

Koster: Denpasar Sudah Semua Desa Kelurahan Kena COVID-19 dan ParahPemeriksaan uji swab untuk petugas di Dinas Kesehatan Tabanan Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Beberapa kabupaten di Provinsi Bali disebutnya sudah mampu menstabilkan kasus COVID-19 dibandingkan tiga kabupaten/kota tersebut. Hal ini ia ungkapkan tidak terlepas dari kemauan wilayah itu sendiri untuk kerja cepat dalam penanganan COVID-19 ini.

“Yang saat ini sejumlah kabupaten itu sudah cukup bagus, stabil. Di antaranya Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Karangasem. Itu sudah bagus. Sudah stabil,” terangnya.

Beberapa tindakan yang dilakukan di wilayah tersebut hingga kasusnya bisa stabil di antaranya disiplin melakukan isolasi, rapid test massal, hingga swab sehingga kasus segera tertangani dengan baik.

Baca Juga: 18 Pedagang di Pasar Kumbasari Positif COVID-19, Area Ditutup 5 Hari

3. Denpasar wilayah paling berat

Koster: Denpasar Sudah Semua Desa Kelurahan Kena COVID-19 dan ParahPelaksanaan rapid test massal di sejumlah pasar di Denpasar pada Sabtu (20/6). (Dok.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar)

“Yang masih berat dan paling berat Denpasar, Klungkung. Kemudian mulai membaik Badung dan Gianyar,” ungkapnya.

Dalam hal ini Koster sempat menanyakan penambahan kasus positif di Kabupaten Gianyar kepada Bupati Gianyar. Hingga Kamis (2/7) tercatat penambahan 22 kasus positif. Hasilnya salah satu sumber penularan yang terjadi di Kabupaten Gianyar adalah dikarenakan beberapa pedagang warga Gianyar yang berjualan di Pasar Galiran Klungkung.

Sementara itu, diakuinya kasus di Kabupaten Badung memang sempat mengalami peningkatan namun kini membaik setelah Pemerintah Kabupaten bersinergi dengan provinsi untuk kecepatan penanganan ini. Ia berharap agar semua kasus positif di desa yang ada di Kabupaten Badung segera selesai.

Baca Juga: Toko Bangunan Jadi Klaster Baru di Gianyar Bali

4. Koster mengaku siap memback-up semuanya

Koster: Denpasar Sudah Semua Desa Kelurahan Kena COVID-19 dan ParahFoto simulasi penanganan virus corona di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali (Dok. IDN Times/istimewa)

Koster menegaskan bahwa soal penanganan COVID-19 ini bukanlah seperti penanganan kasus yang biasa sehingga perlu kerja dengan cepat. Ia menginginkan agar Bali bisa cepat menangani dan pandemik ini segera selesai. Namun sayangnya tidak semua wilayahnya bisa bekerja dengan cepat dan tepat.

“Karena saya memback-up penuh. Kalau perlu rapid test berapa pun puluhan ribu, saya akan kasih. Kalau kurang tenaga medis, saya akan kasih tenaga medis. Kalau kurang uang kami akan kasih uang. Tapi tentu harus koordinasi yang baik, komunikasi cepat dan cepat bertindak. Nah itu,” ujarnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya