APMF 2022 di Bali: Transformasi Tren, Konsumen Lebih Suka Hybrid 

Konsumen masa kini dinilai sudah semakin jeli

Badung, IDN Times – Asia Pacific Media Forum (APMF) 2022: Metamorphosis, diselenggarakan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, selama 2 hari, pada Kamis (20/10/2022) dan Jumat (21/10/2022).

Dalam diskusi itu, dibahas bahwa transformasi terbesar dalam tren konsumen di masa pandemik adalah berinteraksi dalam ekosistem hybrid. Konsumen masa kini dinilai semakin jeli dalam memilih kegiatan sebuah brand dan lebih tertarik pada kegiatan yang mampu menghadirkan pengalaman menyeluruh, baik secara offline maupun online.

Baca Juga: IDN Media Tampil Bersama JKT 48 di Asia Pacific Marketing Forum 2022

1. Brand perlu bertransformasi agar tetap relevan dengan konsumen

APMF 2022 di Bali: Transformasi Tren, Konsumen Lebih Suka Hybrid Founder & CEO Zen Media, Shama Hyder. (Dok.IDN Times/istimewa)

Founder & CEO Zen Media, Shama Hyder, pada hari pertama APMF 2022, mengungkapkan bahwa brand yang dapat memberikan pengalaman yang menarik dan relevan di tengah era digital yang kini begitu dinamis, akan menjadi brand yang diingat oleh konsumen. Saat ini pelaku industri pemasaran sedang berada di sebuah era yang menakjubkan.

Hal itu seiring dengan berubahnya pola kebiasaan konsumen dari interaksi sosial di luar ruangan menjadi terisolasi. Apalagi dengan bertambahnya berbagai perantara yang membantu interaksi dengan konsumen, sehingga menjadi semakin penting untuk memikirkan cara meningkatkan relevansi brand.

“Ketika semakin banyak orang membicarakan suatu brand, semakin tinggi pula peluang brand tersebut memperluas jangkauan pasar,” ujar Shama.

2. Pentingnya pelaku industri untuk mengenal konsumen mereka

APMF 2022 di Bali: Transformasi Tren, Konsumen Lebih Suka Hybrid Best Selling Author dan Non-Obvious Trend Curator, Rohit Bhargava. (Dok.IDN Times/istimewa)

Best Selling Author dan Non-Obvious Trend Curator, Rohit Bhargava, menyampaikan bahwa pentingnya pelaku industri untuk mengenal konsumen mereka. Brand yang dapat menerapkan cara berpikir yang tidak biasa dan memahami audiensnya, akan dapat menciptakan tren yang terus berkembang seiring berjalannya waktu dan tetap relevan ke depannya.

“Kita berada di dunia yang penuh dengan informasi dan misinformasi. Untuk menarik perhatian konsumen, kita harus memiliki empati karena dengan memahami orang lain, kita dapat memenangkan hati mereka (konsumen),” ungkapnya.

3. Brand harus menyadari kepercayaan konsumen tidak dapat dibangun dalam waktu singkat

APMF 2022 di Bali: Transformasi Tren, Konsumen Lebih Suka Hybrid Global Lead Strategy Nike Weiden+Kennedy, Sonal Narain. (Dok.IDN Times/istimewa)

Sementara itu, Global Lead Strategy Nike Weiden+Kennedy, Sonal Narain, mengungkapkan bagaimana upaya yang telah dilakukannya dalam mempertahankan relevansi brand. Menurutnya, brand perlu memahami kultur hingga berbicara dengan bahasa dan melihat dari sudut pandang konsumen, menunjukkan secara konsisten, dan genuine, bahwa setiap aksi mereka memang terinspirasi dan dilakukan untuk konsumen.

“Ada kepercayaan yang terbentuk antara brand dengan konsumen secara autentik. Namun, brand harus paham kepercayaan merupakan hasil dari konsistensi dan tidak dapat dibangun dalam waktu singkat,” ungkap Sonal.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya