Indonesia Perlu Ocean Accounting untuk Merekap Kekayaan Laut

Penasaran gak sih sekaya apa lautan Indonesia?

Denpasar, IDN Times - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Global Ocean Accounts Partnership (GOAP) menyelenggarakan The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development di The Meru Sanur, pada Rabu (3/7/2024). Acara ini diselenggarakan untuk mengetahui cara penyusunan kondisi dan nilai ekonomis sumber daya laut, terutama bagi Indonesia.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaf Manoppo, mengatakan Sumber Daya Laut Indonesia hingga saat ini belum terdata kondisi dan nilai ekonominya. Ia menilai, Ocean Accounting akan menjadi alat Indonesia untuk mengetahui besarnya sumber daya kelautan yang dimiliki.

“Tujuannya kita mencari best practices- lah. Bagaimana cara penyusunan Ocean Accounting,” terangnya.

1. Ada tiga transisi utama dalam akuntansi laut

Indonesia Perlu Ocean Accounting untuk Merekap Kekayaan Lautilustrasi kehidupan di laut (pexels.com/Samson Bush)

Dalam kesempatan itu Sekjen KKP, Rudy Heriyanto Adi Nugroho, mengatakan kegiatan ini sebagai langkah setelah menyadari pentingnya Ocean Accounting dalam mengatasi tantangan kelautan untuk menetapkan standar praktik terbaik di setiap negara.

“Untuk mendirikan komunitas global praktik, akuntansi laut dengan fokus pada tiga transisi utama,” katanya.

Tiga transisi yang dimaksud adalah menciptakan pergeseran paradigma berbasis data untuk tata kelola laut. Kedua, manajemen laut berkelanjutan untuk masa depan yang sehat, produktif, dan inklusif. Ketiga, mempercepat kerja sama internasional untuk mewujudkan ekonomi laut yang berkelanjutan.

2. Tantangan global yang dihadapi cenderung sama

Indonesia Perlu Ocean Accounting untuk Merekap Kekayaan LautPixabay.com

Saat ini dunia mengalami tantangan yang serupa dalam mengatasi pemanasan global, penangkapan ikan berlebih, pencemaran laut, konservasi spesies teramcam punah, pembangunan perikanan berkelanjutan, dan pengelolaan area laut yang luas. 

Lembaga riset di negara-negara kepulauan telah aktif mendata kearifan lokal dan kemandirian mereka untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, serta menganalisis data yang diperlukan. Mereka juga memantau, mengelola sumber daya, dan melindungi ekosistem laut.

3. Berbagi keahlian dari setiap perwakilan negara yang hadir

Indonesia Perlu Ocean Accounting untuk Merekap Kekayaan Lautilustrasi nelayan (IDN Times/Ayu Afria)

Dialog ini dinilai sebagai upaya kolektif Indonesia dalam akuntansi laut dan pembangunan laut yang berkelanjutan. Fokusnya adalah percepatan peralihan menuju ekonomi laut yang berkelanjutan melalui upaya terkoordinasi untuk membangun sistem akuntansi yang mengungkapkan nilai-nilai dari laut. Lalu menerapkan rencana laut berkelanjutan, perencanaan tata ruang laut, kawasan konservasi laut, aksi iklim berbasis laut, dan pendanaan yang berkelanjutan.

“Kami saling berbagi keahlian dan membantu peserta dalam mengatasi masalah, dan tantangan penting yang muncul dalam ekonomi laut,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya