Tari Kreasi di Bali Masih Punya Warisan Pakem yang Kuat
Banyak karya tari inovasi baru yang masih membawa taksu Bali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Kabupaten Tabanan banyak memiliki seniman tari yang aktif menciptakan kesenian tari. Satu di antaranya seniman asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Nyoman Agus Hari Sudama Giri.
Sudama sudah banyak menciptakan tarian kreasi yang kerap dipentaskan di Pesta Kesenian Bali (PKB). Satu karya tari yang dipentaskan pada PKB 2023 lalu adalah Tari Kreasi Hyang Aji Segara. Ia menata tari ini bersama I Putu Hery Eka Prasetya. Lalu, bagaimana upayanya menciptakan tari kreasinya tanpa menghilangkan identitas budaya?
1. Tari kreasi Hyang Aji Segara menginterpretasikan laut
Sudarma harus menciptakan ide saat PKB 2023 itu digelar dengan tema Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi. Tema ini memuat upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan umat manusia. Sehingga ia mencoba menginterpretasikan laut melalui imajinasi pencipta dalam Tari Kreasi Hyang Aji Segara. Karyanya ini memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan air laut sebagai istana Sang Hyang Baruna. Struktur karya tariannya ini memuat beberapa hal terkait:
- Pepeson: menggambarkan keagungan dan kekuatan Dewa Baruna, yang sama halnya dengan gelombang air laut
- Pengawak: menggambarkan air laut sebagai akhir dari pertemuan segala jenis sumber air
- Pengecet: penggambaran air laut sebagai sumber kehidupan
- Pekaad: penggambaran prosesi ritual berupa banten pakelem, sebagai wujud rasa bakti untuk memuliakan segara sebagai sumber kehidupan.
"Jumlah yang terlibat dalam tarian ini kurang lebih 44 orang, yang terdiri dari 9 orang penari dan 35 orang pengerawit (penabuh gamelan) beserta gerong (penyanyi yang biasanya mengiri gamelan)," ujar Sudama.