Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di Indonesia

Teruslah berjuang, jangan mudah menyerah

Badung, IDN Times – Pemerintah terus mengupayakan diseminasi teknologi, informasi, komunikasi kepada para guru-guru di seluruh Indonesia, melalui peran Duta Teknologi.  Bagaimana perjuangan para Duta Teknologi tersebut dalam mencerdaskan para guru? 

Duta Teknologi itu adalah Dedi Sulaiman (40), guru matematika di SMPN 1 Airgegas, Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai tuna daksa, dia bersemangat untuk membagikan kemampuan teknologi, informasi, komunikasi (TIK) kepada rekan sejawat.

"(Saya) berharap, para guru bisa mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat," kata dia di sela-sela kegiatan Sinergi Balai Layanan Platform Teknologi di Kuta, Kabupaten Badung, pada Rabu (24/4/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Duta Teknologi, dan Kapten Belajar.id itu, diikuti 245 orang perwakilan guru seluruh provinsi di Indonesia.

Baca Juga: 3 Rekaman Audio Perselingkuhan Dokter TNI di Bali Tak Diakui

1. Berawal ketika pandemik COVID-19, ada lost learning

Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di IndonesiaKegiatan Sinergi Balai Layanan Platform Teknologi (IDN Times/Ayu Afria)

Pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 menjadi tonggak awal Dedi memperkuat ilmunya di bidang TIK.

“Ketika pandemik COVID-19 waktu itu, ada lost learning. Kemampuan siswa itu sangat minim, sedangkan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologi itu sangat kurang,” ungkap dia.

Dedi mencoba mengikuti program Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) yang diselenggarakan Kemendikbudristek RI. Dia juga belajar dari YouTube dan menerapkan TIK dalam pembelajaran siswa. Guru matematika SMPN 1 Airgegas itu akhirnya terpilih menjadi Duta Teknologi tahun 2021.

“Saya menambah pengetahuan saya, keterampilan saya sehingga saya bisa membagikan apa yang sudah saya dapatkan itu kepada rekan-rekan sejawat di lingkungan sekolah ataupun di Bangka Belitung,” terangnya.

2. Semangat Dedi dalam mencerdaskan guru

Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di IndonesiaGuru matematika SMP N 1 Airgegas, Dedi Sulaiman (IDN Times/Ayu Afria)

Ia terpilih menjadi Duta Rumah Belajar sehingga memiliki tanggung jawab untuk membagikan kepada guru-guru lainnya di Provinsi Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka Selatan.

Upayanya tersebut juga menghadapi kendala, terutama sinyal di beberapa pulau wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan. Namun ia mendapat dukungan dari dinas terkait serta komunitas guru penggerak yang bersedia bahu-membahu melakukan diseminasi TIK.

“Karena di Kabupaten kami itu masih ada beberapa desa yang memang tidak ada sinyal sama sekali. Itu menjadi kendala ketika kami berbagi tentang teknologi. Kami memanfaatkan teknologi yang ada tanpa online. Jadi saya membantu seperti itu sampai saat ini,” ungkapnya.

Dedi menaruh harapan agar pemerintah mengembangkan media pembelajaran untuk anak-anak difabel dan berkebutuhan khusus.

3. Cerita perjuangan Jean dari Papua, rela menempuh perjalanan jauh

Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di IndonesiaPlt Kepala Sekolah SMP YPK Laharoi Somiangga, Jean Soffian Banundi (IDN Times/Ayu Afria)

Cerita lain diungkapkan Pelaksana Teknis (Plt) Kepala Sekolah SMP YPK Laharoi Somiangga, Jean Soffian Banundi (42), asal Kabupaten Waropen, Provinsi Papua. Jean diajak mengikuti program PembaTIK tahun 2019. Sebelumnya, dia memang aktif  mendampingi sekolah-sekolah di daerah 3T atau Tertinggal, Terpencil, dan Terluar.

Dia mengaku bersemangat mengikuti proses pembelajaran di PembaTIK, karena termotivasi untuk mengembangkan TIK dalam dunia pendidikan di daerahnya. Jean baru serius mengikuti seleksi Duta Teknologi pada tahun 2022 setelah ada dorongan dari beberapa pihak. Bahkan saat wawancara 5 besar kandidat Duta Teknologi, ia tengah menyelesaikan tugas lain. Yakni mendampingi asesmen di distrik Inggerus yang jarak tempuhnya 1,5 jam menggunakan speedboat. Ada 5 sekolah yang harus ia datangi bersamaan waktu seleksi Duta Teknologi.

Selain berada di wilayah yang susah sinyal atau blank spot, Jean juga mengalami kecelakaan hingga menyebabkan luka terbuka dan pendarahan di tangannya. Ia tidak sempat meminta tolong karena sangat sulit menemukan penduduk yang lalu lalang.

Menurutnya, penduduk yang menggunakan jalan tersebut hanya setiap 10 jam sekali. Kondisi daerah yang ia dampingi itu susah diakses roda empat, jembatan penghubung pun banyak dalam kondisi putus hingga saat ini. Untuk sampai di lokasi tersebut, ia harus naik turun sepeda motor selama 20 kali.

“Saat itu saya jatuh, saat itu saya ikut wawancara terakhir dengan kondisi tangan ini sudah tidak bisa jahit, di tempat kondisi yang tidak ada sinyal, saya pakai WiFi. Puji Tuhan selesai dengan baik (lolos),” katanya.

Jean kemudian membentuk KOMEDI dengan kepanjangan Komunitas Belajar ID Waropen. Di dalamnya tergabung guru-guru dari 1 SMK, 4 SMP, dan 17 SD di dua distrik. Mereka diperkenalkan dengan platform-platform penting untuk sistem pembelajaran.

”Kami berbagi, berproses demi kepentingan anak-anak kita masa depan,” ungkapnya.

4. Duta Teknologi berperan diseminasi platform-platform prioritas kementerian

Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di IndonesiaKepala Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kemendikbudristek, Wibowo Mukti (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kemendikbudristek, Wibowo Mukti, menyampaikan penentuan Duta Teknologi tersebut melalui rentetan proses panjang.  Mereka yang terpilih berperan melakukan diseminasi terkait platform-platform prioritas kementerian, dan pembelajaran yang berbasis TIK.

Seluruh platform prioritas tersebut dipastikan dimanfaatkan oleh guru-guru di seluruh wilayah Indonesia untuk pembelajaran.

“Setiap tahun kami kumpul bareng, kami refresh pengetahuan mereka, khususnya terkait TIK. Karena saat ini pemerintah arahnya melakukan reformasi pendidikan mengembangkan ekosistem digital, makanya kami update lagi terkait platform-platform prioritas kementerian,” terangnya.

Cerita Duta Teknologi, Susahnya Perjuangan Cerdaskan Guru di IndonesiaKegiatan Sinergi Balai Layanan Platform Teknologi (IDN Times/Ayu Afria)

Pihaknya mengakui ada menerima keluhan kendala dalam diseminasi dari para Duta Teknologi tersebut. Keluhan itu seperti teknologi itu sendiri, kebijakan di daerah, infrastruktur dan kelistrikan, konten digital, dan sebagainya. Kendala ini kebanyakan dialami di daerah 3T.

Sementara itu di Bali sendiri, Wibowo mengakui bahwa penerapan TIK secara utuh sudah baik. Ia menilai Duta Teknologi yang ada di Bali sudah berkolaborasi secara erat dengan pihak-pihak terkait untuk diseminasi TIK.

“Penerapan kolaborasi TIK secara utuh di Provinsi Bali itu yang paling baik,” katanya.

Baca Juga: Istri Dokter TNI di Bali Bukti Marginal Minim Dapat Keadilan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya