Banyak Hotel Tutup, Stok Pangan di Bali Justru Berlimpah  

Di tengah COVID-19 masyarakat semakin mengerem pengeluaran

Denpasar, IDN Times – Ketua Satgas (Satuan Tugas) Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra menyampaikan dampak ekonomi yang dirasakaan Bali saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Pasalnya Pemerintah Provinsi Bali selain mengatensi bidang operasional pencegahan juga telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan terkait laporan ketersedian pangan masyarakat. Hasilnya, ketersediaan masih dalam posisi aman dengan harga yang terkendali.

“Kepala Bulog juga melaporkan, persediaan beras cukup untuk antisipasi dampak dari merebaknya COVID-19. Secara umum, cadangan beras Bulog cukup, produksi dan ketersediaan pangan di pasar cukup, dengan harga terkendali,” ucapnya belum lama ini.

Menurutnya dengan adanya program jaring pengaman sosial dari Pemerintah Pusat guna melindungi masyarakat miskin, bisa menjadi solusi dalam menghadapi dampak dosial ekonomi.

“Kami menyadari banyak yang kehilangan pekerjaan, berkurang pendapatannya akibat COVID-19 ini. Jadi kami antisipasi juga dampak-dampaknya pada gangguan keamanan,” terangnya.

1. Ketersediaan bahan pokok penting di pasaran aman selama April

Banyak Hotel Tutup, Stok Pangan di Bali Justru Berlimpah  IDN Times/Ayu Afria

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Wayan Jarta menyampaikan bahwa melihat kondisi stok di masing-masing distributor terkait dengan bahan pokok penting selama bulan April ini, ketersediaan dalam posisi aman.

“Stok bapokting Bali bulan April cukup, aman dan ketersediannya juga cukup. Harga stabil, beberapa komoditi justru cenderung turun,” terangnya Sabtu (4/3).

Pihaknya saat ini memantau stok bapokting tersebut di beberapa gudang distributor. Umumnya para distributor mengaku masih memiliki persediaan untuk satu minggu ke depan.

Wayan Jarta menegaskan meskipun stok dikatakan aman untuk satu meinggu ke depan, namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena ketersediaan order bapokting untuk jangka satu sampai 1,5 bulan ke depan akan segera datang.

“Bahan makanan untuk sekian bulan ini kan terus bergerak. Kalau kami pantau mereka itu sudah biasa tidak ada kendala seperti itu. Kalau itu sudah aman. Kecuali kalau seret suplai akan kami kategorikan sebagai sesuatu yang tidak aman yang perlu diperhatikan,” terangnya.

2. Saat ini stok malah berlebihan

Banyak Hotel Tutup, Stok Pangan di Bali Justru Berlimpah  Ilustrasi (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Wayan Jarta menyatakan bahwa kondisi saat ini bukan seret namun malah banyak stok yang berlebih. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini dikarenakan mereka yang biasanya suplai ke hotel-hotel, kini berkurang sehingga stoknya over (lebih).

Terkait dengan harga, ia mengatakan bahwa di pasaran semua harga bapokting tetap stabil dari hari ke hari. Rata-rata malah cenderung turun. Harga yang turun ini ia diperkirakan karena tidak ada kepanikan dari masyarakat untuk membeli barang-barang di pasaran (panic buying).

“Hampir rata-rata sama. Tidak ada lonjakan yang signifikan. Tidak ada kepanikan di situ. Mereka berkeyakinan dia akan dapat kok besok.” terangnya.

Selain alasan tersebut, masyarakat juga dinilai membatasi konsumsi. Karena kondisi saat ini masyarakat lebih banyak mengerem pengeluaran mereka.

Apakah nantinya panic buying akan terjadi di Bali? Pihaknya menyampaikan bahwa hal tersebut tergantung dari kebijakan pemerintah. Dalam hal ini apabila pemerintah bisa memberikan keyakinan bahwa ada jaminan mereka mendapatkan pangan, tentu tidak terjadi hal demikian.

3. Stok beras dari sembilan distributor masih 6927,5 ton

Banyak Hotel Tutup, Stok Pangan di Bali Justru Berlimpah  midwestfarmreport.com

Dari catatan kondisi distributor bapokting ke wilayah Bali yang diterima IDN Times dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, disampaikan bahwa stok bahan pangan beras dari sembilan distributor pasokan dari Banyuwangi Jawa Timur dan Tabanan ketersediaannya masih 6927,5 ton.

Diperkirakan jumlah tersebut cukup untuk 53 hari ke depan. Bahan pokok beras ini didistribusikan per harinya mencapai 131,1 ton tersebar ke toko grosir atau agen di Bali, warung atau pengecer serta untuk konsumsi langsung.

Sedangkan untuk ketersediaan gula pasir dari enam distributor sebanyak 249,8 ton dengan distribusi per harinya mencapai 62,54 ton. Ketersediaan ini bisa bertahan hingga empat hari. Untuk bahan pokok ini Bali mendapat suntikan pasokan dari Jawa Timur, Sumbawa, dan distributor Bali.

Untuk minyak goreng, dari sembilan distributor stoknya masih 4790,46 ton yang diperkirakan akan bertahan hingga 39 hari. Minyak goreng ini dipasok dari Surabaya, distributor di Bali dan Kalimantan.

Sementara itu tepung terigu dari enam distributor yang ada, stoknya masih di angka 365 ton yang diperkirakan bertahan untuk 16 hari ke depan. Kedelai impor dari dua distributor sebanyak 233 ton dan diperkirakan bertahan lima hari. Kedelai impor ini dipasok dari Amerika dan Gresik Jawa Timur.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya