Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanur

Bali sempat diboikot dan dituding tempat pembantaian penyu

Denpasar, IDN Times - Delapan dari 12 ekor penyu sitaan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Bali dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanur, Denpasar pada Selasa (11/8/2020). Selain penyu remaja tersebut, sebanyak 200 ekor tukik juga kembali dilepasliarkan.

Menurut keterangan dari Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Sumarsono, pelepasliaran ini untuk keselamatan satwa. Mengingat delapan penyu remaja ini merupakan sitaan, sehingga harus segera dilepaskan.

"Prinsipnya untuk kesejahteraan dan keselamatan satwa," terangnya. 

1. Satu ekor penyu mati karena mengalami kembung

Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, SanurPelepasliaran penyu sitaan di Pantai Sindu Sanur (IDN Times/Ayu Afria)

Sumarsono mengungkapkan bahwa penyu hijau (Chelonia mydas) sitaan Dit Reskrimsus Polda Bali ini sebenarnya berjumlah 12 ekor. Namun satu ekor mati karena mengalami kembung sehingga tidak bisa menyelam.

"Tinggal 11 ekor, delapan ekor kami lepas. Yang tiga kami sisihkan untuk sidang. Barang bukti sidang pengadilan,” jelas Sumarsono.

Dari penyu yang dilepas, usia termuda ia ungkapkan 10 tahun dan paling tua 20 tahun (remaja). Sementara itu ukuran kerapas paling kecil 40 sentimeter dan paling besar 70 sentimeter.

2. Penyu hijau masih banyak dikonsumsi

Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanurpelepasliaran penyu sitaan di Pantai Sindu Sanur (IDN Times/Ayu Afria)

Sumarsono menjelaskan mengapa penyu hijau yang paling banyak dikonsumsi? Menurutnya hal ini dikarenakan daging penyu hijau ini tidak beracun.

“Paling banyak dikonsumsi. Paling sering dikonsumsi dan yang dagingnya tidak beracun itu penyu hijau,” jelasnya.

Namun untuk bentuk pidana semacam ini, ia berharap bagi penyelundup maupun pengkonsumsi daging penyu harus tetap dipidanakan.

3. Penyu merasa nyaman dan suka bertelur saat pantai sepi

Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanurpelepasliaran penyu sitaan di Pantai Sindu Sanur (IDN Times/Ayu Afria)

Menurutnya, tidak dipungkiri bahwa dengan kondisi pantai yang sepi beberapa waktu lalu karena pandemik COVID-19, penyu-penyu tersebut merasa nyaman dan kembali bertelur di wilayah Bali. Memang belum ada spot baru lokasi penyu ini bertelur, masih tetap di seputaran Sanur, Kuta, beberapa pantai di Tabanan dan di belakang hotel di Jimbaran.

“Karena memang kalau gangguan di pantai orang lalu lalang lebih sedikit, semakin banyak penyu yang bertelur,” katanya.

Ia juga memonitor di beberapa pantai di Bali misalnya Pantai di Tabanan mulai melepasliarkan tukik. Pantai di Gianyar juga sudah melepasliarkan 10 ribu tukik belum lama ini.

“Jadi memang karena pantainya sepi betul. Memang banyak penyu ya nyaman bertelur,”

4.Dari 1.000 tukik yang dilepas hanya satu yang selamat

Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanurpelepasliaran penyu sitaan di Pantai Sindu Sanur (IDN Times/Ayu Afria)

Selain itu 200 ekor tukik dari penangkaran Konservasi Penyu Sindu Dwarawati juga dilepasliarkan.

“Kalau penyu itu kan se-perseribu yang survive. Jadi dari 1.000 tukik yang kita lepas itu hanya satu yang selamat. Makanya kita concern sekali kalau pelepasan penyu. Karena satu banding 1.000 hidupnya,” jelasnya.

5. Bali sempat diboikot persoalan penyu

Delapan Penyu Remaja Sitaan Dilepasliarkan di Pantai Sindu, Sanurtukik (IDN Times/Ayu Afria)

Sumarsono menjelaskan bahwa Bali sempat diboikot beberapa tahun yang lalu karena dituding sebagai tempat pembantaian penyu. 

“Sekarang kami konservasi. Dan kelompok-kelompok masyarakat, banyak yang sudah merapat ke kami kalau menemukan sarang, menemukan telur, menemukan penyu,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya