Kadispar Bali: Saat Ini Tidak Tepat Bicara Masalah Promosi Wisata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Langkah Pemerintah Australia dalam mencegah penyebaran COVID-19 yang menutup pintunya bagi semua pendatang asing mulai Jumat (20/3) pukul 18.00 Wita juga berdampak pada kunjungan turis asing ke Bali.
Perdana Menteri Scott Morrison pada Kamis (9/3) menyampaikan bahwa bagi warga negara Australia, penduduk tetap dan keluarganya akan tetap diperbolehkan berada dalam negara, namun perlu mengisolasi diri selama 14 hari. Lalu bagaimana Provinsi Bali mengikapi keputusan Negeri Kanguru tersebut?
1. Kedatangan turis asal Australia ke Pulau Dewata selalu masuk dalam tiga besar
Tercatat selama bulan Januari 2020, wisatawan Tiongkok memang menempati urutan pertama dengan total kunjungan 113.646 jiwa (21%). Kemudian disusul oleh wisatawan Australia 105.575 jiwa (19,54 %) dan India 30.324 jiwa (5,61 %).
Sedangkan data kunjungan selama Februari 2020, kedatangan turis Australia sebanyak 83.389 jiwa. Tercatat 80.077 jiwa masuk melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dan 3.312 melalui Pelabuhan Benoa. Disusul India sebanyak 30.056 dan Jepang 22.689.
2. Akui memang terjadi penurunan kunjungan
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa saat dihubungi IDN Times menyampaikan bahwa dengan adaya penyakit pandemik ini, turis Australia pasti enggan bepergian sehingga wajar jika kunjungannya ke Bali menjadi berkurang untuk sementara ini.
“Mereka kan juga ingin menutup untuk menekan perluasan pandemik ini. Kan sudah beberapa negara, mereka juga mementingkan penyelamatan warganya. Gitu. Kami maklumilah memang pasti akan terjadi penurunan,” terangnya saat dihubungi Jumat (20/3).
3. Pandemi ini adalah masalah kemanusiaan
Putu Astawa menyampaikan bahwa dengan kondisi saat ini tidak tepat untuk berbicara masalah promosi wisata. Justru pihaknya menekankan agar mengedepankan kewaspadaan terpaparnya masyarakat oleh COVID-19.
“Ini masalah pandemik, yang dipikirkan pasti kesehatan masyarakat ya. Kita gunakan untuk introspeksi dan kewaspadaan ya. Jadi kita pakai introspeksilah, memang Tuhan sudah menciptakan keseimbangan ini ya. Kita pentingkan persoalan kemanusiaan itu dulu lah,” katanya.