Trik Memastikan Sulinggih Memiliki Track Record Baik di Bali

Semeton punya cara yang lain? Share pengalamannya ya

Denpasar, IDN Times – Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana, beberapa waktu lalu kepada IDN Times meminta agar masyarakat mau belajar dari kasus dugaan tindak pidana pelecehan seksual oleh oknum sulinggih asal Tegallalang, berinisial IBRASM dengan nama welaka (Asli), I Wayan M (38).

Masyarakat diminta agar melihat dan menilai lebih dulu track record sulinggih jika ingin melakukan upacara. Bagaimana cara mengeceknya? Berikut ini penjelasannya:

Baca Juga: 7 Doa Agama Hindu Supaya Mendapatkan Kedamaian Hidup

1. Memilih sulinggih untuk memimpin upacara berdasarkan Surya Sisya

Trik Memastikan Sulinggih Memiliki Track Record Baik di BaliDok.IDN Times/Istimewa

IDN Times mewawancarai seorang masyarakat asal Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar yang tinggal di Kota Denpasar sekaligus Pengamat Budaya bernama I Wayan Juniarta. Ia menilai, pemilihan sulinggih untuk memimpin dan menyelesaikan upacara sesungguhnya berdasarkan Surya Sisya (Hubungan guru-murid). Secara tradisional, setiap desa adat seluruh Bali sudah pasti memiliki Surya (Sulinggih) dari generasi ke generasi yang menjadi pengayom di desa tersebut. Sehingga apabila masyarakat atau desa tersebut melakukan upacara, maka pasti akan memohon (Tuwur) untuk memimpin dan menyelesaikan upacara itu kepada Surya.

“Jadi di setiap desa adat itu selalu ada sulinggih,” katanya, Jumat (19/2/2021) lalu.

Sebagai masyarakat, ia sendiri yakin kepada Surya-nya untuk membimbing desa dari generasi ke generasi. Termasuk mengurusi semua ritual dari lahir sampai kematian. Sehingga dengan ini saja, menurut Juniarta, masyarakat mengetahui bagaimana track record Surya-nya.

Baca Juga: PHDI Bali Buka Suara Soal Oknum Sulinggih Tersangka Pelecehan Seksual

2. Ada perubahan ketika masyarakat Hindu Bali mulai merantau

Trik Memastikan Sulinggih Memiliki Track Record Baik di BaliDok.IDN Times/Istimewa

Juniarta mengungkapkan, ada perubahan ketika masyarakat Hindu Bali merantau. Bagi orang yang merantau dan tidak memungkinkan untuk memohon Surya di tempat asalnya datang, maka mereka mulai mencari Surya yang lain.

“Sebisanya kalau aku ada upacara di Denpasar, aku memohon ke Surya-ku di Tulikup. Tapi kadang-kadang kan beliau berhalangan karena misalnya ada acara juga di Tulikup. Gitu lho. Atau misalnya aku merantau ke Jakarta kan terlalu jauh untuk Surya-ku di Tulikup. Mulailah kemudian mereka-mereka yang diperantauan ini kalau tidak bisa memohon kedatangan Surya di desanya, mulai mencari sulinggih lain,” jelasnya.

Juniarta termasuk masyarakat Hindu yang merantau ke Kota Denpasar. Berdasarkan pengalaman pribadinya, maka ia bertanya kepada kerabat siapakah Surya di lokasi rantauannya. Jadi kepada Surya di tempat baru itulah ia akan memohon.

3. Keraguan muncul jika menggunakan sulinggih yang upacara diksanya tidak diketahui oleh desa adat

Trik Memastikan Sulinggih Memiliki Track Record Baik di BaliPura Campuhan, tempat pertemuan dua aliran Sungai Pakerisan dengan Sungai Petanu dan kerap dijadikan sebagai pengelukatan. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Juniarta mengaku ada keraguan jika harus menggunakan sulinggih, yang ketika upacara diksanya tidak diketahui oleh desa adat. Dengan sistem yang semakin demokratis sekarang ini, ada beberapa orang yang berkeinginan menjadi sulinggih. Mereka belajar menjadi sulinggih dan mencari nabe (Sulinggih senior) atau mencari garis guru-murid. Namun kemudian upacara diksanya tidak diketahui oleh desa adat. Sehingga dimungkinkan satu desa adat memiliki lebih dari satu sulinggih.

“Baru kemudian mulai muncul keraguan itu pada waktu kita menggunakan sulinggih yang bisa disebut sebagai independen gitulah. Maksudnya sulinggih yang tidak terikat oleh desa adat.

Semua desa adat melakukan itu untuk Surya-nya ya. Jadi untuk keluarga sulinggih yang selama bergenerasi ke generasi memang tinggal di sana dan mengayomi desa itu. Jadi ada ikatan historis antara Surya dan Sisya-nya, karena itu track record-nya pasti jelas."

4. Apakah ada daftar sulinggih resmi yang terdaftar di situs PHDI?

Trik Memastikan Sulinggih Memiliki Track Record Baik di Baliwebsite resmi PHDI (website/screenshot)

IDN Times mencoba menelusuri situs phdi.or.id untuk melakukan pengecekan nama-nama sulinggih yang terdaftar resmi di PHDI secara online. Namun situs tersebut tidak menyediakan menu khusus untuk itu.

Daftar nama-nama sulinggih justru ditemukan di beberapa akun situs lainnya. Dikonfirmasi terkait hal ini, Ketua PHDI Gianyar, I Wayan Ardana, menyampaikan untuk mengecek track record seorang sulinggih bisa langsung ke PHDI.

Ampura pastikan nyane sulinggih sane ngemargiang sesana kasulinggihan sane becik kemudian beliau terdaftar di lembaga umat yaitu PHDI. (Mohon maaf, pastinya sulinggih yang menjalankan aturan kesulinggihan itu yang baik. Kemudian beliau terdaftar di lembaga umat yaitu PHDI),” jawabnya.

Namun ia belum menjawab lagi ketika ditanya terkait cara masyarakat mengakses nama-nama sulinggih yang tercatat di PHDI.

Tim IDN Times juga baru bisa mengakses dan mendapatkan daftar nama-nama sulinggih yang terdaftar, ketika mendatangi kantor PHDI Provinsi Bali secara langsung.

Baca Juga: Beratnya Jadi Sulinggih di Bali, Harus Menjauhi Nafsu dan Duniawi

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya