Bali Akui PMK Sudah Masuk Sejak Juni, Distan Fokus Lakukan Stamping Out

Semoga tidak menyebar lagi

Denpasar, IDN Times - Penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ternyata sudah sampai ke Provinsi Bali. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, pada Sabtu (2/7/2022).

Sudana mengatakan tetap yakin bahwa wabah ini akan segera selesai. Lalu bagaimana penanganan PMK yang sudah masuk sampai di Bali?

Baca Juga: Cegah PMK, Stok Kambing Kurban Diambil dari Tiga Kabupaten di Bali

1. Sudah ada 63 kasus tersebar di beberapa kabupaten di Bali

Bali Akui PMK Sudah Masuk Sejak Juni, Distan Fokus Lakukan Stamping OutIlustrasi pemeriksaan ternak (ANTARA FOTO/Rahmad)

Wayan Sunada menyampaikan bahwa penyakit PMK memang telah masuk ke Bali sejak Juni 2022 lalu dengan jumlah sebanyak 63 kasus. Kasus ini tersebar di Kabupaten Gianyar sebanyak 38 kasus, di Kabupaten Buleleng sebanyak 21 kasus, dan di Kabupaten Karangasem sebanyak 4 kasus.

"Memang saya tidak munafik bahwa PMK itu sudah masuk ke Bali. Sudah masuk dah. Sudah masuk ke Bali, hanya ada 63 kasus," terangnya.

Munculnya kasus ini pertama kali ditemukan di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Kemudian ditemukan kembali di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Dengan adanya kasus PMK di Bali, Wayan Sunada mengatakan Bali telah menghentikan pengiriman ternak sapi dan ternak potensi penular PMK ke luar Bali.

2. Gejala PMK di Bali tidak separah kejadian di luar pulau

Bali Akui PMK Sudah Masuk Sejak Juni, Distan Fokus Lakukan Stamping OutIlustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Sudana mengungkapkan bahwa gejala ternak sapi yang terkena PMK di Bali memang tidak separah yang terjadi di luar pulau. Gejala yang dialami di antaranya sapi mengeluarkan lendir, demam tinggi, mulutnya bengkak, nafsu makan berkurang, dan luka-luka di mulut.

"Gejala di Bali tidak separah itu. Ada gejala, tapi bisa makan dia. Gejalanya gak parah banget. Ternak-ternak yang positif masih bisa makan, masih lincah, tapi ketika diuji labnya itu positif. Itu yang membuat kuat bahwa ternak itu kena PMK gitu lho. Itu masih sehat. Makannya bagus. Cuma hasil labnya positif," terangnya.

Dengan adanya kejadian tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali langsung berkoordinasi dengan dinas kabupaten/kota se-Bali. Pihaknya berupaya melakukan pencegahan masuknya PMK dan membuat biosekuriti di Gilimanuk, Celukan Bawang, dan Padang Bai. Selain itu setiap pedagang antar pulau harus membawa disinfektan di mobilnya.

3. Pemerintah lakukan stamping out pada ternak positif PMK di Bali

Bali Akui PMK Sudah Masuk Sejak Juni, Distan Fokus Lakukan Stamping Outilustrasi sapi (unsplash.com/Doruk Yemenici)

Pada penanganan kasus di Gianyar, telah dilakukan stamping out pada 38 ternak. Kemudian dari 21 kasus di Buleleng, sebanyak 17 ekor telah distamping out. Sehingga sisa 4 ekor yang dijadwalkan akan segera distamping out. Ditambah lagi sebanyak 4 ekor sapi positif PMK di Karangasem juga dijadwalkan segera distamping out.

"Jadi untuk yang di Gianyar kami sudah lakukan stamping out, memang SOP-nya seperti itu. Kami sudah lakukan stamping out, sudah kami musnahkan gitu lho yang ke 38 itu," terangnya.

Wayan Sunada mengatakan stamping out atau pemotongan paksa ini bertujuan untuk menghilangkan sumber-sumber penyakit. Sebelum dilakukan stamping out, ternak diisolasi terlebih dahulu.

"Yang di Karangasem, rencananya juga kami lakukan stamping out mungkin sekarang atau lagi besok kami turun. Kami akan melakukan koordinasi dulu dengan dinas terkait sama yang punya sapi itu," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya