Bali Ditarget Turunkan Kasus COVID-19 dalam Dua Minggu, Sanggupkah? 

Koster mengaku sudah menurun pada 14 September 2020

Denpasar, IDN Times – Presiden Joko Widodo melalui Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan meminta agar dalam waktu dua minggu, delapan provinsi di Indonesia, termasuk Bali, segera menurunkan kasus COVID-19. Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun langsung menyambangi Bali selama tiga hari sejak Jumat (18/9/2020).

Dalam pertemuan di Ruang Rapat Balai Gajah, Jayasabha, Denpasar, Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan langkah yang telah dilakukannya bersama Kapolda Bali dan Pangdam IX/ Udayana dalam penanganan wabah ini. Koster mengaku belakangan ini telah menunjukkan hasil signifikan penurunan angka kasus COVID-19 di Bali.

"Di lapangan sudah menurun sejumlah aktivitas masyarakat, kegiatan adat, termasuk juga tajen. Ditambah adanya Surat Edaran bersama FKUB dan PHDI yang sepakat membatasi aktivitas masyarakat serta penerapan protokol kesehatan (prokes)," ujarnya.

1. Koster mengharapkan bantuan pencegahan hingga pelayanan kesehatan

Bali Ditarget Turunkan Kasus COVID-19 dalam Dua Minggu, Sanggupkah? Gubernur Bali Wayan Koster saat menerima kunjungan Staf Khusus Kementerian Kesehatan, dr Daniel Tjen (Dok.IDN Times/Wayan Koster)

Koster juga menyampaikan telah melakukan koordinasi secara intensif untuk langkah pencegahan dan penanganan. Diakuinya, pada 14 September 2020 lalu sudah ada penurunan jumlah kasus baru per hari. Namun masih harus dikontrol lagi agar kasus baru bisa benar-benar ditekan ke angka minimal.

"Saya berterima kasih Bali dapat perhatian besar pemerintah pusat. Bantuan pada pencegahan hingga pelayanan kesehatan kami sangat harapkan. Sebagai destinasi wisata dunia, Bali diharap bisa jadi wajah penanganan COVID-19 di Indonesia," ucap Koster.

2. Pandangan dunia terhadap Indonesia tertuju ke Bali

Bali Ditarget Turunkan Kasus COVID-19 dalam Dua Minggu, Sanggupkah? Staf Khusus Kementerian Kesehatan, dr Daniel Tjen (Dok.IDN Times/Humas Pemprov Bali))

Sementara itu Staf Khusus Kementerian Kesehatan, dr Daniel Tjen menjelaskan kunjungan tim Kemenkes ini sesuai arahan Presiden Jokowi melalui Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Menurutnya, keberhasilan penanganan COVID-19 di Bali ini akan sangat berperan terhadap pandangan dunia terhadap Indonesia.

Ia juga mengomentari terkait penurunan angka kematian di Provinsi Bali agar dilakukan intervensi dengan membuat definisi operasional dengan benar. Apakah meninggal akibat COVID-19 atau disebabkan penyakit penyerta lain sesuai dengan panduan dari World Health Organization (WHO).

"Bali sebenarnya sudah bagus. Sekarang kita berupaya meningkatkan kepatuhan dalam Prokes sesuai kearifan lokal untuk memutus mata rantai penularan. Tidak perlu tunggu vaksin, mulai dari diri kita, dengan taat prokes adalah cara paling efektif, masif, dan murah untuk tekan kasus baru," kata Dr Tjen.

3. Pintu masuk Bali lewat darat dan laut disebut rawan

Bali Ditarget Turunkan Kasus COVID-19 dalam Dua Minggu, Sanggupkah? Situasi penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk pada Jumat (22/5) menjelang lebaran (Dok.IDN Times/istimewa)

Selain itu, Tjen juga menyoroti pintu masuk Bali, baik melalui jalur perlintasan darat maupun laut yang disebutnya agak rawan.

"Perbatasan darat dan laut harus dijaga ketat. Target diberikan 14 hari, kita harus berusaha percepat dan perbesar angka kesembuhan. Ini perlu langkah konsisten dan intens. Lalu yang tidak kalah penting tenaga kesehatan harus betul- betul dilindungi," ucapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya