Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan Mati

ABK diterjang badai Samudra Hindia dan dievakuasi ke Bali

Denpasar, IDN Times – Kapal KM Bandar Nelayan-188 tenggelam akibat diterjang badai Samudra Hindia. Setelah empat hari terombang-ambing di tengah laut, akhirnya para Anak Buah Kapal (ABK) yang berjumlah 20 orang berhasil diselamatkan. Namun hanya 19 ABK yang dievakuasi dari HMAS Anzac ke KRI Escolar-871 menuju Dermaga Timur Pelabuhan Benoa. 

Mereka dievakuasi pada Jumat (21/5/2021) pukul 06.30 Wita dan sampai di dermaga pukul 7.39 Wita. Sementara itu satu orang ABK dievakuasi melalui jalur udara karena mendapatkan penanganan khusus di Fiona Stanley Hospital, Perth, Australia.

Beberapa ABK yang akhirnya menginjakkan kaki di Pulau Bali langsung bersujud syukur. Suasana haru tampak menyelimuti kepulangan mereka. Sebagian besar ABK pulang tanpa membawa apa-apa. Hanya tampak satu ABK saja yang terlihat membawa barang dalam satu kresek kuning. Para ABK tersebut kompak memakai topi bertuliskan Navy. 

Bagaimana para ABK ini bisa bertahan selama beberapa hari setelah diterjang badai dan ombak? Berikut kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188.

Baca Juga: Diterjang Badai Samudra Hindia, 19 ABK Kapal Nelayan Diselamatkan

1. Bertahan hidup dengan sisa biskuit yang ada

Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan MatiEvakuasi ABK KM Bandar Nelayan-188 di Pelabuhan Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188, Mugiyono (41), menceritakan bahwa dirinya sudah 3 tahun menjadi kapten kapal. Ia tidak pernah membayangkan akan mengalami kejadian seperti ini yakni merasa dalam kondisi antara hidup dan mati. Ia menuturkan, saat kejadian, kapal yang dinahkodainya dihantam badai dan ombak setinggi 7 meter. Selama empat hari ia dan anak buahnya terapung di tengah Samudra Hindia.

“Ya (makan) seadanya. Kami bawa ada sedikit biskuit atau apa untuk bertahan hidup sambil menunggu bantuan datang. Ya kami mau gimana, sudah diterjang badai. Ya sudah, kami tetap pasrah dengan Yang di Atas (Tuhan YME). Yang penting kami tetap semangat,” ungkapnya.

Berikut nama-nama ABK yang ada di dalam kapal tersebut:

  • Mugiyono dari Cilacap sebagai Kapten Kapal
  • Eko Sutarko dari Denpasar
  • Rizal Rosandi dari Cianjur
  • Helly Jasten Manalu dan Muhamad Fathur Rizki dari Karawang
  • Agung Saputro dari Tegal
  • Sudirman dari Cianjur
  • Arifin dari Jember
  • Muhamad Idris dari Sulawesi
  • Daniel Kristian dan Muhtar Nur Ali dari Banyuwangi
  • Aditya Putera Pertama dari Langensari
  • Edwar Steven dari Jakarta Pusat
  • FiIrman Ramadhan dan Agus Junaidi dari Bandung
  • Kornandar dari Jawa Barat
  • Ibnu Maulana dari Subang
  • Dede dari Tasikmalaya
  • Muhamad Zen dari Semarang
  • Darno dari Cirebon

Para ABK bertahan di anjungan kapal menunggu kapal nelayan FV Fukuseki Maru 15 untuk mengevakuasi mereka. Diperkirakan mereka harus menunggu dalam kondisi panik selama 12 jam setelah badan kapal tenggelam semua. Mereka kemudian dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Australia HMAS Anzac.

2. Satu ABK diamputasi di bagian tangannya

Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan MatiProses evakuasi atau repatriasi Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 dari HMAS Anzac ke KRI Escolar-871 (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Denpasar, Gede Darmada, menyampaikan salah satu ABK kapal yang bernama Darno asal Cirebon harus mendapatkan perawatan di Fiona Stanley Hospital, Perth, Australia. Kemudian yang bersangkutan dipulangkan ke Indonesia melalui jalur udara dari Australia menuju Jakarta pada Kamis (20/5/2021).

“Sudah membusuk (jari telunjuk tangan kanan) dan operasi kemarin di Australia,” jelasnya.

Darno dikarantina selama lima hari dan akan dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) sebelum dikembalikan ke pihak keluarga.

3. Para ABK akan dikarantina selama lima hari

Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan MatiProses evakuasi atau repratriasi Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 dari HMAS Anzac ke KRI Escolar-871 (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Denpasar, dr. Jefri H Sitorus, menyampaikan akan melakukan pemeriksaan antigen kepada 19 orang ABK yang dipulangkan melalui Pelabuhan Benoa tersebut. Ia berharap semuanya dalam kondisi yang sehat dan tetap dalam pemantauan Dinas Kesehatan.

“Para nelayan yang sudah diselamatkan saat ini, mereka kami lakukan di awal ini, pemeriksaan antigen. Selanjutnya nanti akan dibawa ke Hotel Aston. Di sana mereka akan dilakukan pemeriksaan ulang PCR. Selanjutnya karantina selama 5 hari. Setelah selesai 5 hari, akan dilakukan lagi pemeriksaan Rapid Swab PCR yang kedua,” jelasnya.

4. KM Bandar Nelayan-188 diterjang badai di Samudra Hindia

Kesaksian Kapten Kapal KM Bandar Nelayan-188: Antara Hidup dan MatiEvakuasi ABK KM Bandar Nelayan-188 di Pelabuhan Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

KM Bandar Nelayan-188 diketahui mengalami kecelakaan di posisi kurang lebih 1.500 nautical mile selatan Bali. Karena jarak kapal lebih dekat dengan Perth, maka pihak Australia terlebih dahulu memberikan bantuan melalui pesawat Challenger.

Hasil koordinasi Basarnas dengan SAR Australia dengan HMAS termasuk dengan JRCC (Joint Rescue Coordination Center), dilaporkan bahwa Australia merespons dengan mengirim sebuah pesawat Challenger untuk mengecek posisi KM Bandar Nelayan-188. Kemudian evakuasi dilakukan oleh kapal nelayan berbendera Jepang sebelum akhirnya ditransfer ke kapal milik Angkatan Laut Australia.

Kapal KM Bandar Nelayan-188 dilaporkan meminta bantuan evakuasi pada 13 Mei 2021 pagi dari pihak perusahaan, bahwa kapal kemasukan air di ruang mesin. Basarnas belum bisa memastikan apakah ini karena kebocoran atau ada penyebab lain. Namun saat kejadian, memang ada badai dan gelombang tinggi sehingga air masuk ke ruang mesin dan menyebabkan badan kapal tenggelam.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya