Bali Run For Hope Galang Dana Rp200 Juta untuk Bantu Pengobatan ODGJ

Penggalangan dana dibuka sampai akhir Oktober 2021

Denpasar, IDN Times – Hari Kesehatan Mental Dunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Bali memperingatinya melalui acara Bali Run For Hope yang digelar pada Minggu (10/12/2021). Sebanyak 13 orang berlari sejauh 50 kilometer dari titik awal yakni The Ambengan Tenten, Denpasar hingga Pantai Melasti, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Mereka berlari untuk menggalang dana guna membantu ratusan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Bali. Dana tersebut akan digunakan untuk perawatan dan pengobatan para ODGJ sehingga mereka bisa hidup dengan lebih layak.

Apa saja kegiatan yang dilakukan selama penggalangan dana? Simak ulasannya di bawah ini yuk!

Baca Juga: Dari 797 ODGJ di Tabanan, Hanya 26 yang Sudah Divaksinasi COVID-19

1. Gelar pameran fotografi dokumentasi kehidupan para ODGJ

Bali Run For Hope Galang Dana Rp200 Juta untuk Bantu Pengobatan ODGJPameran foto kondisi ODGJ di Bali. (Dok. IDN Times / Rudi Waisnawa)

Lead Project Bali Hope and Freedom, Kadek Rudi A Waisnawa, juga menggelar pameran fotografi yang menampilkan sebanyak 11 foto kondisi ODGJ di Bali. Pameran ini dilakukan selama 9 hari yakni sejak tanggal 1 hingga 9 Oktober 2021 di The Ambengan Tenten Bali.

Foto-foto tersebut dicetak pada kertas Gold Mono Silk 270 gsm dan Gloss Art Fibre 300 gsm dan dipajang dalam bingkai berukuran 105x70 sentimeter. Pada bagian kanan atas foto dipasang barcode yang apabila di-scan, akan langsung menampilkan link website donasi. Dengan begitu, penggalangan dana tersebut akan lebih transparan karena bisa dipantau langsung oleh publik melalui internet.

“Ini di Bali, yang pernah dan masih diobati. Ada beberapa yang nggak (dipasung), ada beberapa yang sudah meninggal. Ada yang kami tangani dan sembuh,” jelas Rudi.

2. Lari 50 kilometer sudah mengumpulkan dana sebanyak Rp191.013.744

Bali Run For Hope Galang Dana Rp200 Juta untuk Bantu Pengobatan ODGJlari untuk penggalangan dana bantuan ODGJ di Bali. (Dok. IDN Times / Rudi Waisnawa)

Virtuathlon berkolaborasi dengan Bali Run For Hope menggelar penggalangan dana ini. Mereka menggandeng Suryani Institute For Mental Health (ISMH), yayasan yang berkecimpung dalam penanganan dan perawatan ODGJ di Bali.

Kegiatan ini berangkat dari keprihatinan atas kasus bunuh diri di Bali yang disebutkan meningkat secara signifikan sejak tahun 2000. Penyebabnya bisa karena beberapa faktor, di antaranya penyakit mental yang kronis dan diikuti oleh masalah hubungan interpersonal hingga penyakit fisik kronis. Termasuk pula kondisi ekonomi yang buruk.

Target donasi ini sebesar Rp200 juta yang akan dialokasikan untuk membantu para pasien, baik untuk perawatan maupun kebutuhan operasional harian. Penggalangan dana ini rencananya akan dibuka hingga akhir Oktober 2021 mendatang.

“Donasi sampai hari ini Rp191.013.744,” ungkap Rudi pada Senin (11/10/2021) pukul 11.22 Wita.

Masyarakat umum yang ingin berdonasi bisa menyalurkan bantuan melalui rekening Suryani Institute for Mental Health Foundation, Bank Mandiri Branch Sanur, Bali dengan nomor 1450010622971.

Bali Run For Hope Galang Dana Rp200 Juta untuk Bantu Pengobatan ODGJlari untuk penggalangan dana bantuan ODGJ di Bali. (Dok. IDN Times / Rudi Waisnawa)

Dalam kegiatan ini, Bali Hope and Freedom berkolaborasi dengan Virtuathlon, Suryani Institute, Ayobantu.com, dan komunitas-komunitas lari di Bali. Beberapa pelari yang turut menyemarakkan event charity ini di antaranya Carla Felany, Nicky Hogan, dan Erry Permana.

Carla Felany mengungkapkan bahwa awalnya ia ingin mengikuti perlombaan lari 100 kilometer di Yogyakarta. Ia dihadapkan pada dua pilihan, antara race atau charity. Lalu memutuskan memilih lari untuk charity.

“Lari itu nggak cuman buat sehat. Nggak cuma buat prestasi. Ini sudah kedua kalinya saya dihadapkan oleh dua pilihan itu. Tapi saya melilih kepada charity karena saya pikir race masih akan ada di tahun-tahun depan,” ungkapnya.

3. Tegaskan bahwa gangguan jiwa bukanlah faktor keturunan

Bali Run For Hope Galang Dana Rp200 Juta untuk Bantu Pengobatan ODGJlari untuk penggalangan dana bantuan ODGJ di Bali. (Dok. IDN Times / Rudi Waisnawa)

Sebagian besar ODGJ di Bali masih hidup terpasung dan dikerangkeng selama bertahun-tahun. Founder ISMH, Prof Luh Ketut Suryani mengungkapkan bahwa banyak orang mengira gangguan jiwa adalah faktor keturunan. Ia menegaskan gangguan jiwa terjadi karena ada trauma masa kecil. Trauma yang terjadi saat masih kecil mulai dari di dalam kandungan hingga 10 tahun pertama. Waktu-waktu tersebutlah yang rentan bagi seseorang mengalami gangguan jiwa.

“Gangguan jiwa bukan faktor keturunan. Tapi karena faktor trauma masa kecil,” tegasnya.

Menurutnya, kondisi yang lebih mengerikan juga terjadi saat ini, di mana banyak anak-anak berumur 2 sampai 3 tahun telah mengalami trauma perkosaan dan sebagainya. Becermin dari kondisi tersebut, ISMH memberikan edukasi terhadap keluarga pasien agar bisa menghadapi keluarganya yang memiliki gangguan jiwa. ISMH juga mendirikan pusat krisis yang dikenal sebagai Layanan Hidup Bahagia (Happy Living Services) di dua kabupaten yakni Kabupaten Karangasem dan Buleleng. 

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya