Apakah Bali Pernah Tsunami? Ini Penjelasan Ahli Geologi

Mitigasi tetap jadi kunci utama

Denpasar, IDN Times – Pulau Bali dikenal dengan keragaman budaya, adat istiadat, dan keindahan alamnya. Lanskap atau bentang alam yang indah, baik berupa pegunungan, perbukitan, lembah, hingga dataran yang subur, merupakan berkah dari aktivitas geologi.

Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Bali, Ida Bagus Oka Agastya, menyampaikan secara geologi,  Pulau Bali dibentuk dari hasil aktivitas penunjaman lempeng Benua Eurasia dan lempeng Samudra Indo-Australia. Aktivitas penunjaman lempeng ini kemudian menghasilkan aktivitas magmatisme dan membentuk gugusan pegunungan di Bali sebagai dasar dari tatanan geologi Pulau Bali.

Potensi positif tatanan geologi Pulau Bali tersebut ternyata juga memiliki potensi bahaya bencana, termasuk tsunami. Berdasarkan sejarah kegempaan besar di Pulau Bali, pernah terjadi gempa Gejer Bali pada tahun 1815. Gempa itu menghasilkan tsunami di pesisir daerah Seririt, Kabupaten Buleleng. 

Baca Juga: Arti Gempa Menurut Teks Bali, Banyak Orang yang Mengalami Kesusahan

1. Secara tektonik Pulau Bali diapit oleh dua sumber gempa potensial

Apakah Bali Pernah Tsunami? Ini Penjelasan Ahli GeologiIlustrasi gempa bumi (IDN Times/Sukma Shakti)

Agastya menjelaskan, secara tektonik Pulau Bali diapit oleh dua sumber gempa potensial yakni Sesar Naik Flores atau Sesar Naik belakang Busur Bali yang berada di sebelah utara Pulau Bali, dan Zona Mega Thrust Segmen Sumba di selatan Pulau Bali.

Kedua sumber gempa tersebut diketahui memiliki sejarah pernah menghasilkan gempa hingga di atas 7 M, di antaranya Sesar Naik Flores 7.8 M dan Mega Thrust Segmen Sumba 8.3 M. Tenaga tersebut cukup berpotensi terjadi tsunami. Selain itu, model pergerakan patahan keduanya berasosiasi dengan model patahan dengan gerakan naik, sehingga menyebabkan mudah terjadi gangguan pada gelombang air laut.

“Adanya dua sumber gempa besar di Bali ini patut perlu diwaspadai. Jika dilihat dari Peta Bahaya Tsunami Pulau Bali yang dirilis oleh Lembaga Penelitian dari German, yakni DLR dan GTZ pada tahun 2009, bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali, menunjukkan daerah-daerah pesisir seperti pesisir Selatan Bali, yakni Seminyak, Kuta, Tanjung Benoa, Serangan, Sanur, Lebih, bahkan di daerah Tanah Lot, memiliki potensi bahaya tsunami yang tinggi dari skenario potensi tsunami yang disebabkan oleh gempa Mega Thrust Segmen Sumba,” jelasnya pada Kamis (13/1/2022).

2. Ada bukti bahwa Pulau Bali pernah mengalami tsunami

Apakah Bali Pernah Tsunami? Ini Penjelasan Ahli GeologiIlustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Pulau Bali juga disebut pernah mengalami kejadian tsunami. Apakah benar? Peristiwa itu dibuktikan dengan adanya penemuan endapan tsunami purba (paleo tsunami deposits) di daerah pesisir selatan Bali. Hal itu menguatkan adanya peristiwa tsunami di masa lampau yang mungkin saja dapat terulang di lokasi yang sama.

Endapan tsunami purba ini ditemukan dari penelitian yang dilakukan oleh Hanif Sulaeman pada tahun 2018 di daerah pantai pesisir Sukawati, Kabupaten Gianyar dan di Pantai Pandawa, Kabupaten Badung.

3. Bali perlu mitigasi dan kesiapsiagaan bencana tsunami

Apakah Bali Pernah Tsunami? Ini Penjelasan Ahli GeologiPantai Batu Belig di Kecamatan Kuta Utara (IDN Times/Ayu Afria)

Berdasarkan potensi dan sejarah geologinya, Bali memiliki potensi bahaya tsunami. Lantas apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Agastya menyampaikan bahwa kegiatan mitigasi menjadi menjadi kunci. Mitigasi dapat berupa struktural, yakni pembangunan shelter atau Tempak Evakuasi Sementara (TES), hingga pemanfaatan banguan bertingkat untuk mengantisipasi bahaya tsunami.

Selain itu, bisa juga melakukan Mitigasi Non-struktural, yakni berupa pemberian edukasi, pelatihan, dan sosialisasi mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan bencana tsunami. Upaya ini harus dimulai dari sekolah dasar hingga masyarakat umum.

“Dalam menunjang upaya mitigasi ini, peranan antar stakeholder sangatlah penting karena mitigasi bencana merupakan investasi dalam menyelamatkan nyawa dan bagi Pulau Bali yang ekonominya bertumpu pada pariwisata. Mitigasi bencana merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk pariwisata yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya