TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Selingkuh Susah Diubah, Benarkah Hobi?

Buku The State of Affairsini menyajikan faktanya. Baca deh

Ilustrasi perpisahan (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Pernahkah kamu merasa bingung mengapa orang yang suka berselingkuh sulit berubah? Dalam era modern ini, banyak orang yang terang-terangan berselingkuh, bahkan memamerkannya di media sosial (medsos). Namun pernahkah kamu berpikir apa yang mendorong seseorang untuk berselingkuh dan mengapa perilaku ini sulit diubah?

Esther Perel, seorang ahli psikologi asal Belgia-Amerika dan penulis buku "The State of Affairs: Rethinking Infidelity" memberikan penjelasan mendalam tentang masalah ini. Penasaran, simak penjelasannya berikut!

Baca Juga: 5 Ciri Teman Parasit yang Sering Mengeksploitasi Kamu

1. Sulit mengubah kebiasaan

Ilustrasi sulit mengubah kebiasaan (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sulit untuk mengubah pola perilaku yang sudah terlanjur tertanam dalam diri seseorang, dan hal ini juga berlaku untuk perilaku perselingkuhan. Esther Perel menekankan bahwa pola perilaku yang tidak sehat seperti itu memerlukan pengakuan dan refleksi diri yang mendalam untuk dapat diubah. Namun, masalahnya terletak pada fakta bahwa perilaku perselingkuhan biasanya dipicu oleh kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, atau adanya masalah dalam hubungan yang tidak terselesaikan. Dalam kondisi seperti ini, seseorang mungkin merasa sulit untuk mengubah pola perilakunya karena mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, ketika seseorang sudah terbiasa dengan perilaku perselingkuhan, otak mereka terkondisi untuk merespons dorongan tersebut secara otomatis, sehingga sangat sulit untuk mengubahnya. Oleh karena itu, Esther Perel menyarankan untuk menyelesaikan masalah yang mendasari perilaku perselingkuhan terlebih dahulu. Kemudian baru memulai proses pengubahan perilaku. Dalam hal ini, dibutuhkan kesabaran, tekad yang kuat, dukungan dari pasangan dan profesional untuk mengatasi pola perilaku yang tidak sehat seperti perselingkuhan.

2. Mindset yang sulit diubah

Ilustrasi mindest yang sulit diubah (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mengubah pola perilaku perselingkuhan bukanlah satu-satunya tantangan dalam memperbaiki hubungan. Kesulitan lain yang dihadapi oleh pasangan adalah mengubah pandangan mereka terhadap diri sendiri, pasangan, dan hubungan. Esther Perel berpendapat, perselingkuhan dapat memengaruhi pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, misalnya, merasa bersalah atau tidak berharga.

Selain itu, perselingkuhan juga dapat mengubah pandangan seseorang tentang pasangan mereka, misalnya, kehilangan kepercayaan atau rasa hormat. Hal ini dapat mempersulit proses rekonsiliasi dalam hubungan yang terganggu oleh perselingkuhan. Perel menyarankan pasangan yang menghadapi perselingkuhan perlu membuka diri untuk menggali perasaan dan pandangannya tentang diri sendiri, pasangan, dan hubungan.

Dalam hal ini, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pasangan dan dukungan dari profesional untuk membantu pasangan mengubah pandangan itu, serta membangun kembali kepercayaan dan keintiman dalam hubungan mereka.

3. Terjebak dalam lingkaran setan

Ilustrasi emosi negatif pada pasangan (Unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Seringkali, perselingkuhan menyebabkan seseorang terjebak dalam lingkaran setan yang sulit untuk dihentikan. Dalam buku The State of Affairs: Rethinking Infidelity, Esther Perel menekankan perilaku perselingkuhan tidak hanya memengaruhi hubungan secara langsung, tetapi juga dapat memicu respons negatif lainnya, seperti rasa sakit, kemarahan, dan ketidakpercayaan.

Respons negatif ini kemudian dapat memicu perilaku negatif lainnya, seperti mengabaikan pasangan atau bahkan membalas dendam dengan berselingkuh juga. Dalam kondisi seperti ini, sulit bagi pasangan untuk keluar dari lingkaran negatif dan memperbaiki hubungan mereka.

Oleh karena itu, Esther Perel menyarankan pasangan untuk berhenti, merenung, dan mengambil jeda dari interaksi negatif yang terjadi. Selama jeda ini, pasangan dapat mencari bantuan profesional untuk membantu mereka mengatasi perasaan negatif, dan mencari solusi yang konstruktif untuk mengatasi masalah yang mendasari perselingkuhan. Proses ini memerlukan kesabaran dan komitmen dari kedua belah pihak untuk keluar dari spiral negatif.

4. Tidak puas dengan hubungan yang dijalani

Ilustrasi hubungan (Unsplash.com/Sandy Millar)

Masalah yang mendasari perselingkuhan berasal dari ketidakpuasan dalam hubungan. Esther Perel dalam bukunya menekankan bahwa orang berselingkuh karena mereka merasa kurang terpuaskan dalam hubungannya, atau merasa ada aspek penting dari diri mereka yang tidak diakui oleh pasangan/ Mereka mencari kepuasan emosional atau seksual di luar hubungan mereka.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah perselingkuhan, penting bagi pasangan untuk berkomunikasi terbuka dan jujur tentang kebutuhan serta keinginan mereka. Ini melibatkan pengakuan dan penghargaan akan perbedaan antara pasangan, serta mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut dalam konteks hubungan yang sehat. Namun, mencapai kesepakatan seperti ini memerlukan kerja keras dan komitmen dari kedua belah pihak, serta keberanian untuk mengeksplorasi sisi diri mereka yang belum diakui dan perlu dipenuhi dalam hubungan.

Verified Writer

Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya