HKTI Bali: Pertanian Padi di Tabanan Tidak Terpengaruh Musim

Jaga lumbung pangan Bali yuk

Tabanan, IDN Times - Pertanian padi di Bali secara umum saat ini terdampak pengaruh musim. Akibatnya, petani dihadapkan persoalan kecukupan air untuk mengairi sawahnya.

Namun ada satu kabupaten yang tidak terlalu terpengaruh masalah musim, yakni Tabanan. Hal tersebut diungkap Wakil Bupati Tabanan sekaligus Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bali 2022-2026, I Made Edi Wirawan pada Kamis (14/9/2023).

Baca Juga: Harga Gabah Kering Panen di Tabanan Sentuh Rp7.000 per Kg

1. Pertanian secara umum di Bali terdampak musim, petani seret air

HKTI Bali: Pertanian Padi di Tabanan Tidak Terpengaruh Musimilustrasi petani padi (pexels.com/pixabay)

Made Edi Wirawan mengungkapkan, secara umum kondisi pertanian padi yang sedang tumbuh di Bali memang seret suplai air. Para petani mengalami kesulitan untuk mengairi sawahnya.

Pengaruh musim, kata dia, cukup berperan dimana pada musim panas yang lalu, Bali mendapatkan sedikit guyuran hujan sehingga berdampak pada sistem pertanian ada berlangsung.

"Pancaroba musim ini sangat membuat kendala petani. Astungkara kalau Tabanan itu belum terdampak sama sekali dengan musim yang ada," katanya pada Kamis (14/9/2023) petang.

2. Berbeda, pertanian di Tabanan malah tidak banyak terdampak musim

HKTI Bali: Pertanian Padi di Tabanan Tidak Terpengaruh Musimilustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Kondisi tersebut memang tidak sepenuhnya dialami oleh petani di Bali, khususnya di wilayah Tabanan yang dikenal sebagai lumbung padi Balit dengan hamparan sawah luas di bagian hilir dan pantai.

"Untuk Tabanan masih tidak terlalu parah sekali. Tapi memang daerah Selatan itu dengan musim kemarau itu sudah barang tentu ada masalah sedikit. Tetapi tidak semua," ungkapnya.

Saat ini di Tabanan sedang musim panen padi. Namun beberapa bagian wilayah ada yang sudah memulai tanam padi, serta padi sudah berusia 1-1,5 bulan.

"Yang 1,5 bulan ini sedikit memprihatinkan. Mereka para petani mencari air supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik," jelasnya.

3. Pemerintah berupaya menstabilkan harga gabah saat panen raya

HKTI Bali: Pertanian Padi di Tabanan Tidak Terpengaruh MusimIlustrasi jemur gabah sembarangan (twitter.com/KocakTxt)

Di tengah permasalahan irigasi saat ini, para petani padi diakuinya sangat bersyukur karena harga gabah naik dari Rp6000 per kilogram (kg)menjadi Rp7.000 per kg. Namun kenaikan ini tidak begitu disambut baik oleh masyarakat karena harga beras secara otomatis juga naik.

"Kami cek setiap hari di tempat panen gabah itu," ungkapnya.

Made Edi Wirawan menyarankan, para petani menggunakan sistem yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar produksi gabah di Bali stabil. Dengan sistem yang dibentuk pemerintah tersebut, maka panen padi tidak akan serentak. Dampak positifnya harga gabah akan cenderung stabil.

Ia tidak memungkiri bila panen raya tiba harga gabah akan cenderung turun karena permainan tengkulak jika tidak menggunakan sistem tersebut.

"Sebenarnya sistem yang sudah kami buat di pemerintah sudah sangat jelas, 2 kali padi, satu kali palawija. Itu untuk menghindari harga gabah turun di Bali," jelasnya.

Baca Juga: Tabanan Kembangkan Vanili di Lahan Seluas 9,43 Hektare

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya