Indonesia Bakal Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Khusus Negara Menengah

Apakah rencana ini akan terealisasi?

Badung, IDN Times – Pemerintah Indonesia akan melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi pandemik yang akan datang. enteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sepanjang tahun ini, G20 telah membahas cara-cara untuk dapat memperkuat arsitektur kesehatan global, dengan tiga agenda utama. Agenda tersebut di antaranya:

  • Memperkuat ketahanan sistem kesehatan global
  • Menyelaraskan standar protokol kesehatan global
  • Memperluas manufaktur global dan pusat penelitian untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemik yang akan datang

1. Sepakat membangun pusat manufaktur vaksin, terapi, dan alat diagnostik

Indonesia Bakal Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Khusus Negara MenengahHealth Working Group (HWG) ke-3 resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (22/8/2022). (Dok.IDN Times/istimewa)

Budi Sadikin menekankan merupakan tanggung jawab bersama memanfaatkan momen untuk memperluas penelitian dan kapasitas produksi yang adil dan merata dalam upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons secara global.

Respons yang cepat dinilai sangat penting untuk dapat mencegah, menahan, dan merespons penyakit. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Health Working Group (HWG) ke-3 yang digelar belum lama ini. Kegiatan yang dilaksanakan di Kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung ini diungkapkan sebagai upaya bersama tingkat global.

Pada HWG 3 ini ada 3 keluaran utama, di antaranya:

  1. Membangun pusat manufaktur vaksin, terapi, dan alat diagnostik (VTD) dan pusat penelitian kolaboratif. Langkah ini untuk mendukung pengembangan dan penguatan kapasitas manufaktur VTD yang digerakkan oleh penelitian di Low Middle Income Countries (LMICs). Selain itu juga untuk mengembangkan, meningkatkan, dan memperkuat kapasitas penelitian dan manufaktur
  2. Berbagi mekanisme dan harmonisasi regulasi. Hal ini untuk memudahkan proses peningkatan kapasitas global guna memastikan percepatan ketersediaan VTD selama keadaan darurat kesehatan masyarakat
  3. Mendapatkan prinsip yang dapat disepakati tentang pembentukan kolaborasi Uji Klinis Multisenter VTD untuk mendukung Pusat Manufaktur dan Pusat Penelitian Kolaboratif di antara negara-negara G20 guna upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons atas pandemik

2. Perlu inisiatif memperkuat pusat manufaktur VTD

Indonesia Bakal Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Khusus Negara MenengahHealth Working Group (HWG) ke-3 resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (22/8/2022). (Dok.IDN Times/istimewa)

Indonesia dan beberapa anggota G20, yakni Argentina, Brasil, India, serta Afrika Selatan, ingin memperkuat pusat manufaktur dan membangun pusat penelitian kolaboratif.  Menurut Budi Gunadi Sadikin, upaya kolaboratif ini melibatkan semua negara anggota G20 dan organisasi internasional. Inisiatif ini berfokus pada pembangunan penelitian dan kapasitas produksi di negara-negara anggota G20 berpenghasilan menengah.

Dalam meningkatkan akses global dan kapasitas produksi, dinilai sangat penting untuk berbagi pengetahuan, pengembangan kapasitas, dan transfer teknologi di antara negara-negara G20. Contoh yang berhasil adalah produksi Molnupiravir – antivirus COVID-19 oral di negara berpenghasilan menengah ke bawah yang diaktifkan oleh The Medicines Patent Pool (MPP) Facility.

"Model seperti itu penting untuk memungkinkan transfer teknologi untuk kesiapsiagaan pandemik," ungkapnya. 

3. Suarakan prinsip equality karena penularan terjadi lintas negara

Indonesia Bakal Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Khusus Negara MenengahHealth Working Group (HWG) ke-3 resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (22/8/2022). (Dok.IDN Times/istimewa)

Selanjutnya Budi juga mengungkapkan keinginannya untuk menyuarakan equality, baik dalam riset maupun produksi. Hal ini diperlukan agar pandemik di seluruh dunia segera selesai. Mengingat pandemik yang sifatnya global karena penularan terjadi lintas negara.

"Sehingga konsepnya adalah seluruh umat manusia di Indonesia harus diobati atau prinsipnya menjadi pandemik one for all, all for one. Itu maksud utama yang ingin kita sampaikan,” ungkapnya. 

Pada tahun 2021 lalu, Menteri Kesehatan negara-negara G20 menyatakan bahwa imunisasi COVID-19 harus diakui secara global. Hal ini menyiratkan bahwa semua negara memiliki akses yang adil dan setara terhadap vaksin.

Dalam mencapai upaya tersebut, penting untuk memperkuat kapasitas penelitian dan pengembangan, mendiversifikasi rantai pasokan dan meningkatkan kolaborasi antar negara dan antara pusat penelitian publik dan swasta.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya