TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ciri-ciri Orangtua yang Terapkan Toxic Relationship Pada Anaknya

Biasanya anak sendiri dibanding-bandingin sama orang lain

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/pixabay)

Toxic relationship atau hubungan tidak sehat menurut seorang Psikolog Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, dr Lely Setyawati Kurniawan, didefinisikan sebagai hubungan yang tidak menguntungkan atau menyenangkan, bagi keluarga maupun pasangan.

Menjalani hubungan yang seperti ini justru membuat kalian semakin buruk, menguras tenaga hingga tak berdaya. Apakah kalian mengalaminya? Yuk, simak ulasannya di bawah ini:

1. Sebanyak 13 ribu lebih kasus kekerasan terhadap terjadi sepanjang tahun 2019

Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan pada tahun 2019, tercatat sebanyak 13.568 kasus kekerasan terjadi di Indonesia. Di antaranya kekerasan di ranah private sebesar 71 persen, yang terdiri dari kekerasan terhadap pacar sebesar 21 persen, dan kekerasan kepada istri 53 persen. Sementara 29 persen sisanya merupakan kekerasan dalam kategori lain.

2. Menyesali kehadiran anak dan menunjukkan secara verbal termasuk toxic relationship

Pexels.com/Flora Westbrook

Menurut Lely Setyawati, toxic relationship bisa terjadi karena dipengaruhi oleh trauma masa lalu, dan beban psikologis. Orangtua akan dianggap toxic relationship jika:

  • Menganggap anak sebagai beban hidup
  • Menyesali kehadiran anak dan menunjukkan secara verbal
  • Mengutamakan pikiran dan perasaannya ketimbang anak
  • Menghakimi, menyalahkan dan menghina pilihan hidup anak
  • Merasa iri dan kesal saat anak dipuji oleh orang lain
  • Memandang anak sebagai objek yang perlu dimanfaatkan
  • Memojokkan anak secara fisik dan psikis, terutama saat ia menghadapi kegagalan
  • Membahas jerih payahnya dalam membesarkan anak dan menuntut balasan
  • Sering membandingkan anak dengan orang lain atau saudara kandungnya
  • Tidak mau mendengarkan pendapat dan mengerti kemauan anak. Merasa paling benar dan punya kendali penuh atas kehidupan anak.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Tetap Selingkuh Meski Pernikahannya Bahagia

Berita Terkini Lainnya