Jelang Penghapusan Premium 2021, Warga Bali: Gak Masalah Bagi Saya

Program Bali langit biru nih

Denpasar, IDN Times – Awal Tahun 2021 mendatang Provinsi Bali menjadi salah satu dari tiga wilayah yang mengalami penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium. Dua wilayah lainnya adalah Jawa dan Madura. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), MR Karliansyah pada Jumat (13/1/2020) lalu.

Rencana tersebut diberlakukan karena pemerintah telah berkomitmen melakukan pengendalian pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.

Lalu bagaimana dengan respons Bali terkait dengan rencana ini? Berikut penjelasannya.

1. Konsumsi premium secara nasional tinggal 14 persen

Jelang Penghapusan Premium 2021, Warga Bali: Gak Masalah Bagi Sayahyundaimobil.co.id

Menurut keterangan dari Jr. Officer Communication & Relations Pertamina Regional Jatimbalinus, Taufik R. Lubis, konsumsi premium secara nasional saat ini kurang dari 14 persen dari total penggunaan konsumsi gasoline, seperti premium, pertalite, pertamax, dan pertamax turbo.

“Secara umum sih konsumsi premium yang memiliki angka Research Octane Number (RON) 88 ini, dari tahun ke tahun itu terus mengalami penurunan. Artinya sih sebenarnya animo masyarakat ya terhadap BBM dengan RON yang lebih tinggi ini sudah semakin naik. Sudah semakin baik, kayak misalnya pertalite atau pertamax,” jelasnya.

Mengingat Pertamina merupakan operator bukan regulator, jadi kebijakan penyaluran premium merupakan kewenangan pemerintah. Selama ada kewenangan dari pemerintah dan perintah, pihak pertamina akan tetap menyalurkan.

“Kalau sampai saat ini 2020, pertamina masih menyalurkan dan mendistribusikan jenis BBM khusus penugasan, dalam hal ini premium,” ungkapnya.

2. Konsumen terbesar premium adalah angkutan publik

Jelang Penghapusan Premium 2021, Warga Bali: Gak Masalah Bagi Sayadigitaltrends.com

Konsumen terbesar premium adalah angkutan publik, kendaraan roda dua, dan roda tiga. Oleh karena itu Pertamina memberikan promo dan diskon BBM dengan oktan yang lebih tinggi kepada angkutan publik, kendaraan roda dua, dan roda tiga.

“Lagi ada program langit biru ya di Bali ya. Nah itu salah satunya sebenarnya stimulus kami supaya memberikan edukasi juga kepada masyarakat kalau penggunaan BBM dengan oktan yang lebih tinggi itu baik untuk kendaraan,” jelasnya.

Pihak pertamina terus berupaya mengedukasi konsumen agar beralih ke BMM dengan nilai oktan yang lebih tinggi dan berkualitas. Langkah tersebut tentunya berdampak positif ke mesin kendaraan dan kedua, efeknya ke lingkungan untuk udara yang lebih bersih.

“Kayak misalnya di Bali kemarin kami lihat indeks IQR-nya (Inter-Quartile Range) pas sebelum program itu (program langit biru) itu sekitar angka 67. Yang kalau di indeks itu udah masuk ke zona kuning atau orange. Tapi semenjak dua bulan program yang langit biru itu berlangsung turun ke angka 53. Jadi lebih baik kualitas udaranya,” jelasnya.

3. Masyarakat setuju karena premium dinilai dapat membuat mesin cepat rusak

Jelang Penghapusan Premium 2021, Warga Bali: Gak Masalah Bagi SayaPom bensin Pertamina (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Rencana tersebut menuai beberapa komentar dari berbagai kalangan di antaranya mahasiswa ITB STIKOM Bali, I Nyoman Yogi Setiawan yang menyampaikan ia lebih suka menggunakan pertalite dan pertamax. Apabila menggunakan premium, dianggap motornya cepat rusak.

“Menurut aku sih nggak apa-apa. Soalnya premium buat mesin motor cepat rusak,” ungkapnya.

Sementara itu warga Kecamatan Kuta Utara, Intan mengungkapkan bahwa sudah lama dia tidak memakai premium sehingga apabila Januari 2021 dihapuskan, tidak akan menjadi masalah baginya.

“Kebetulan saya tidak pernah pakai premium lagi, sejak ada pertalite. Jadi tidak terlalu masalah buat saya,” ucapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya