TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ujian Rumah Tangga dalam Lima Tahun Pertama Pernikahan

Ini berdasarkan pengalaman penulis di Bali ya

foto hanya ilustrasi (Unsplash.com/Hannah olinger)

Dalam menjalani rumah tangga pernikahan, tentunya setiap pasangan memiliki masalahnya masing-masing. Entah dia berkecukupan secara ekonomi maupun tidak, masalah rumah tangga selalu ada.

Berdasarkan pengalaman penulis yang berasal dari Bali, selama menjalani kehidupan berumah tangga dan melihat rumah tangga orang lain, tantangannya justru terjadi di awal pernikahan. Lima tahun pertama pernikahan adalah waktu yang rentan datangnya masalah di antara kedua pasangan.

Baca Juga: 5 Alasan Pasangan Terjerat Pinjol Itu Golongan Red Flag

Baca Juga: 5 Penyebab Selingkuh Susah Diubah, Benarkah Hobi?

1. Masalah finansial

ilustrasi uang (unsplash.com/ Visual Stories)

Finansial adalah satu hal utama yang perlu diperhitungkan dalam berumah tangga. Finansial kerap menjadi masalah di awal pernikahan, walaupun sudah mapan.

Sebelum berumah tangga, pastinya yang dipikirkan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Namun jika sudah masuk ke jenjang pernikahan, maka pasangan harus mulai memikirkan penggunaan penghasilan untuk kepentingan bersama.

Pengeluaran yang tidak didapat sebelum berumah tangga adalah pengeluaran untuk acara adat maupun keluarga. Kalau di Bali dikenal dengan istilah 'mebraya'.

Jika pasangan sudah menikah, maka ia akan mulai dikenai biaya-biaya terkait kegiatan upacara di desa maupun upacara lainnya. Pada saat ada keluarga atau kerabat menikah, pasangan ini juga akan ada pengeluaran untuk keperluan tersebut. Pengeluaran mebraya ini akan semakin banyak pada musim-musim upacara adat seperti pernikahan.

Selain itu, masalah finansial ini datang di saat pasangan belum siap untuk mengelola keuangannya. Selain biaya mebraya tadi, mereka harus memikirkan biaya untuk anak, biaya rekreasi bersama keluarga, hingga biaya merawat kedua orangtua. Jika tidak bisa mengelola keuangan keluarga dengan baik, walaupun secara finansial mapan, tetap saja akan menjadi masalah baru dalam keluarga.

2. Konflik dengan mertua

Ilustrasi marah. (unsplash.com/Andre Hunter)

Nah, kalau ini penulis paling sering temui. Konflik dengan mertua kerap terjadi karena adanya perbedaan pandangan, kebiasaan, maupun tata krama dalam keluarga. Tidak hanya untuk pasangan yang masih tinggal bersama orangtua mereka. Masalah ini juga bisa menimpa kepada pasangan yang sudah pisah rumah dengan orangtua.

Pola pikir orangtua yang sudah berbeda genre dengan si anak kerap menjadi pemantik timbulnya konflik. Orangtua merasa benar dengan yang ia lakukan, sedangkan si anak maupun menantu merasa hal tersebut sudah tidak relevan lagi dengan keadaan saat ini.

Belum lagi mengenai ego. Jika mertua dan menantu ini sama-sama memiliki ego yang tinggi, hal-hal sekecil apa pun akan bisa menjadi masalah. Jika masing-masing pihak mau menurunkan ego untuk terciptanya keharmonisan dalam rumah tanggi, biasanya hubungan mertua dan menantu ini akan harmonis.

3. Mengasuh anak

Ilustrasi ibu rumah tangga. (Unsplash.com/Rendy Novantino)

Sebelum menikah, pasangan tidak akan pernah bisa membayangkan bagaimana rasanya mengasuh seorang anak. Walaupun sudah memiliki rencana, tetap saja mengasuh anak menjadi hal baru bagi pasangan tersebut.

Pada saat anak pertama hadir, pasangan akan mulai masuk dunia baru dalam pernikahannya. Mereka tidak lagi memikirkan kehidupan mereka berdua saja, tetapi juga harus memikirkan si anak.

Enam bulan dari kelahiran anak pertama adalah waktu yang cukup menguras tenaga dan emosi. Pasangan muda akan merawat bayi untuk pertama kalinya.

Begadang menjadi hal lumrah ketika anak masih bayi. Hal ini cukup menguras tenaga dan meningkatkan emosi. Belum lagi memiliki bayi yang rewel, terutama di malam hari.

Orangtua juga memiliki pola asuh yang berbeda. Masing-masing memiliki pengetahuan mengasuh anak dari sumber yang berbeda. Perbedaan cara mengasuh ini menjadi pemicu pertengkaran di keluarga. Sebaiknya, pasangan berdiskusi dulu tentang cara apa yang akan diambil untuk menerapkan pola asuh bagi anaknya.

4. Perbedaan kebiasaan

Ilustrasi Kencan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam mengawali bahtera rumah tangga, dua insan biasanya akan dihadapkan pada perbedaan kebiasaan. Walaupun sebelumnya telah lama berpacaran, hal ini terkadang baru muncul setelah menikah.

Contohnya, suami memiliki kebiasaan hidup bersih dan rapi di rumah. Ia menyukai suasana yang bersih dan semua tertata rapi. Namun, istrinya adalah sosok yang tidak terlalu memikirkan kebersihan dan kerapian di rumah.

Pastinya, hal ini akan menimbulkan perdebatan-perdebatan kecil di antara mereka. Jika perdebatan ini sering kali muncul dan istri atau sebaliknya tidak mau mengubah kebiasaannya, maka suatu saat akan menimbulkan pertengkaran.

Perbedaan bukan berarti pasangan tidak akan serasi atau harmonis. Justru perbedaan ini. jika disikapi dengan bijaksana oleh masing-masing pasangan akan menjadikan hubungan yang harmonis.

5. Tugas pekerjaan rumah

Ilustrasi bersih. (unsplash.com/Minh Pham)

Jika pasangan memilih hidup terpisah dengan orangtua atau keluarga lainnya dan tidak menggunakan asisten rumah tangga (ART), tentunya dibutuhkan kerja sama untuk melakukan pekerjaan rumah. Setiap rumah tangga pasti memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan setiap hari.

Contoh pekerjaan rumah seperti membersihkan dan merapikan rumah, mencuci baju, memasak, merawat anak, dan lainnya. Pasangan suami istri harus bisa bekerja sama untuk melakukan pekerjaan rumah ini.

Jika hanya satu pihak saja yang katakanlah malas melakukan tugasnya, maka pasangan satunya akan merasa mengambil semua pekerjaan rumah tangga secara berlebihan. Kalau sudah kelelahan, maka bisa menimbulkan emosi dan terkadang menyulut pertengkaran dengan pasangannya.

Kerja sama dalam berbagi peran untuk pekerjaan rumah ini sangat diperlukan. Jika mampu membagi tugasnya dengan baik, biasanya keluarga ini akan lebih harmonis. Tidak ada pasangan yang merasa lelah mengambil pekerjaan rumah tangga.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya