Cerita Misi Dokter RSUP Sanglah Membuang Parasit Bayi Kadek Gorsi

Bukan kembar siam, bayi ini terlahir memiliki parasitic twin

Denpasar, IDN Times - Bayi perempuan pasangan Made Mujana (36) dan Kadek Gorsi (35) warga Desa Pangkung, Paruk, Buleleng baru saja lahir, pada Senin (23/9) pagi. Namun kondisi tubuhnya terlahir tidak sempurna. Dalam satu badan, bayi ini memiliki satu kepala, empat kaki, empat tangan, organ dalam berupa hati, dan usus berada di luar dinding perut.

Kini bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar usai menjalani perawatan di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng.

Ia mengalami parasitic twin, bukan kembar siam. Sehingga keduanya tidak berhubungan, karena yang satunya tidak bernyawa. Hanya tambahan organ saja. Hal tersebut ditegaskan oleh Dokter Spesialis Bedah Anak RSUP Sanglah, dr Darma Jaya.

“Perlu kita garis bawahi ini bukan istilahnya kembar siam. Tapi nama istilahnya paracitic twin. Apa bedanya? Itu hal yang berbeda. Kalau paracitic twin itu adalah yang tidak simetris, tidak komplit. Jadi sebetulnya dia tidak kembar siam. Jadi hanya prosesnya mirip terjadinya kembar siam. Tetapi dia tidak sempurna. Dia menyisakan beberapa organ,” jelas Darma Jaya kepada IDN Times, Rabu (25/9).

Sementara kembar siam, secara terminologi medis adalah dua kehidupan yang jadi satu. Sehingga pada tahap operasi tidak disebut memisah, akan tetapi membuang. “Namanya parasit, kan harus dibuang. Kalau dipisah kan orang dua, sama-sama bernyawa, sama-sama hidup. Kalau di luar negeri, parasit ini tidak dibuang karena itu dianggap berkah. Kalau kita kan ndak,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap (Ibu dan Anak), dr I Wayan Dharma Artana, menyampaikan pihaknya menerima bayi rujukan dari RSUD Buleleng tersebut Selasa (24/9) sekitar pukul 21.00 Wita, setelah sebelumnya menerima kabar adanya kelahiran bawaan dari Singaraja.

Selanjutnya pukul 21.30 Wita, bayi dengan bobot lahir 3000 gram tersebut diterima di Triage Anak, dan Tim Sidik RSUP Sanglah rupanya sudah mempersiapkan sejak pagi.

“Datang dengan kelainan bawaan. Ada organ-organ tubuh yang menempel. Kami melakukan stabilisasi kondisinya seperti biasa. Perbaiki kondisi secara umum, suhu badan dan pemeriksaan lebih lanjut,” terangnya.

Dari hasil pemeriksaan diketahui ada organ yang menempel, kemudian ada organ di bagian perutnya yang juga keluar. Sehingga perlu diambil tindakan bedah. Sekarang bayi tersebut dirawat di incubator ruang NICU. “Dengan infus dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi terjadi,” jelasnya.

1. Bayi perempuan ini mengalami omphalocele

Cerita Misi Dokter RSUP Sanglah Membuang Parasit Bayi Kadek GorsiDok.IDN Times/Istimewa

dr Darma Jaya menjelaskan, hal emergency yang dihadapi bayi perempuan saat ini bukan kondisinya yang paracitic twin. Namun omphalocele yang pecah, atau bahasa umumnya dikenal sebagai usus terburai. Kondisi usus terburai ini terbagi menjadi dua. Yakni sejak dalam kandungan ususnya sudah terburai di luar, dan ada yang di dalam kandungan ususnya terburai masih ada lapisan tipis.

“Jadi banyak bayi begini lahir, tidak terburai ususnya tapi menerawang. Jadi ada selaput tipis, selaput amnion namanya. Yang melindungi dia. Makanya disebut dengan omphalocele, hatinya kelihatan dari luar gitu. Makanya kalau kemarin lahir lapisannya masih utuh (Tidak pecah) dia tidak perlu tindakan emergency. Tinggal distabilkan, baru kami membuang parasitnya itu,” jelasnya.

Seandainya pembungkus usus tersebut tidak pecah, bayi masih dalam kategori aman. Karena tidak ada penguapan, dehidrasi dan infeksi, maka tidak ada alasan mengambil tindakan emergency.

“Tindakan emergency-nya sudah lewat. Kenapa begitu karena bayi sudah lahir sehari sebelumnya,” tegasnya.

2. Pihak RSUP Sanglah sudah melakukan tindakan bedah

Cerita Misi Dokter RSUP Sanglah Membuang Parasit Bayi Kadek GorsiIDN Times/Ayu Afria

Setelah mengetahui kondisi omphalocele, pihak dokter langsung melakukan tindakan bedah, Rabu (25/9) pagi. Tindakan emergency ini disebutnya sudah terlambat lantaran bayinya sudah umur sehari sebelum dilakukan bedah. Akibatnya, saat dibawa ke RSUP Sanglah, kondisi ususnya sudah membengkak.

“Dan jangan lupa ini beda dengan usus terburai yang satunya yang disebut gastroschisis. Justru yang begini yang lebih jelek, karena kalau dari awal ususnya di luar ini karena dinding perutnya gagal nutup. Operasi tutup dinding perutnya selesai. Kalau ini tidak, lapisan dinding perutnya tidak terbentuk sempurna. Sehingga nerawang begitu,” jelasnya.

Menghadapi kelainan semacam ini, pihaknya tidak bisa mengatakan bahwa ini pertanda bagus atau tidak. Tindak lanjutnya pasti harus melalui screening, apakah organ jantung ada masalah atau tidak, dan apakah ada kelainan-kelainan kromosom.

“Operasi sudah kami kerjakan tadi pagi (Rabu pagi). Kenapa tadi pagi karena ya tadi malam masuk. Perlu resusitasi. Tentu distabilkan. Kalau bayi kurang cairan kami paksa masuk ruang operasi ya kita membunuh lebih cepat,” jelasnya.

Bayi tersebut juga sudah dipasangi silo bag, yaitu pembungkus dari bahan khusus. Kebetulan ini memakai kantong urine yang sudah steril kemudian dijahit, untuk melindungi usus dari penguapan. Setelah bengkaknya mereda, baru pihak rumah sakit akan berpikir masalah penutupan dinding perutnya.

“Tergantung nanti apa yang akan kami temukan. Bisa saja kalau nanti bayi ini selamat, survive. Dia bisa tertolong dan tidak ketemu penyakit-penyakit yang lain. Pada saat kami membuang parasitnya tersebut kulitnya bisa dipakai untuk menutupnya. Kalau bisa sampai ke fase itu,” jelas dr Darma Jaya.

3. Membuang parasitic twin tidak susah

Cerita Misi Dokter RSUP Sanglah Membuang Parasit Bayi Kadek GorsiFoto hanya ilustrasi. (pexels.com/ Pixabay)

Membuang parasit ini, kata dr Darma Jaya, tidaklah susah. Lantaran bukan misi menyelamatkan, melainkan membuang organ parasit tersebut. Sehingga pihaknya merasa tidak ada masalah, kecuali membuat bayinya tetap hidup.

“Membuang parasit itu bukan hal yang susah. Mirip operasi tumor, ya mirip-mirip gitulah. Kapan saja bisa kalau dia bisa melewati. Ini silonya tidak selesai, ini temporary, sementara. Untuk mencegah penguapan, mencegah infeksi. Kalau dia melewati ini, kami mikir nutup dulu,” jelasnya.

Pihaknya berharap tidak menemukan bonus-bonus kelainan pada bayi tersebut. Sebab dalam kasus semacam ini biasanya disertai dengan kelainan jantung. Kasus ini pun disebutnya terbilang langka.

4. Tentang bayi Kadek Gorsi sebelumnya

Cerita Misi Dokter RSUP Sanglah Membuang Parasit Bayi Kadek GorsiDok.IDN Times/Istimewa

Sebelumnya, pasutri Made Mujana (36) dan Kadek Gorsi (35) melahirkan anak ketiganya ini di tempat praktik sebuah bidan setempat. Kadek Gorsi mengalami mengalami banyak pendarahan.

Keterangan dari iparnya, Made Darmika (50), pada Minggu (22/9), Kadek Gorsi sempat dibawa sebuah tempat praktik bidan. Kondisinya sudah bukaan tiga. Setelah bukaan empat sekitar pukul 02.45 Wita, lahirlah seorang bayi. Melihat kondisi bayi lahir dengan kelainan, kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng. Keluarga tersebut sempat menolak membawa sang bayi ke RSUP Sanglah dengan alasan terkendala biaya.

“Karena kami orang awam. Hanya petani, pekerjaannya serabutan pikiran ada-ada biaya yang tidak terduga. sementara ditunda dulu,” jelasnya.

Baca Juga: 15 Ide Nama Bayi Perempuan Berbahasa India, Sesuai Ajaran Hindu

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya