Berhati-hatilah, 11 Kecamatan di Bali Rawan Sambaran Petir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Petir akan terjadi ketika musim hujan maupun peralihan musim kemarau ke musim hujan, di wilayah yang terbentuk awan Comulonimbus. Sehingga berpotensi menyebabkan sambaran.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Ikhsan, menyampaikan pihaknya memonitoring petir terkait potensi kerusakan, dan risiko kematian yang ditimbulkan. Berikut penjelasannya:
1. Ada dua jenis sambaran petir yang satu di antaranya paling berbahaya
Ikhsan menerangkan, ada dua jenis sambaran petir. Pertama, sambaran yang disebut sebagai IC atau Inter Cloud, adalah sambaran yang terjadi dari awan ke awan. IC biasanya bisa kita lihat ketika dalam perjalanan naik pesawat terbang. Kedua adalah sambaran CG atau Cloud to Ground, yakni sambaran dari awan ke bumi. Inilah yang paling berbahaya.
Sementara kejadian CG, menurut catatan Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, rentang tahun 2017 hingga 2019 sebanyak 3.130.901 petir terjadi di seluruh wilayah Bali.
2. Sebelas Kecamatan di Bali rawan sambaran petir. Hati-hati yang tinggal Tabanan dan Badung bagian Utara ketika musim hujan
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, ada 11 Kecamatan di Bali yang rawan terjadi petir. Di antaranya Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Kerambitan, Penebel, Baturiti, Marga, Kediri, Tabanan, Petang, Mengwi, dan Abiansemal.
“Ada 11 kecamatan yang berpotensi dengan sambaran tertinggi,” jelasnya, Jumat (21/2).
3. Lakukan monitoring potensi kerusakan. Bantu data untuk klaim asuransi bagi korbannya
Ikhsan menegaskan, sambaran petir tidak ada yang membawa manfaat. Justru berpotensi menimbulkan kerusakan hingga korban jiwa. Karena itu pihaknya melakukan pemantauan kerusakan yang diakibatkan petir saja.
“Ini biasanya kami memberikan layanan permohonan data untuk asuransi, mohon penggantian akibat sambaran petir. Ada, kalau ada asuransi mungkin dari perusahaan minta data terkait mengganti asuransi. Biasanya kami memberikan data itu,” terangnya.
Sejauh ini, beberapa provider komunikasi meminta data terkait antenanya yang tersambar petir, juga kerap menyambangi kantor Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar. Kemudian beberapa masyarakat dan dunia usaha juga meminta data terkait sambaran.
“Namun kebanyakan dunia usaha vila dan hotel. Pernah terjadi sambaran. Ada manusia yang tersambar. Bangunan yang tersambar itu ada,” ungkapnya.