3481 Pekerja Migran Pulang ke Bali, Satgas: Mereka Bukan Penyakit

Mereka kebanggaan keluarganya lho, jangan dikucilkan ya

Denpasar, IDN Times - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra, meminta masyarakat menyikapi dengan positif kepulangan 3481 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Bali. Kepulangan para PMI di tengah wabah COVID-19 ini, Pemerintah Daerah (Pemda) telah mengambil tindakan penanganan yang lebih ketak lagi dari sebelumnya.

1. Sebanyak 3481 PMI telah pulang ke Bali. Semua harus melalui pemeriksaan kesehatan

3481 Pekerja Migran Pulang ke Bali, Satgas: Mereka Bukan PenyakitDok.IDN Times/istimewa

Dewa Indra menyampaikan, sejak Minggu (22/3) sampai Kamis (2/4) kemarin, tercatat 3481 PMI telah pulang ke Bali.

“Semuanya ini telah kami periksa kesehatannya. Telah kami berikan Surat Keterangan Sehat dan imbauan untuk karantina di rumah,” terangnya.

Pihaknya juga meminta kepada berbagai komponen sama-sama melakukan pengawasan terhadap ketaatan dan disiplin mereka, untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Baca Juga: Kumpulan Fakta COVID-19 di Bali dan Kebijakan di Pelabuhan Laut

2. Pintu masuk Pulau Bali juga diperketat. Semua PMI dilakukan rapid test

3481 Pekerja Migran Pulang ke Bali, Satgas: Mereka Bukan PenyakitIDN Times/Ayu Afria

Sejak Rabu (1/4) sore, Satgas melakukan pengetatan pintu masuk ke Pulau Bali, baik di bandara maupun pelabuhan laut.

Guna mengantisipasi penyebaran COVID-19, Satgas melakukan tindakan rapid test kepada PMI di Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai. Terlepas kepulangan mereka dari negara manapun dan tidak peduli telah mengantongi health certificate atau belum, semuanya wajib diperiksa tanpa terkecuali demi keselamatan.

“Semuanya kami periksa menggunakan rapid test. Memastikan yang masuk melalui pintu Bandara Ngurah Rai, kawan-kawan kita, adik-adik kita, saudara kita semuanya dalam keadaan sehat,” jelasnya.

Hasil pengecekan tersebut baik yang dilaksanakan di Bandara Ngurah Rai maupun di tempat karantina, hampir semuanya negatif. Hanya 12 orang saja yang positif dan harus menjalani karantina. PMI ini dipastikan semuanya merupakan Anak Buah Kapal (ABK)atau kru kapal dan telah mengantongi health certificate.

Kemudian di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk juga dilakukan rapid test, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah terjangkit.

“Saya monitor juga terus dilanjutkan. Ini juga bagian dari upaya memperkuat upaya pencegahan terhadap potensi risiko yang datangnya dari luar,” tegasnya.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Virus Corona yang Salah Kaprah Menurut Medis

3. Tanggapi adanya spanduk penolakan kepulangan PMI, Dewa Indra tegaskan seharusnya semua menyambut mereka dengan uluran tangan dan kesadaran hati nurani

3481 Pekerja Migran Pulang ke Bali, Satgas: Mereka Bukan Penyakit(Kapal pesiar Costa Luminosa) www.cruisecritic.com

Menanggapi adanya spanduk penolakan untuk menerima PMI sangat disayangkan oleh Dewa Indra. Menurutnya, PMI merupakan para pekerja kapal pesiar, anak-anak mereka semua. Seandainya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sanggup menyediakan lapangan kerja, pastilah para PMI ini tidak sampai kerja ke luar negeri. Bahkan karena jasanya tersebut, mereka mendapatkan gelar Pahlawan Devisa. Pun mereka sebagai penopang perekonomian keluarganya.

“Seandainya saja Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota bisa menyediakan lapangan kerja yang cukup dengan penghasilan yang cukup. Saya yakin anak-anak kita tidak akan pergi sampai bekerja jauh meninggalkan orangtuanya. Mereka orang-orang yang ulet, pekerja tangguh,” ucapnya.

Dewa Indra menilai, selama ini para PMI dibanggakan oleh keluarganya, orangtua, bahkan oleh orang kampung karena bisa mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Tetapi sangat disayangkan, ketika ada wabah COVID-19, sebagian masyarakat justru yang kurang menerima dengan baik anak-anak ini.

“Saya ingin mengatakan ketika peristiwa ini terjadi, seharusnya kita dengan penuh kesadaran nurani menyambut uluran tangan anak-anak kita yang pulang. Mereka pulang karena situasi yang tidak memungkinkan mereka untuk bekerja. Mereka itu bukan penyakit, mereka juga bukan pembawa penyakit. Seharusnya masyarakat kita memahami,” keluhnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya